Jisdor BI: Rupiah Terdepresiasi 12 Poin ke Rp13.330/USD
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada Senin (13/2/2017) dibuka melemah. Mata uang Garuda di indeks Bloomberg dibuka turun 23 poin atau 0,17% ke Rp13.335 per USD.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat akhir pekan, rupiah berakhir menurun ke level Rp13.312/USD. Dan sepanjang Jumat (10/2), rupiah berada di kisaran level Rp13.297-Rp13.331/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah juga melemah pada awal perdagangan Senin ini. Rupiah dibuka terperosok 37 poin ke level Rp13.315/USD. Sebelumnya, Jumat lalu, rupiah ditutup berada di level Rp13.278/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah terjatuh hingga 55 poin ke level Rp13.375/USD, dimana sebelumnya berada di level Rp13.320 per USD.
Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Senin (13/2) berada di level Rp13.330 atau terdepresiasi 12 poin dari level Rp13.318/USD pada Jumat lalu.
Melemahnya rupiah karena menguat dolar AS. Melansir dari Reuters, Senin ini, greenback menguat setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Ketika itu, Trump menegaskan kembali reformasi pajak dan membahas kebijakan moneter dengan Abe.
Alhasil, indeks USD pun terkerek terhadap sekeranjang mata uang utama, dengan naik 0,15% ke level 100,940 DXY. Ini membuat USD naik 0,65% ke level ¥113,910.
"Pertemuan Trump dan Abe yang tidak langsung menyentuh isu-isu mata uang telah menguatkan dolar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.
Selain membahas mata uang, kata Yamamoto, Trump mengatakan pemerintahannya akan mengumumkan sesuatu yang fenomenal dalam hal pajak lebih dua atau tiga minggu ke depan. Komentar presiden meningkatkan risk appetite, mengirimkan saham Wall Street ke rekor tertinggi, pada gilirannya mengangkat hasil Treasury AS dari posisi terendah untuk keuntungan dolar.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat akhir pekan, rupiah berakhir menurun ke level Rp13.312/USD. Dan sepanjang Jumat (10/2), rupiah berada di kisaran level Rp13.297-Rp13.331/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah juga melemah pada awal perdagangan Senin ini. Rupiah dibuka terperosok 37 poin ke level Rp13.315/USD. Sebelumnya, Jumat lalu, rupiah ditutup berada di level Rp13.278/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah terjatuh hingga 55 poin ke level Rp13.375/USD, dimana sebelumnya berada di level Rp13.320 per USD.
Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Senin (13/2) berada di level Rp13.330 atau terdepresiasi 12 poin dari level Rp13.318/USD pada Jumat lalu.
Melemahnya rupiah karena menguat dolar AS. Melansir dari Reuters, Senin ini, greenback menguat setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Ketika itu, Trump menegaskan kembali reformasi pajak dan membahas kebijakan moneter dengan Abe.
Alhasil, indeks USD pun terkerek terhadap sekeranjang mata uang utama, dengan naik 0,15% ke level 100,940 DXY. Ini membuat USD naik 0,65% ke level ¥113,910.
"Pertemuan Trump dan Abe yang tidak langsung menyentuh isu-isu mata uang telah menguatkan dolar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.
Selain membahas mata uang, kata Yamamoto, Trump mengatakan pemerintahannya akan mengumumkan sesuatu yang fenomenal dalam hal pajak lebih dua atau tiga minggu ke depan. Komentar presiden meningkatkan risk appetite, mengirimkan saham Wall Street ke rekor tertinggi, pada gilirannya mengangkat hasil Treasury AS dari posisi terendah untuk keuntungan dolar.
(ven)