Kadin DKI: Pemenang Pilkada Harus Tingkatkan Ekonomi Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Hari ini, masyarakat Jakarta merayakan pesta demokrasi: Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Hasil sementara, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bersaing ketat dan diperkirakan akan memasuki putaran kedua.
Dunia usaha pun berharap pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa pro-bisnis, berkeadilan, dan mengikutsertakan pelaku usaha dalam membangun Jakarta. Sehingga tingkat perekonomian Jakarta bisa lebih meningkat.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menyambut baik hasil pilkada yang berjalan aman dan tenang. "Pilkada yang berjalan aman dan tenang ini baik untuk dunia usaha. Memang baru perhitungan sementara, belum bisa menjadi dasar. Kami harapkan hasil akhir dari KPUD," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (15/2/2017).
Sarman menilai selama ini masalah utama Jakarta dan banyak dibahas dalam debat adalah isu sosial politik, yaitu kemiskinan dan ketimpangan. Dan isu sosial politik ini, lanjut dia, pangkalnya adalah ekonomi. Bila masalah perekonomian di ibu kota dibangun dengan berkeadilan, maka masalah sosial di masyarakat bisa diatasi dengan baik. Dengan peningkatan pendapatan warga Jakarta maka bisa mereduksi masalah sosial.
Sarman yang juga Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, mengharapkan jika masuk putaran kedua, pasangan calon bisa mempertajam strategi dalam menggerakan perekonomian Jakarta.
"Dari sensus ekonomi BPS 2016 ada 1,2 juta pelaku usaha di Jakarta. Ini potensi besar yang harus diberdayakan oleh gubernur. Kebijakan ekonomi gubernur harus pro-bisnis, berkeadilan, dan mengikut sertakan pelaku usaha membangun ibu kota. Ini masih sedikit disuarakan," tegasnya.
Selama ini kata Sarman, incumbent sedikit banyak sudah berbuat bagi Jakarta. Namun ada beberapa evaluasi dalam menggerakan perekonomian ibu kota. "Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Jakarta tidak pernah menyentuh 6%. Paling tinggi 5,8%. Seharusnya ada terobosan karena APBD DKI Rp70 triliun dan 60% perputaran ekonomi Indonesia di Jakarta. Seharusnya pertumbuhan ekonomi Jakarta di atas 6%," nilainya.
Adapun pasangan calon nomor tiga, ia melihat merupakan kolaborasi dari akademis dan pengusaha. Meski minim pengalaman di birokrasi, namun Sarman menilai ini merupakan perpaduan antara pemikir dan eksekutor. "Perpaduan teori dan praktik," katanya.
Dan setiap pasangan calon harus juga mendengar kata-kata dari dunia usaha. "Karena Jakarta adalah kota jasa. Pemimpin DKI harus mendengar pelaku usaha dalam menggerakan ekonomi Jakarta," sambungnya. Untuk itu, Kadin DKI Jakarta berharap siapa pun pemenang Pilkada DKI 2017 harus bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6%.
Dunia usaha pun berharap pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa pro-bisnis, berkeadilan, dan mengikutsertakan pelaku usaha dalam membangun Jakarta. Sehingga tingkat perekonomian Jakarta bisa lebih meningkat.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menyambut baik hasil pilkada yang berjalan aman dan tenang. "Pilkada yang berjalan aman dan tenang ini baik untuk dunia usaha. Memang baru perhitungan sementara, belum bisa menjadi dasar. Kami harapkan hasil akhir dari KPUD," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (15/2/2017).
Sarman menilai selama ini masalah utama Jakarta dan banyak dibahas dalam debat adalah isu sosial politik, yaitu kemiskinan dan ketimpangan. Dan isu sosial politik ini, lanjut dia, pangkalnya adalah ekonomi. Bila masalah perekonomian di ibu kota dibangun dengan berkeadilan, maka masalah sosial di masyarakat bisa diatasi dengan baik. Dengan peningkatan pendapatan warga Jakarta maka bisa mereduksi masalah sosial.
Sarman yang juga Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, mengharapkan jika masuk putaran kedua, pasangan calon bisa mempertajam strategi dalam menggerakan perekonomian Jakarta.
"Dari sensus ekonomi BPS 2016 ada 1,2 juta pelaku usaha di Jakarta. Ini potensi besar yang harus diberdayakan oleh gubernur. Kebijakan ekonomi gubernur harus pro-bisnis, berkeadilan, dan mengikut sertakan pelaku usaha membangun ibu kota. Ini masih sedikit disuarakan," tegasnya.
Selama ini kata Sarman, incumbent sedikit banyak sudah berbuat bagi Jakarta. Namun ada beberapa evaluasi dalam menggerakan perekonomian ibu kota. "Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Jakarta tidak pernah menyentuh 6%. Paling tinggi 5,8%. Seharusnya ada terobosan karena APBD DKI Rp70 triliun dan 60% perputaran ekonomi Indonesia di Jakarta. Seharusnya pertumbuhan ekonomi Jakarta di atas 6%," nilainya.
Adapun pasangan calon nomor tiga, ia melihat merupakan kolaborasi dari akademis dan pengusaha. Meski minim pengalaman di birokrasi, namun Sarman menilai ini merupakan perpaduan antara pemikir dan eksekutor. "Perpaduan teori dan praktik," katanya.
Dan setiap pasangan calon harus juga mendengar kata-kata dari dunia usaha. "Karena Jakarta adalah kota jasa. Pemimpin DKI harus mendengar pelaku usaha dalam menggerakan ekonomi Jakarta," sambungnya. Untuk itu, Kadin DKI Jakarta berharap siapa pun pemenang Pilkada DKI 2017 harus bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6%.
(ven)