India Geser Jepang Jadi Pasar Ekspor Ketiga Terbesar RI
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan bahwa pada periode Januari 2017 terjadi pergeseran pasar ekspor Indonesia, dimana India berhasil menggusur Jepang sebagai pasar ekspor terbesar ketiga Indonesia. Pada Januari 2017, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD13,38 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke India mencapai USD1,32 miliar atau 10,89% dari total ekspor Indonesia. Adapun komoditas yang diekspor ke negara tersebut antara lain minyak sawit (crude palm oil/CPO), batubara dan bijih kerak dan abu logam.
"Beberapa komoditas terbesar ke India utk Januari 2017 adalah CPO kenaikannya 187%, batubara dan bijih kerak dan abu logam. Jadi ini yang membuat India menempati posisi ketiga bulan Januari 2017," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Selain itu, Amerika Serikat (AS) yang biasanya menduduki posisi pertama pasar ekspor Indonesia, kini digusur oleh China. Total eskpor non migas ke China mencapai USD1,5 miliar, atau 12,80% dari total nilai ekspor. Sementara AS yang biasanya berada di urutan pertama, justru hanya mencatatkan nilai ekspor USD1,43 miliar, atau hanya 11,77% dari nilai ekspor.
“Terjadi pergeseran pangsa pasar ekspor. Dari yang tadinya ke AS menjadi ke China di Januari,” imbuh dia.
Sayangnya, dia masih belum mengetahui melempemnya ekspor Indonesia ke AS apakah terpengaruh oleh kebijakan proteksionis AS di bawah pimpinan Donald Trump. Apakah ada pengaruh dari Trump? "Saya belum bisa jawab. Karena masih belum pasti kebijakan ekonominya. Imigran saja masih menjadi isu," tandasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke India mencapai USD1,32 miliar atau 10,89% dari total ekspor Indonesia. Adapun komoditas yang diekspor ke negara tersebut antara lain minyak sawit (crude palm oil/CPO), batubara dan bijih kerak dan abu logam.
"Beberapa komoditas terbesar ke India utk Januari 2017 adalah CPO kenaikannya 187%, batubara dan bijih kerak dan abu logam. Jadi ini yang membuat India menempati posisi ketiga bulan Januari 2017," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Selain itu, Amerika Serikat (AS) yang biasanya menduduki posisi pertama pasar ekspor Indonesia, kini digusur oleh China. Total eskpor non migas ke China mencapai USD1,5 miliar, atau 12,80% dari total nilai ekspor. Sementara AS yang biasanya berada di urutan pertama, justru hanya mencatatkan nilai ekspor USD1,43 miliar, atau hanya 11,77% dari nilai ekspor.
“Terjadi pergeseran pangsa pasar ekspor. Dari yang tadinya ke AS menjadi ke China di Januari,” imbuh dia.
Sayangnya, dia masih belum mengetahui melempemnya ekspor Indonesia ke AS apakah terpengaruh oleh kebijakan proteksionis AS di bawah pimpinan Donald Trump. Apakah ada pengaruh dari Trump? "Saya belum bisa jawab. Karena masih belum pasti kebijakan ekonominya. Imigran saja masih menjadi isu," tandasnya.
(ven)