Apindo Berharap Dana Tax Amnesty Segera Digelontorkan
A
A
A
YOGYAKARTA - Para pengusaha berharap agar dana dari tax amnesty (pengampunan pajak) segera bisa dinikmati untuk menggerakkan sektor bisnis di negara ini. Ketika sektor bisnis di negara ini telah bergerak maka pertumbuhan ekonomi di Tanah Air bisa semakin terangkat dan mampu melebih target yang ditetapkan sebelumnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, Apindo telah menginisiasi anggotanya untuk mengikuti program tax amnesty. Sejumlah dana sudah berhasil dikumpulkan pemerintah dari wajib pajak yang mengikuti program pengampunan pajak.
Dana repatriasi pajak atau hasil deklarasi tersebut harapannya bisa menggerakkan sektor riil di Indonesia. "Tetapi justru sampai sekarang belum begitu terasa," ujarnya, Kamis (16/2/2017).
Nampaknya apa yang dilakukan pemerintah justru kebalikannya. Karena pemerintah justru berusaha menyerap dana tersebut. Pemerintah mengeluarkan surat utang negara dengan harapan banyak dana yang masuk ke kas negara dan bisa menjadi penopang pembangunan.
Sampai saat ini, peredaran uang di Indonesia justru masih sedikit. Ia mencatat peredaran uang yang ada di hanya sekitar 45% dari total nilai GDP (gross domestic product). Tentu hal tersebut sangat mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia karena likuditas yang terbatas tersebut. Seharusnya pemerintah memperbesar jumlah uang yang beredar di masyarakat.
"Ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi. Harusnya konsumsi digenjot dengan peningkatan jumlah uang yang beredar," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, Apindo telah menginisiasi anggotanya untuk mengikuti program tax amnesty. Sejumlah dana sudah berhasil dikumpulkan pemerintah dari wajib pajak yang mengikuti program pengampunan pajak.
Dana repatriasi pajak atau hasil deklarasi tersebut harapannya bisa menggerakkan sektor riil di Indonesia. "Tetapi justru sampai sekarang belum begitu terasa," ujarnya, Kamis (16/2/2017).
Nampaknya apa yang dilakukan pemerintah justru kebalikannya. Karena pemerintah justru berusaha menyerap dana tersebut. Pemerintah mengeluarkan surat utang negara dengan harapan banyak dana yang masuk ke kas negara dan bisa menjadi penopang pembangunan.
Sampai saat ini, peredaran uang di Indonesia justru masih sedikit. Ia mencatat peredaran uang yang ada di hanya sekitar 45% dari total nilai GDP (gross domestic product). Tentu hal tersebut sangat mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia karena likuditas yang terbatas tersebut. Seharusnya pemerintah memperbesar jumlah uang yang beredar di masyarakat.
"Ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi. Harusnya konsumsi digenjot dengan peningkatan jumlah uang yang beredar," ujarnya.
(ven)