Transformasi Perusahaan, Kinerja BNI Multifinance Bersinar

Selasa, 21 Februari 2017 - 21:39 WIB
Transformasi Perusahaan, Kinerja BNI Multifinance Bersinar
Transformasi Perusahaan, Kinerja BNI Multifinance Bersinar
A A A
JAKARTA - “Badai telah berlalu,” ujar Direktur Utama PT BNI Multifinance Suwaluyo, meminjam judul film karya Eros Djarot yang tenar pada 1977. Suwaluyo pun menganalogikan masa lalu BNI Multifinance yang terpuruk telah berlalu dan kini kinerjanya bersinar.

Suwaluyo mengaku ditunjuk oleh induk perusahaan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) untuk membenahi BNI Multifinance sekitar Oktober 2015. Ia pun melakukan transformasi perusahaan dengan mengedepankan pembenahan manajemen.

Singkat cerita, melalui pembenahan manajemen dan sinergi dengan induk perusahaan, Suwaluyo berhasil “menyulap” perseroan yang sempat merugi menjadi untung. “Tahun 2015 lalu, kerugian mencapai Rp12 miliar namun pada 2016, kami berhasil meraih keuntungan setelah pajak sebesar Rp8,1 miliar. Tahun ini target kami Rp26,5 miliar,” ujarnya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Pertumbuhan aset perusahaan pun bersinar. Awalnya, pada Oktober 2015, aset BNI Multifinance Rp140 miliar, pada Desember 2015 naik menjadi Rp177 miliar. Lalu pada akhir 2016 meningkat tajam menjadi Rp517 miliar. Tahun ini menargetkan sebesar Rp1,37 triliun.

Dengan pencapaian itu, BNI Multifinance pada tahun ini menargetkan pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp1,2 triliun. Jumlah tersebut naik dari sebelumnya Rp428 miliar pembiayaan tahun 2016. Baca Juga: BNI Multifinance Targetkan Laba 2017 Sebesar Rp26 Miliar
Untuk mencapai itu, perseroan akan menguatkan porsi komersial dan konsumer. Saat ini porsi komersial 75% berbanding konsumer 25%, dan akan mengubah 35% penyaluran ke sektor konsumer dan 65% ke sektor komersil. Di sektor konsumer, BNI Multifinance juga menawarkan pembiayaan seperti renovasi rumah, kendaraan bermotor dan yang baru dilaunching adalah kredit kepemilikan rumah (KPR).

Strategi yang akan dilakukan mulai dari mencari nasabah-nasabah berkualitas hingga mencari potential bisnis yang bisa digarap. “BNI Multifinance juga memanfaatkan data nasabah BNI induk yang memiliki track record yang baik, serta penyaluran kredit secara selektif untuk mencegah non performing finance (NPF) meningkat,” ujarnya.

Hal ini dilakukan guna menekan potensi risiko NPF (kredit macet) agar tetap terjaga di bawah 1%. Kualitas kredit sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar kredit macet, semakin besar pula potensi perusahaan mengalami kerugian.“Kami tidak ingin NPF meningkat satu rupiah pun. NPF kami tahun lalu 0,26% jauh dibawah industri yang sekitar 2,2%. Dulu saat merugi NPF kami mencapai 10%,” katanya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5823 seconds (0.1#10.140)