Disparitas Harga Cabai Rawit di Yogyakarta Masih Tinggi
A
A
A
YOGYAKARTA - Cabai rawit merah masih menjadi persoalan di Yogyakarta yang hingga hari ini harga cabai rawit merah masih bertahan di level Rp150.000 per kg. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Yogyakarta mengaku tidak bisa mengatasinya dengan cara instan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan, permasalahan cabai rawit di Yogyakarta bukan karena persoalan pasokan. Melainkan karena adanya disparitas harga cukup tinggi dengan wilayah lain. Sehingga banyak cabai rawit merah asal Yogyakarta yang lari ke luar daerah terlebih dahulu sebelum sampai ke pasar wilayah ini.
"Cabai rawit yang dipanen di DIY lebih dahulu dibawa ke luar daerah seperti Muntilan. Baru setelah itu dijual lagi ke DIY," kata dia di Yogyakarta, Jumat (10/2/2017).
Sebenarnya, panenan cabai rawit merah cukup melimpah. Dalam sehari, panenan cabai rawit merah mampu mencapai 82,5 ton. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding konsumsi cabai rawit merah yang hanya 2,5 ton dalam sehari. Sisanya banyak yang lari ke luar daerah termasuk yang dikonsumsi di DIY.
Saat ini, terdapat disparitas harga antara Yogyakarta dengan daerah sekitarnya. Para pedagang menggunakan standar harga di luar DIY yang sudah tinggi untuk menjual cabai rawit di DIY. Sehingga, TPID DIY sulit untuk melakukan intervensi harga cabai rawit merah.
Berbagai upaya mereka lakukan, termasuk dengan lelang cabai rawit merah di Kulonprogo. "Tetapi kami sinyalir yang ikut lelang juga pedagang dari luar daerah," ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan, permasalahan cabai rawit di Yogyakarta bukan karena persoalan pasokan. Melainkan karena adanya disparitas harga cukup tinggi dengan wilayah lain. Sehingga banyak cabai rawit merah asal Yogyakarta yang lari ke luar daerah terlebih dahulu sebelum sampai ke pasar wilayah ini.
"Cabai rawit yang dipanen di DIY lebih dahulu dibawa ke luar daerah seperti Muntilan. Baru setelah itu dijual lagi ke DIY," kata dia di Yogyakarta, Jumat (10/2/2017).
Sebenarnya, panenan cabai rawit merah cukup melimpah. Dalam sehari, panenan cabai rawit merah mampu mencapai 82,5 ton. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding konsumsi cabai rawit merah yang hanya 2,5 ton dalam sehari. Sisanya banyak yang lari ke luar daerah termasuk yang dikonsumsi di DIY.
Saat ini, terdapat disparitas harga antara Yogyakarta dengan daerah sekitarnya. Para pedagang menggunakan standar harga di luar DIY yang sudah tinggi untuk menjual cabai rawit di DIY. Sehingga, TPID DIY sulit untuk melakukan intervensi harga cabai rawit merah.
Berbagai upaya mereka lakukan, termasuk dengan lelang cabai rawit merah di Kulonprogo. "Tetapi kami sinyalir yang ikut lelang juga pedagang dari luar daerah," ujarnya.
(izz)