Pasar Baru IORA Sokong Surplus Neraca Dagang Indonesia

Jum'at, 10 Maret 2017 - 21:34 WIB
Pasar Baru IORA Sokong...
Pasar Baru IORA Sokong Surplus Neraca Dagang Indonesia
A A A
JAKARTA - Perluasan pasar ekspor baru di kawasan Samudra Hindia efektif menambah surplus neraca perdagangan Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menyatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA) yang baru saja digelar, bakal ditindaklanjuti dengan sejumlah perjanjian bilateral antar Indonesia dengan negara-negara anggota IORA.

Optimisme sama dikemukakan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo. Ia mendukung pernyataan Mendag Enggartiasto, bahwa setiap negara yang menjadi anggota IORA merupakan pasar potensial bagi Indonesia. Apalagi 70% perdagangan dunia memang melewati Samudera Hinda.

Sayangnya, potensi besar ini belum tergarap maksimal lantaran Indonesia sejak awal lebih berorientasi menjual produk ke Amerika, Asia Utara, Jepang, China dan Eropa. (Baca: IORA Momentum Tepat Tingkatkan Ekspor Indonesia )

"Nah, dengan adanya IORA, kita bisa temukan negara-negara tersebut. Memang tidak akan langsung ada kejutan dengan ledakan ekspor yang mencuat. Tetapi kita saat ini menangkap pasar mereka dulu, kita pegang, kita dikenal, dari sana kita bisa mengenalkan banyak produk kita di negara mereka,” tuturnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Kepala Ekonom BCA David Sumual juga mengapresiasi langkah pemerintah menindaklanjuti pembukaan pasar ekspor baru pasca IORA. Ia menuturkan, selama puluhan tahun negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia tidak berubah, itu-itu saja seperti Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa.

“Jadi kalau sekarang ada kawasan baru, ini akan menjadi potensi pasar yang besar kalau bisa dikembangkan. Kita kan juga khawatir jika mendadak terjadi sesuatu di Amerika. Apalagi kecenderungan China kan pertumbuhan ekonominya juga melambat. Jadi kita perlu diversifikasi, cari pasar baru,” tutur David.

Ia mengatakan, selama ini Indonesia kerap terlena dengan hanya mengekspor sejumlah komoditas dalam bentuk bahan mentah. Karenanya, untuk menggarap pasar baru di kawasan Samudera Hindia, Indonesia harus menggenjot produk-produk manufaktur.

Mendag Enggar mengatakan, anggota IORA yang kebanyakan merupakan negara berkembang menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi Indonesia, karena memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi.

"Dari sisi itu kita melihat kesempatannya besar dan sejalan dengan perintah Presiden kepada kami untuk membuka pasar baru, pasar ini sangat potensial,” tuturnya.

Tercatat, potensi ekspor ke Afrika mencapai USD550 miliar pada 2016, namun realisasi ekspor Indonesia baru mencapai USD4,2 miliar. Selain itu, potensi lain adalah dengan pasar Timur Tengah yang mencapai USD975 miliar, sementara Indonesia baru mencapai USD5 miliar.

"Sejauh ini sudah ada kesepakatan dengan 21 kamar dagang negara anggota IORA dan merumuskan 11 pokok pikiran yang akan dituangkan ke Action Plan. Ia menerangkan, 11 pokok pikiran ini sebagian besar merujuk ke pemberdayaan UMKM," tukas dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)