Bandara NYIA, Paduan Budaya Jawa dan Internasional
A
A
A
YOGYAKARTA - Yogyakarta sedang bergegas menuju kota megapolitan melalui pembangunan bandara baru: New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo. Kendati memiliki konsep desain modern, namun tidak melupakan budaya asli Yogyakarta. Bandara baru ini menjadi sebuah mahakarya seni terbaru di Yogyakarta.
Dalam acara Babar Gambar Bandara NYIA, terungkap konsep desain baru bandara yang diselenggarakan PT Angkasa Pura I. Konsep tersebut adalah perpaduan keselerasan sentuhan budaya Jawa dengan konsep modern dan internasional.
Airport Planning Group Head PT Angkasa Pura I, Yudha Prana Sugarda mengungkapkan, desain bandara baru sudah terpilih melalui sebuah kompetisi. Namun desain tersebut baru sekedar fisik semata, sehingga perlu ada ruh yang mencirikan konsep benar-benar Yogyakarta. Khususnya sebagai penanda bandara NYIA adalah Yogyakarta.
"Desain itu hanya raga, ruh ada di dalamnya. Nah ruh khusus Yogyakarta itu seperti apa? Ini yang akan kami wujudkan," tuturnya, Jumat (17/3/2017).
Oleh karena itu, dalam Babar Gambar Bandara Anyar NYIA, pihaknya menghadirkan seniman dan budayawan dari Yogyakarta. Harapannya, melalui kritik dan saran mereka nanti, ruh Ngayogyakarto dalam bandara baru nanti benar-benar bisa mereka dapatkan dalam bandara ini.
Pemenang Desain dari PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho mengatakan ada satu hal yang tidak bisa dilakukan sendiri oleh PT Virama Karya dalam menghadirkan konsep Yogyakarta dalam bandara baru nanti. Sehingga pihaknya harus melibatkan olah rasa dan olah karsa dari budayawan, seniman serta pemangku kepentingan Yogyakarta untuk membuat rasa bandara benar-benar Yogyakarta.
Satu hal yang ingin dituangkan dalam konsep bandara ini yaitu sebuah ruh untuk memberi pengalaman kepada pengunjung ketika masuk hingga keluar bandara. Bukan sekadar dari bentuk arsitektur tetapi semangat agar bandara ini selalu melekat di hati penumpang, baik operasional, security, layanan, dan juga hal lainnya.
Menurutnya, bandara bukan bangunan ikonik yang harus mengadopsi sebuah proses transfer penumpang antar moda. Jadi bandara bukan hanya menjadi tujuan akhir. Sebagai sebuah gerbang, Bandara NYIA harus mencerminkan sebuah Kori Agung sebuah kawasan.
"Kami ingin mempresentasikan sebagai gerbang atau Kori Agung Ngayogyakarto Hadiningrat," terangnya.
Untuk itu, bandara ini memiliki nuansa filosofi dan arsitektur yang kental akan warna budaya Jawa. Dari sisi arsitektur, menghadirkan rengkuhan unik pesona batik dan memadukan dengan green concept serta integrasi teknologi modern, baik operasional dan pelayanan.
Selain itu, ada juga nuansa seni budaya Jawa untuk mereduksi tingkat stress penumpang. Diantaranya dengan merepresentasi desain Serat Ronggowarsito, pujangga besar Jawa abad 19. Selain itu ada desain interior yang memadukan nuansa Pantai Glagah dan Gumuk Pasir di bandara baru ini.
Dalam acara Babar Gambar Bandara NYIA, terungkap konsep desain baru bandara yang diselenggarakan PT Angkasa Pura I. Konsep tersebut adalah perpaduan keselerasan sentuhan budaya Jawa dengan konsep modern dan internasional.
Airport Planning Group Head PT Angkasa Pura I, Yudha Prana Sugarda mengungkapkan, desain bandara baru sudah terpilih melalui sebuah kompetisi. Namun desain tersebut baru sekedar fisik semata, sehingga perlu ada ruh yang mencirikan konsep benar-benar Yogyakarta. Khususnya sebagai penanda bandara NYIA adalah Yogyakarta.
"Desain itu hanya raga, ruh ada di dalamnya. Nah ruh khusus Yogyakarta itu seperti apa? Ini yang akan kami wujudkan," tuturnya, Jumat (17/3/2017).
Oleh karena itu, dalam Babar Gambar Bandara Anyar NYIA, pihaknya menghadirkan seniman dan budayawan dari Yogyakarta. Harapannya, melalui kritik dan saran mereka nanti, ruh Ngayogyakarto dalam bandara baru nanti benar-benar bisa mereka dapatkan dalam bandara ini.
Pemenang Desain dari PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho mengatakan ada satu hal yang tidak bisa dilakukan sendiri oleh PT Virama Karya dalam menghadirkan konsep Yogyakarta dalam bandara baru nanti. Sehingga pihaknya harus melibatkan olah rasa dan olah karsa dari budayawan, seniman serta pemangku kepentingan Yogyakarta untuk membuat rasa bandara benar-benar Yogyakarta.
Satu hal yang ingin dituangkan dalam konsep bandara ini yaitu sebuah ruh untuk memberi pengalaman kepada pengunjung ketika masuk hingga keluar bandara. Bukan sekadar dari bentuk arsitektur tetapi semangat agar bandara ini selalu melekat di hati penumpang, baik operasional, security, layanan, dan juga hal lainnya.
Menurutnya, bandara bukan bangunan ikonik yang harus mengadopsi sebuah proses transfer penumpang antar moda. Jadi bandara bukan hanya menjadi tujuan akhir. Sebagai sebuah gerbang, Bandara NYIA harus mencerminkan sebuah Kori Agung sebuah kawasan.
"Kami ingin mempresentasikan sebagai gerbang atau Kori Agung Ngayogyakarto Hadiningrat," terangnya.
Untuk itu, bandara ini memiliki nuansa filosofi dan arsitektur yang kental akan warna budaya Jawa. Dari sisi arsitektur, menghadirkan rengkuhan unik pesona batik dan memadukan dengan green concept serta integrasi teknologi modern, baik operasional dan pelayanan.
Selain itu, ada juga nuansa seni budaya Jawa untuk mereduksi tingkat stress penumpang. Diantaranya dengan merepresentasi desain Serat Ronggowarsito, pujangga besar Jawa abad 19. Selain itu ada desain interior yang memadukan nuansa Pantai Glagah dan Gumuk Pasir di bandara baru ini.
(ven)