Jangkau Ruang Publik, PLN Sediakan 17 SPLU
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero kembali melakukan inovasi layanan terhadap masyarakat. Kali ini, mereka memasang Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), sebuah alat pengisian daya listrik yang terinspirasi dari ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina.
Alat ini terpasang di titik-titik strategis yaitu ruang publik. Alat ini sengaja dipasang PT PLN untuk melayani kebutuhan listrik di ruang publik karena sudah menjadi komitmen BUMN ini menyediakan sarana layanan di tempat-tempat publik.
Supervisor Pelayanan Pelanggan PT PLN Area Yogyakarta, Sukarniasih mengungkapkan, berdasarkan survei yang mereka lakukan dan melihat kebiasaan masyarakat, banyak yang membutuhkan listrik dalam beraktifitas. Namun menjadi masalah ketika berada di ruang publik yang tidak menyediakan stop kontak.
"Nah dengan ini maka kami juga bisa melayani masyarakat non pelanggan," tuturnya, Selasa (21/3/2017).
Setiap SPLU yang ada, biasanya terdapat 2-4 kWh (kilo watt hour) meter. Masing-masing kWh meter akan memiliki 2-4 stop kontak yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Dan untuk memanfaatkannya, maka masyarakat terlebih dahulu membeli token (isi ulang) listrik di lokasi tak jauh dari SPLU tersebut.
Setelah itu, token tersebut diisikan ke kWh meter sesuai kode yang tertera. Saldo minimal yang tersedia untuk token listrik SPLU ini sebesar Rp5.000. Dan token yang ada disediakan secara khusus karena tidak bisa digunakan di kWh meter lainnya. KWh meter yang terpasang di SPLU ruang publik memiliki daya maksimal 5500 VA alias Volt Ampere.
Asih mengatakan, rencananya di area Yogyakarta akan terpasang 17 titik, namun baru terealisasi sekitar 14 unit. Ke-17 unit tersebut masing-masing empat tempat yaitu Pasar prambanan, Pasar Kalasan, Pertigaan Berbah dan Lapangan Stadion Maguwoharjo.
Di Kulon Progo akan ada dua unit yaitu di Alun-alun Wates. "Rencana memang dua tetapi baru satu yang terpasang," terangnya.
Di Bantul akan ada beberapa titik seperti di PSG dan Paseban, Kecamatan Sedayu ada di Lapangan Banyuraden dan Lapangan Kasihan. Sementara di Gunungkidul ada di Alun-Alun Wonosari. Di Sleman ada di Lapangan Denggung, depan TVRI dan di Monumen Jogja Kembali (Monjali).
Ia mengakui, di Kota Yogyakarta sendiri justru belum terpasang. Namun menurut rencana, SPLU tersebut akan dipasang di JEC, Taman Pintar dan Alun-alun Kidul. Ia menandaskan, alat-alat tersebut akan terpasang semuanya hingga akhir tahun ini. "Sejak Januari sudah terpasang. Dan responsnya mulai meningkat," tuturnya.
Humas PLN Area Distribusi Yogyakarta, Paulus Kardiman menambahkan, penyediaan SPLU ini memang untuk memudahkan masyarakat mendapatkan listrik. Bahkan SPLU ini memungkinkan untuk dimanfaatkan para pedagang kaki lima yang ada di ruang publik. Biasanya para pedagang ini secara patungan membeli pulsa listrik untuk menerangi lapak mereka.
"Beberapa lokasi kami temukan ada lapak-lapak pedagang yang secara ilegal menyambung listrik ke jaringan kami. Ini sangat membahayakan, makanya kami sediakan SPLU," tandasnya.
Alat ini terpasang di titik-titik strategis yaitu ruang publik. Alat ini sengaja dipasang PT PLN untuk melayani kebutuhan listrik di ruang publik karena sudah menjadi komitmen BUMN ini menyediakan sarana layanan di tempat-tempat publik.
Supervisor Pelayanan Pelanggan PT PLN Area Yogyakarta, Sukarniasih mengungkapkan, berdasarkan survei yang mereka lakukan dan melihat kebiasaan masyarakat, banyak yang membutuhkan listrik dalam beraktifitas. Namun menjadi masalah ketika berada di ruang publik yang tidak menyediakan stop kontak.
"Nah dengan ini maka kami juga bisa melayani masyarakat non pelanggan," tuturnya, Selasa (21/3/2017).
Setiap SPLU yang ada, biasanya terdapat 2-4 kWh (kilo watt hour) meter. Masing-masing kWh meter akan memiliki 2-4 stop kontak yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Dan untuk memanfaatkannya, maka masyarakat terlebih dahulu membeli token (isi ulang) listrik di lokasi tak jauh dari SPLU tersebut.
Setelah itu, token tersebut diisikan ke kWh meter sesuai kode yang tertera. Saldo minimal yang tersedia untuk token listrik SPLU ini sebesar Rp5.000. Dan token yang ada disediakan secara khusus karena tidak bisa digunakan di kWh meter lainnya. KWh meter yang terpasang di SPLU ruang publik memiliki daya maksimal 5500 VA alias Volt Ampere.
Asih mengatakan, rencananya di area Yogyakarta akan terpasang 17 titik, namun baru terealisasi sekitar 14 unit. Ke-17 unit tersebut masing-masing empat tempat yaitu Pasar prambanan, Pasar Kalasan, Pertigaan Berbah dan Lapangan Stadion Maguwoharjo.
Di Kulon Progo akan ada dua unit yaitu di Alun-alun Wates. "Rencana memang dua tetapi baru satu yang terpasang," terangnya.
Di Bantul akan ada beberapa titik seperti di PSG dan Paseban, Kecamatan Sedayu ada di Lapangan Banyuraden dan Lapangan Kasihan. Sementara di Gunungkidul ada di Alun-Alun Wonosari. Di Sleman ada di Lapangan Denggung, depan TVRI dan di Monumen Jogja Kembali (Monjali).
Ia mengakui, di Kota Yogyakarta sendiri justru belum terpasang. Namun menurut rencana, SPLU tersebut akan dipasang di JEC, Taman Pintar dan Alun-alun Kidul. Ia menandaskan, alat-alat tersebut akan terpasang semuanya hingga akhir tahun ini. "Sejak Januari sudah terpasang. Dan responsnya mulai meningkat," tuturnya.
Humas PLN Area Distribusi Yogyakarta, Paulus Kardiman menambahkan, penyediaan SPLU ini memang untuk memudahkan masyarakat mendapatkan listrik. Bahkan SPLU ini memungkinkan untuk dimanfaatkan para pedagang kaki lima yang ada di ruang publik. Biasanya para pedagang ini secara patungan membeli pulsa listrik untuk menerangi lapak mereka.
"Beberapa lokasi kami temukan ada lapak-lapak pedagang yang secara ilegal menyambung listrik ke jaringan kami. Ini sangat membahayakan, makanya kami sediakan SPLU," tandasnya.
(ven)