BKPM Dukung Investor Global Bangun Kawasan Industri Terintegrasi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung investor global yang berkomitmen membangun infrastruktur dan kawasan industri terintegrasi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen BKPM menarik minat investor global guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyambut baik kehadiran mitra asing di Indonesia sebagai salah satu upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah.
"Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dibutuhkan beberapa hal, salah satunya investasi. Kita masih butuh banyak investasi dari perusahaan asing yang datang ke Indonesia. Ini bukan masalah sudah cukup atau belum tapi memang kita masih butuhkan karena kita tetap ingin tumbuh dan berkembang," ujar dia kepada media, Jakarta, Selasa (28/3/2017).
Menurutnya, tahun ini Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi 5,2% dan akan menjadi 6,1% di tahun berikutnya. Kebutuhan investasi untuk mencapai target 6,1% diperkirakan sebesar Rp863 triliun.
Menurutnya, BKPM tidak hanya mencari investor yang tertarik berinvestasi, namun mereka berkomitmen menjadi mitra strategis Indonesia secara jangka panjang. Pemerintah juga mengedepankan pengalaman dan track record setiap investor.
"Kita kalau mengadakan promosi lebih kedepankan one on one meeting dengan menemui investor yang punya track record, berpengalaman, punya pendanaan kuat, dan sudah banyak melakukan kegiatan usaha di bidang yang kita tawarkan," imbuhnya.
Sebelumnya, BKPM secara masif memasarkan potensi investasi daerah-daerah di Indonesia seperti menggelar Regional Investment Forum (RIF) di Nusa Dua, Bali guna menggaet calon investor dalam negeri maupun investor global.
Dalam kegiatan itu, BKPM menghadirkan sejumlah pembicara utama seperti Duta Besar Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab, serta perwakilan pelaku bisnis dan calon investor dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Jepang, Persatuan Emirat Arab, Swedia, Singapura, Malaysia, India dan beberapa negara besar lain.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, berharap pemerintah mendukung peningkatan jumlah kemitraan dengan pihak swasta dan investor global.
Salah satunya dengan skema public private partnership (PPP). Cara ini, bisa mempercepat pembangunan kawasan industri, baik yang masuk program pembangunan 14 kawasan industri pemerintah maupun pengembangan kawasan industri lain.
"Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pemerintah bisa mencarikan solusi misalnya deregulasi dan debirokrasi untuk memudahkan investor global masuk atau BUMN yang ingin berinvestasi," ungkap Johnny.
Dia juga berharap pemerintah mendukung penuh jika ada investor global yang mengusung visi mengembangkan kawasan industri sekaligus membangun kota-kota industri baru yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dan sosial.
Kota-kota industri baru ini harus berwawasan lingkungan dan dikembangkan secara holistik dengan turut mempertimbangkan potensi lokal untuk pengembangan komersil, area residensial, konektivitas infrastruktur transportasi dan penerapan teknologi.
"Akan lebih baik bila investor tersebut mampu mengembangkan High-Tech Eco Industrial City untuk industri-industri bernilai tambah contohnya manufaktur industri high-tech, e-commerce, biotechnology, dan juga mampu membangun infrastruktur penghubung transportasi antara kawasan industri dan kawasan residensial," tuturnya.
BKPM gencar menjajaki investor-investor yang memiliki komitmen dan visi yang searah dengan pemerintah, baik investor yang menjadi mitra Indonesia maupun investor baru. Mitra Indonesia saat ini antara lain Japan International Corporation Agency (JICA) dari Jepang yang tengah membangun MRT Jakarta dan Tasweek Real Estate Development dari Persatuan Emirat Arab.
Adapun investor baru adalah CFLD (Singapore) Investment Pte. Ltd. Ini merupakan perusahaan investasi global yang listing di Singapura dan berpengalaman dalam mengembangkan kota serta kawasan industri dengan track record 52 proyek kawasan kota dan industri di seluruh dunia, termasuk Mesir, Vietnam, Kamboja, dan Amerika Serikat.
Pada 2017 investor Jepang berencana merambah untuk berinvestasi di bidang real estate dan properti. Sementara investor Korea Selatan, yang bergerak di bidang pembangunan properti berencana membangun properti di Bali yaitu shopping mal, retail mal, bioskop, dan duty free shop dan rencana proyek properti (residence & retail complex) di Kota Tangerang, Banten.
Adapun CFLD berkomitmen membangun kawasan industri terintegrasi hunian dengan nilai investasi USD1,5 miliar atau Rp19,5 triliun dalam lima tahun ke depan.
Mereka selama ini dikenal sebagai investor global yang mampu menjadi pintu masuk investasi lain (gateway investment) di kawasan yang mereka kelola. Antara lain, dengan mendatangkan tenant dari perusahaan-perusahaan global untuk kawasan industri.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyambut baik kehadiran mitra asing di Indonesia sebagai salah satu upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah.
"Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dibutuhkan beberapa hal, salah satunya investasi. Kita masih butuh banyak investasi dari perusahaan asing yang datang ke Indonesia. Ini bukan masalah sudah cukup atau belum tapi memang kita masih butuhkan karena kita tetap ingin tumbuh dan berkembang," ujar dia kepada media, Jakarta, Selasa (28/3/2017).
Menurutnya, tahun ini Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi 5,2% dan akan menjadi 6,1% di tahun berikutnya. Kebutuhan investasi untuk mencapai target 6,1% diperkirakan sebesar Rp863 triliun.
Menurutnya, BKPM tidak hanya mencari investor yang tertarik berinvestasi, namun mereka berkomitmen menjadi mitra strategis Indonesia secara jangka panjang. Pemerintah juga mengedepankan pengalaman dan track record setiap investor.
"Kita kalau mengadakan promosi lebih kedepankan one on one meeting dengan menemui investor yang punya track record, berpengalaman, punya pendanaan kuat, dan sudah banyak melakukan kegiatan usaha di bidang yang kita tawarkan," imbuhnya.
Sebelumnya, BKPM secara masif memasarkan potensi investasi daerah-daerah di Indonesia seperti menggelar Regional Investment Forum (RIF) di Nusa Dua, Bali guna menggaet calon investor dalam negeri maupun investor global.
Dalam kegiatan itu, BKPM menghadirkan sejumlah pembicara utama seperti Duta Besar Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab, serta perwakilan pelaku bisnis dan calon investor dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Jepang, Persatuan Emirat Arab, Swedia, Singapura, Malaysia, India dan beberapa negara besar lain.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, berharap pemerintah mendukung peningkatan jumlah kemitraan dengan pihak swasta dan investor global.
Salah satunya dengan skema public private partnership (PPP). Cara ini, bisa mempercepat pembangunan kawasan industri, baik yang masuk program pembangunan 14 kawasan industri pemerintah maupun pengembangan kawasan industri lain.
"Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pemerintah bisa mencarikan solusi misalnya deregulasi dan debirokrasi untuk memudahkan investor global masuk atau BUMN yang ingin berinvestasi," ungkap Johnny.
Dia juga berharap pemerintah mendukung penuh jika ada investor global yang mengusung visi mengembangkan kawasan industri sekaligus membangun kota-kota industri baru yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dan sosial.
Kota-kota industri baru ini harus berwawasan lingkungan dan dikembangkan secara holistik dengan turut mempertimbangkan potensi lokal untuk pengembangan komersil, area residensial, konektivitas infrastruktur transportasi dan penerapan teknologi.
"Akan lebih baik bila investor tersebut mampu mengembangkan High-Tech Eco Industrial City untuk industri-industri bernilai tambah contohnya manufaktur industri high-tech, e-commerce, biotechnology, dan juga mampu membangun infrastruktur penghubung transportasi antara kawasan industri dan kawasan residensial," tuturnya.
BKPM gencar menjajaki investor-investor yang memiliki komitmen dan visi yang searah dengan pemerintah, baik investor yang menjadi mitra Indonesia maupun investor baru. Mitra Indonesia saat ini antara lain Japan International Corporation Agency (JICA) dari Jepang yang tengah membangun MRT Jakarta dan Tasweek Real Estate Development dari Persatuan Emirat Arab.
Adapun investor baru adalah CFLD (Singapore) Investment Pte. Ltd. Ini merupakan perusahaan investasi global yang listing di Singapura dan berpengalaman dalam mengembangkan kota serta kawasan industri dengan track record 52 proyek kawasan kota dan industri di seluruh dunia, termasuk Mesir, Vietnam, Kamboja, dan Amerika Serikat.
Pada 2017 investor Jepang berencana merambah untuk berinvestasi di bidang real estate dan properti. Sementara investor Korea Selatan, yang bergerak di bidang pembangunan properti berencana membangun properti di Bali yaitu shopping mal, retail mal, bioskop, dan duty free shop dan rencana proyek properti (residence & retail complex) di Kota Tangerang, Banten.
Adapun CFLD berkomitmen membangun kawasan industri terintegrasi hunian dengan nilai investasi USD1,5 miliar atau Rp19,5 triliun dalam lima tahun ke depan.
Mereka selama ini dikenal sebagai investor global yang mampu menjadi pintu masuk investasi lain (gateway investment) di kawasan yang mereka kelola. Antara lain, dengan mendatangkan tenant dari perusahaan-perusahaan global untuk kawasan industri.
(izz)