Tiphone Mobile Bukukan Pendapatan Rp27 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) berhasil membukukan pendapatan bersih tahun 2016 sebesar Rp27,3 triliun atau naik 24% dibanding 2015.
Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis voucher yang memberikan kontribusi sekitar 80% dari pendapatan perseroan.
"Selama 2016, TELE meraih pendapatan bersih dari segmen bisnis voucher dan kartu perdana sebesar Rp21,9 triiliun atau naik 50% dibanding 2015. Peningkatan pendapatan tersebut dampak dari pertumbuhan layanan data, yang diakibatkan oleh pengembangan jaringan 4G oleh operator seluler sepanjang 2016," kata Direktur Utama TELE Tan Lie Pin dalam rilisnya, Jakarta, Sabtu (1/4/2017).
Mobile data diperkirakan tumbuh sekitar 30%-40% pada 2016 yang mendorong pembelian paket data operator, khususnya Telkomsel. Selain itu, pertumbuhan pendapatan dari segmen voucher tersebut juga hasil dari pengembangan jaringan distribusi baru yang dilakukan perseroan dengan melibatkan mitra strategis seperti kalangan perbankan dan jaringan nontradisional lainnya.
Sementara, sepanjang 2016, TELE giat melakukan ekspansi dengan mengembangkan jaringan distribusi modern bekerja sama dengan perbankan, baik pembelian voucher melalui ATM maupun internet banking.
Pengembangan jaringan baru tersebut mampu meningkatkan kontribusi pendapatan perseroan secara signifikan sampai akhir tahun.
"Berkembangnya layanan 4G dan pengembangan ke jaringan distribusi kerja sama dengan perbankan yang kami lakukan pada 2016 telah memberikan hasil positif terhadap kinerja perseroan. pendapatan voucher tidak hanya tumbuh tetapi juga kontribusi segmen voucher dalam pendapatan bersih perseroan juga meningkat," tuturnya.
Pada 2016, kontribusi pendapatan segmen voucher terhadap pendapatan bersih perseroan mencapai 80%, mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding 2015 yang hanya sekitar 66%. Kontribusi pendapatan dari telepon seluler turun dari 34% di 2015 menjadi hanya 20% pada 2016.
Selain kontribusinya menurun, pendapatan dari telepon selular juga ikut menurun dari Rp7,4 triliun pada 2015 menjadi Rp5,4 triliun di 2016.
Hal ini disebabkan turunnya pasar smartphone akibat persaingan yang ketat dengan merek lain dan harga yang lebih murah. Meskipun demikian, TELE optimistis pada 2017 pendapatan dari segmen telepon seluler akan meningkat menyusul kerja sama perseroan dengan PT BB Merah Putih dalam mendistribusikan produk BlackBerry.
"Selain itu, jaringan retail Telesindo Shop dan Megafon, yang merupakan anak perusahaan TELE, dipercaya sebagai organized retailer untuk penjualan iPhone 7 pada tahun ini," jelas dia.
Dengan pendapatan tersebut, TELE berhasil membukukan laba kotor 2016 sebesar Rp1,6 triliun atau naik sekitar 31% dibanding periode sama pada tahun lalu. Sedangkan laba usaha juga meningkat sekitar 31% menjadi Rp1,0 triliun.
Corporate Secretary TELE, Semuel Kurniawan mengatakan, pada 2016 perseroan masih mampu mempertahankan margin laba usaha pada kisaran 3,7% atau naik tipis dibanding 2015 sebesar 3,5%.
"Untuk 2016, TELE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp468,9 miliar atau naik sebesar 27% dibanding 2015 yang mencapai Rp370,6 miliar, dengan margin laba bersih tetap berada di kisaran 1,7%," ujarnya.
Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis voucher yang memberikan kontribusi sekitar 80% dari pendapatan perseroan.
"Selama 2016, TELE meraih pendapatan bersih dari segmen bisnis voucher dan kartu perdana sebesar Rp21,9 triiliun atau naik 50% dibanding 2015. Peningkatan pendapatan tersebut dampak dari pertumbuhan layanan data, yang diakibatkan oleh pengembangan jaringan 4G oleh operator seluler sepanjang 2016," kata Direktur Utama TELE Tan Lie Pin dalam rilisnya, Jakarta, Sabtu (1/4/2017).
Mobile data diperkirakan tumbuh sekitar 30%-40% pada 2016 yang mendorong pembelian paket data operator, khususnya Telkomsel. Selain itu, pertumbuhan pendapatan dari segmen voucher tersebut juga hasil dari pengembangan jaringan distribusi baru yang dilakukan perseroan dengan melibatkan mitra strategis seperti kalangan perbankan dan jaringan nontradisional lainnya.
Sementara, sepanjang 2016, TELE giat melakukan ekspansi dengan mengembangkan jaringan distribusi modern bekerja sama dengan perbankan, baik pembelian voucher melalui ATM maupun internet banking.
Pengembangan jaringan baru tersebut mampu meningkatkan kontribusi pendapatan perseroan secara signifikan sampai akhir tahun.
"Berkembangnya layanan 4G dan pengembangan ke jaringan distribusi kerja sama dengan perbankan yang kami lakukan pada 2016 telah memberikan hasil positif terhadap kinerja perseroan. pendapatan voucher tidak hanya tumbuh tetapi juga kontribusi segmen voucher dalam pendapatan bersih perseroan juga meningkat," tuturnya.
Pada 2016, kontribusi pendapatan segmen voucher terhadap pendapatan bersih perseroan mencapai 80%, mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding 2015 yang hanya sekitar 66%. Kontribusi pendapatan dari telepon seluler turun dari 34% di 2015 menjadi hanya 20% pada 2016.
Selain kontribusinya menurun, pendapatan dari telepon selular juga ikut menurun dari Rp7,4 triliun pada 2015 menjadi Rp5,4 triliun di 2016.
Hal ini disebabkan turunnya pasar smartphone akibat persaingan yang ketat dengan merek lain dan harga yang lebih murah. Meskipun demikian, TELE optimistis pada 2017 pendapatan dari segmen telepon seluler akan meningkat menyusul kerja sama perseroan dengan PT BB Merah Putih dalam mendistribusikan produk BlackBerry.
"Selain itu, jaringan retail Telesindo Shop dan Megafon, yang merupakan anak perusahaan TELE, dipercaya sebagai organized retailer untuk penjualan iPhone 7 pada tahun ini," jelas dia.
Dengan pendapatan tersebut, TELE berhasil membukukan laba kotor 2016 sebesar Rp1,6 triliun atau naik sekitar 31% dibanding periode sama pada tahun lalu. Sedangkan laba usaha juga meningkat sekitar 31% menjadi Rp1,0 triliun.
Corporate Secretary TELE, Semuel Kurniawan mengatakan, pada 2016 perseroan masih mampu mempertahankan margin laba usaha pada kisaran 3,7% atau naik tipis dibanding 2015 sebesar 3,5%.
"Untuk 2016, TELE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp468,9 miliar atau naik sebesar 27% dibanding 2015 yang mencapai Rp370,6 miliar, dengan margin laba bersih tetap berada di kisaran 1,7%," ujarnya.
(izz)