PLN Batal Cabut Proyek HVDC 500kV dari RUPTL
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akhirnya memutuskan untuk tetap memasukkan proyek pembangunan teknologi transmisi daya arus searah (High Voltage Direct Current/HVDC) 500 kilovolt (kV) dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2017-2026. Padahal sebelumnya, PLN sempat mempertanyakan urgensi dari proyek tersebut.
(Baca Juga: ESDM Sosialisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan, pembangunan proyek HVDC melalui jalur bawah laut untuk pengembangan pembangkit Sumatera-Jawa akan tetap direalisasikan. Pembangunannya akan dilakukan pada 2021, dengan target rampung pada 2024.
"Akhirnya HVDC yang 500 kV, pemerintah dan PLN sepakat mungkin akan dikerjakan. Mungkin 2024 itu harus selesai. Mulainya 2021," katanya di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Menurutnya, proyek HVDC 500 kV tetap dilakukan karena hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan pembangkit yang dapat mengirim energi listrik dari wilayah yang memiliki sumber energi primer tinggi, ke wilayah lain yang sumber energinya terbatas.
Mantan Menteri Perhubungan ini menjelaskan, pada 2020 pertumbuhan ekonomi diprediksi telah mencapai 6%. Suplai listrik di wilayah Pulau Jawa pun diprediksi akan berkelebihan sebanyak 5 gigawatt (GW).
Melihat kondisi tersebut, Jonan berharap bahwa proyek HVDC tak hanya dapat mengaliri listrik dari Sumatera ke Jawa. Melainkan juga dapat mengaliri listrik dari Jawa ke Sumatera.
"Pertumbuhan ekonomi 6% atau kurang sampai 2021 semua jadi. Itu Jawa akan kelebihan. Kapasitas terpasang akan over supply 5 GW sekurang-kurangnya atau kalau ini diteruskan sampai 2024 ini mungkin tetap kelebihan 5 GW," tandasnya.
(Baca Juga: ESDM Sosialisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan, pembangunan proyek HVDC melalui jalur bawah laut untuk pengembangan pembangkit Sumatera-Jawa akan tetap direalisasikan. Pembangunannya akan dilakukan pada 2021, dengan target rampung pada 2024.
"Akhirnya HVDC yang 500 kV, pemerintah dan PLN sepakat mungkin akan dikerjakan. Mungkin 2024 itu harus selesai. Mulainya 2021," katanya di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Menurutnya, proyek HVDC 500 kV tetap dilakukan karena hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan pembangkit yang dapat mengirim energi listrik dari wilayah yang memiliki sumber energi primer tinggi, ke wilayah lain yang sumber energinya terbatas.
Mantan Menteri Perhubungan ini menjelaskan, pada 2020 pertumbuhan ekonomi diprediksi telah mencapai 6%. Suplai listrik di wilayah Pulau Jawa pun diprediksi akan berkelebihan sebanyak 5 gigawatt (GW).
Melihat kondisi tersebut, Jonan berharap bahwa proyek HVDC tak hanya dapat mengaliri listrik dari Sumatera ke Jawa. Melainkan juga dapat mengaliri listrik dari Jawa ke Sumatera.
"Pertumbuhan ekonomi 6% atau kurang sampai 2021 semua jadi. Itu Jawa akan kelebihan. Kapasitas terpasang akan over supply 5 GW sekurang-kurangnya atau kalau ini diteruskan sampai 2024 ini mungkin tetap kelebihan 5 GW," tandasnya.
(akr)