Cara Pemerintah Turunkan Harga Daging Sapi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan bahwa tingginya harga daging sapi di pasaran beberapa waktu belakangan terjadi karena minimnya pasokan sapi hidup (bakalan) yang ada di Indonesia. Hal ini menyebabkan pasokan daging sapi berkurang dan kemudian membuat pedagang menaikkan harga daging sapi yang mereka jual.
(Baca Juga: Kemendag: Daging Kerbau Mulai Diminati Masyarakat dan Industri
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardana mengungkapkan, ketersediaan sapi bakalan menjadi salah satu faktor yang menentukan harga daging sapi di pasaran. Karena itu, salah satu fokus pemerintah adalah meningkatkan ketersediaan sapi bakalan di beberapa daerah.
"Memang harga ini tergantung sapi bakalan (hidup), kita sedang mengusahakan agar sapi bakalan turun," katanya dalam acara Roundtable Discussion yang digelar Koran SINDO dan SINDOnews.com di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Untuk memenuhi ketersediaan sapi bakalan, lanjut dia, pemerintah telah mengimpornya dari Australia. Tak hanya itu, pihaknya juga membuka sumber pasokan sapi bakalan baru dari beberapa negara seperti Meksiko, Spanyol, dan Brazil. "Sedang dalam proses dengan pemerintah Australia. Kita membuka sumber pasokan sapi hidup baru dari Meksiko, dan sedang dijajaki juga dari Spanyol dan kita juga buka pasar dari Brazil," imbuh dia.
Untuk menurunkan harga daging sapi di pasaran, tambah Indrasari, pemerintah juga mencoba memasukkan daging kerbau impor dari India lewat Bulog. Dia mengklaim, cara ini sangat signifikan menurunkan harga daging sapi di Tanah Air.
"Ini (daging kerbau impor) punya dampak signifikan agar harga tidak naik dan menurunkan daging sapi beku. Sekarang daging sapi beku sudah Rp80 ribu sampai Rp85 ribu. Sementara daging India maksimal Rp80.000," tandasnya.
(Baca Juga: Kemendag: Daging Kerbau Mulai Diminati Masyarakat dan Industri
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardana mengungkapkan, ketersediaan sapi bakalan menjadi salah satu faktor yang menentukan harga daging sapi di pasaran. Karena itu, salah satu fokus pemerintah adalah meningkatkan ketersediaan sapi bakalan di beberapa daerah.
"Memang harga ini tergantung sapi bakalan (hidup), kita sedang mengusahakan agar sapi bakalan turun," katanya dalam acara Roundtable Discussion yang digelar Koran SINDO dan SINDOnews.com di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Untuk memenuhi ketersediaan sapi bakalan, lanjut dia, pemerintah telah mengimpornya dari Australia. Tak hanya itu, pihaknya juga membuka sumber pasokan sapi bakalan baru dari beberapa negara seperti Meksiko, Spanyol, dan Brazil. "Sedang dalam proses dengan pemerintah Australia. Kita membuka sumber pasokan sapi hidup baru dari Meksiko, dan sedang dijajaki juga dari Spanyol dan kita juga buka pasar dari Brazil," imbuh dia.
Untuk menurunkan harga daging sapi di pasaran, tambah Indrasari, pemerintah juga mencoba memasukkan daging kerbau impor dari India lewat Bulog. Dia mengklaim, cara ini sangat signifikan menurunkan harga daging sapi di Tanah Air.
"Ini (daging kerbau impor) punya dampak signifikan agar harga tidak naik dan menurunkan daging sapi beku. Sekarang daging sapi beku sudah Rp80 ribu sampai Rp85 ribu. Sementara daging India maksimal Rp80.000," tandasnya.
(akr)