Sinergi Regional Kunci Reformasi Ekonomi Negara
A
A
A
JAKARTA - Sinergi regional merupakan salah satu kunci reformasi dan resiliensi ekonomi negara-negara ASEAN. Demikian mengemuka dalam seminar Global Economic Outlook in ASEAN Perspective yang diselenggarakan Jumat (28/04) di Bank Indonesia, Jakarta.
“Secara regional, ASEAN muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Pencapaian positif ini dapat terwujud berkat keeratan dan sinergi antarnegara di kawasan, sejalan dengan semakin kuatnya agenda integrasi ekonomi ASEAN,” demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dalam siaran pers di Jakarta.
Selanjutnya, Agus menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan global saat ini, kerja sama antarnegara ASEAN perlu semakin diperkuat.
Menurut dia, integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN, seperti tertuang dalam Komunitas Ekonomi ASEAN, terus berfokus kepada tiga pilar, yaitu integrasi keuangan, keuangan inklusif dan stabilitas keuangan.
Dengan agenda Komunitas Ekonomi ASEAN yang terus berjalan, ASEAN akan mampu mengambil peranan lebih besar lagi di ekonomi global.
Seminar yang dipandu oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri ini dihadiri oleh beberapa tokoh ekonomi terkemuka, baik dari dalam maupun luar negeri.
Salah satu pembicara adalah Maurice Obstfeld, Penasihat Ekonomi dan Direktur Departemen Penelitian IMF. Seminar dihadiri pula beberapa deputi gubernur dan pejabat dari negara-negara ASEAN, yaitu Perry Warjiyo dari Bank Indonesia, Diwa Guinigundo dari Bangko Sentral ng Pilipinas, Ong Chong Tee dari Monetary Authority of Singapore, Sukhdave Singh dari Bank Negara Malaysia, dan Mathee Supapongse dari Bank of Thailand.
Seminar kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Voyage to Indonesia, yaitu perjalanan menuju pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank (IMF-World Bank Annual Meetings) 2018 yang akan berlangsung di Bali, Indonesia.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah merupakan salah satu bukti pengakuan dunia atas reformasi dan resiliensi ekonomi Indonesia.
“Secara regional, ASEAN muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Pencapaian positif ini dapat terwujud berkat keeratan dan sinergi antarnegara di kawasan, sejalan dengan semakin kuatnya agenda integrasi ekonomi ASEAN,” demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dalam siaran pers di Jakarta.
Selanjutnya, Agus menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan global saat ini, kerja sama antarnegara ASEAN perlu semakin diperkuat.
Menurut dia, integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN, seperti tertuang dalam Komunitas Ekonomi ASEAN, terus berfokus kepada tiga pilar, yaitu integrasi keuangan, keuangan inklusif dan stabilitas keuangan.
Dengan agenda Komunitas Ekonomi ASEAN yang terus berjalan, ASEAN akan mampu mengambil peranan lebih besar lagi di ekonomi global.
Seminar yang dipandu oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri ini dihadiri oleh beberapa tokoh ekonomi terkemuka, baik dari dalam maupun luar negeri.
Salah satu pembicara adalah Maurice Obstfeld, Penasihat Ekonomi dan Direktur Departemen Penelitian IMF. Seminar dihadiri pula beberapa deputi gubernur dan pejabat dari negara-negara ASEAN, yaitu Perry Warjiyo dari Bank Indonesia, Diwa Guinigundo dari Bangko Sentral ng Pilipinas, Ong Chong Tee dari Monetary Authority of Singapore, Sukhdave Singh dari Bank Negara Malaysia, dan Mathee Supapongse dari Bank of Thailand.
Seminar kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Voyage to Indonesia, yaitu perjalanan menuju pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank (IMF-World Bank Annual Meetings) 2018 yang akan berlangsung di Bali, Indonesia.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah merupakan salah satu bukti pengakuan dunia atas reformasi dan resiliensi ekonomi Indonesia.
(ven)