Ahmad Bambang Ngaku Tahu Kelemahan Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengaku mengetahui secara mendalam kelemahan Pertamina. Bahkan, dia mengaku berani bersaing jika memiliki produk serupa dengan produk dari Pertamina.
Maklum saja, pria yang akrab disapa Abe ini sudah 29 tahun berkarier di BUMN migas tersebut. Dia membeberkan, salah satu kelemahan Pertamina adalah tidak merekrut tenaga pemasaran (marketing) dan lebih memilih memasarkan produk lewat agen.
"Semua BUMN yang dulu monopoli, marketing bukan marketing sendiri, semua pakai agen, mau gas atau apa. Tidak langsung ke konsumen," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Akibatnya, kata dia, Pertamina tidak siap memasarkan langsung ke konsumen saat ada persaingan. Hal tersebut pernah terjadi pada saat Pertamina menguasai pasar pelumas di Tanah Air.
"Pelumas dulu (menguasai) 100%. Begitu dibuka (persaingan) tinggal 50% itu waktu saya masuk. Oke sekarang naik sedikit 59%. Karena dulu pakai agen distributor, makanya kemarin terima salesman 1.000 orang, jadi direct ke konsumen," tuturnya.
Menurutnya, Pertamina harus menghilangkan kelemahan tersebut jika ingin terus membesar di masa akan datang. Pemasaran produk pun diminta untuk tidak selalu bergantung pada agen.
"Saya bisa jadi pesaing Pertamina yang berat. Karena saya tahu kelemahan Pertamina banyak. Kalau kalian enggak berubah, itu yang saya hajar kalau saya jadi pesaing," tuturnya.
Tantangan Abe untuk bersaing dengan Pertamina semata agar perusahaan pelat merah tersebut tergerak untuk melakukan perubahan. Jika tidak, Pertamina akan sulit untuk berhadapan dengan industri migas kelas dunia.
"Saya juga kan karier di Pertamina, tentu ingin Pertamina makin gede. paling enggak selain besar di dalam negeri juga mestinya di ASEAN. Masa kalah terus sama Petronas. Jadi jangan diplintir, saya pakai keras gitu supaya teman-teman tergerak untuk berubah. Kan tadi saya bilang, kalau kalian enggak berubah saya akan jadi pesaing yang berat untuk Pertamina," terang Abe.
Maklum saja, pria yang akrab disapa Abe ini sudah 29 tahun berkarier di BUMN migas tersebut. Dia membeberkan, salah satu kelemahan Pertamina adalah tidak merekrut tenaga pemasaran (marketing) dan lebih memilih memasarkan produk lewat agen.
"Semua BUMN yang dulu monopoli, marketing bukan marketing sendiri, semua pakai agen, mau gas atau apa. Tidak langsung ke konsumen," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Akibatnya, kata dia, Pertamina tidak siap memasarkan langsung ke konsumen saat ada persaingan. Hal tersebut pernah terjadi pada saat Pertamina menguasai pasar pelumas di Tanah Air.
"Pelumas dulu (menguasai) 100%. Begitu dibuka (persaingan) tinggal 50% itu waktu saya masuk. Oke sekarang naik sedikit 59%. Karena dulu pakai agen distributor, makanya kemarin terima salesman 1.000 orang, jadi direct ke konsumen," tuturnya.
Menurutnya, Pertamina harus menghilangkan kelemahan tersebut jika ingin terus membesar di masa akan datang. Pemasaran produk pun diminta untuk tidak selalu bergantung pada agen.
"Saya bisa jadi pesaing Pertamina yang berat. Karena saya tahu kelemahan Pertamina banyak. Kalau kalian enggak berubah, itu yang saya hajar kalau saya jadi pesaing," tuturnya.
Tantangan Abe untuk bersaing dengan Pertamina semata agar perusahaan pelat merah tersebut tergerak untuk melakukan perubahan. Jika tidak, Pertamina akan sulit untuk berhadapan dengan industri migas kelas dunia.
"Saya juga kan karier di Pertamina, tentu ingin Pertamina makin gede. paling enggak selain besar di dalam negeri juga mestinya di ASEAN. Masa kalah terus sama Petronas. Jadi jangan diplintir, saya pakai keras gitu supaya teman-teman tergerak untuk berubah. Kan tadi saya bilang, kalau kalian enggak berubah saya akan jadi pesaing yang berat untuk Pertamina," terang Abe.
(izz)