Salah Data Ekonomi Akan Pertaruhkan Kredibilitas Negara
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, tim ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat data ekonomi, harus bertanggung jawab atas kekeliruan statemen Jokowi beberapa hari lalu soal pertumbuhan ekonomi Indonesia.
(Baca Juga: Indef: Kurang Pas Membandingkan Ekonomi RI dengan Negara G20)
Menurutnya, tim ekonomi Jokowi juga harus mendapatkan bahan masukan. "Jadi, ini kritik besar dari kita jangan sampai di forum internasional untuk mengeluarkan statement seperti itu. Kita harus benar-benar jeli jangan sampai ada hal data sangat penting, karena data itu menunjukkan kredibilitas suatu negara," kata dia di kantor Indef, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Menurutnya, India juga pernah mengalami hal serupa ketika mengklaim angka inflasi, bahkan China juga mengalami kredibilitas data soal pertumbuhan ekonomi.
"Jadi, jangan bermain-main dengan data, karena ini meyangkut kredibilitas perekonomian juga. Dan itu betul pasti ada kaitannya dengan dunia internsional terutama pada investor yang mau masuk ke Indonesia. Terus nanti akan mikir dan melihat, bagaimana mungkin saya akan berinvestasi jika kredibilitasnya diragukan," tuturnya.
Berikutnya adalah missintepretasi. Maka, ke depannya jika ingin mengeluarkan sebuah data, baik pertumbuhan ekonomi, industri, maupun kemiskinan, jangan sampai sepotong-potong dan harus dicek lagi oleh tim ekonominya.
"Karena, kalau sudah terlanjut sepotong-potong, kita akhirnya nanti betul, menurunkan kepercayaan kepada investor. Jangan sampai ada blunder-blunder yang sebenarnya tidak perlu, padahal fundamental kita sebenarnya sudah cukup baik ditopang konsumsi rumah tangga," tutur Bhima.
Baca Juga:
Jokowi Jawab Kritikan Ekonom Asing Soal Peringkat Ekonomi RI
Kolumnis Ekonomi SCMP Kritik Peringkat PDB Jokowi
Johan Budi Jelaskan Pernyataan PDB Presiden Jokowi
(Baca Juga: Indef: Kurang Pas Membandingkan Ekonomi RI dengan Negara G20)
Menurutnya, tim ekonomi Jokowi juga harus mendapatkan bahan masukan. "Jadi, ini kritik besar dari kita jangan sampai di forum internasional untuk mengeluarkan statement seperti itu. Kita harus benar-benar jeli jangan sampai ada hal data sangat penting, karena data itu menunjukkan kredibilitas suatu negara," kata dia di kantor Indef, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Menurutnya, India juga pernah mengalami hal serupa ketika mengklaim angka inflasi, bahkan China juga mengalami kredibilitas data soal pertumbuhan ekonomi.
"Jadi, jangan bermain-main dengan data, karena ini meyangkut kredibilitas perekonomian juga. Dan itu betul pasti ada kaitannya dengan dunia internsional terutama pada investor yang mau masuk ke Indonesia. Terus nanti akan mikir dan melihat, bagaimana mungkin saya akan berinvestasi jika kredibilitasnya diragukan," tuturnya.
Berikutnya adalah missintepretasi. Maka, ke depannya jika ingin mengeluarkan sebuah data, baik pertumbuhan ekonomi, industri, maupun kemiskinan, jangan sampai sepotong-potong dan harus dicek lagi oleh tim ekonominya.
"Karena, kalau sudah terlanjut sepotong-potong, kita akhirnya nanti betul, menurunkan kepercayaan kepada investor. Jangan sampai ada blunder-blunder yang sebenarnya tidak perlu, padahal fundamental kita sebenarnya sudah cukup baik ditopang konsumsi rumah tangga," tutur Bhima.
Baca Juga:
Jokowi Jawab Kritikan Ekonom Asing Soal Peringkat Ekonomi RI
Kolumnis Ekonomi SCMP Kritik Peringkat PDB Jokowi
Johan Budi Jelaskan Pernyataan PDB Presiden Jokowi
(izz)