BPS Ungkap Penyebab Ekonomi Nusa Tenggara Tumbuh Terendah
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara yang sebesar 2,36% tercatat paling rendah se-Indonesia, bahkan Nusa Tenggara Barat (NTB) minus 4,18%. Badan Pusat Statistik (BPS) menuturkan bahwa hal tersebut dikarenakan ekonomi NTB sangat tergantung pada tambang.
Saat ini, perusahaan tambang yang tengah beroperasi di NTB yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
"NTB perekonomiannya sangat tergantung pada tambang. Dulu Newmont sekarang Amman, jadi memang kalau kita lihat, akan terjadi pengaruh di sektor pertambangan. Terjadi penurunan produksi di Freeport dan Amman, itu yang menyebabkan NTB negatif pertumbuhan ekonominya," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Dia memberikan warning, ada beberapa provinsi yang harus berhati-hati untuk menjaga ekonominya lantaran mereka sangat bergantung pada bahan tambang.
"Jadi, ada tiga provinsi yang boleh dibilang agak hati-hati ya karena ketergantungan terhadap tambangnya tinggi, pertama Papua, NTB dan Kalimantan timur. Kalimantan pun sekarang oke. Tapi kalau lihat 2016 Kalimantan Timur itu negatif, jadi masalahnya tambang," imbuhnya.
Ke depan hal tersebut perlu diubah, di mana sebuah provinsi jangan lagi bergantung pada sumber daya alam yang terlalu besar yang bisa dieksploitasi secara besar-besaran. Sektor lain selain tambang juga perlu dilihat untuk kelangsungan perekonomian yang lebih baik.
"Ke depan bagaimana kita bisa menghasilkan nilai tambah di berbagai sektor lain. Karenanya, pemerintah menggarisbawahi ekonomi ke depan adalah ekonomi kreatif, pariwisata dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam dan lebih berkelanjutan," tutur dia.
Saat ini, perusahaan tambang yang tengah beroperasi di NTB yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
"NTB perekonomiannya sangat tergantung pada tambang. Dulu Newmont sekarang Amman, jadi memang kalau kita lihat, akan terjadi pengaruh di sektor pertambangan. Terjadi penurunan produksi di Freeport dan Amman, itu yang menyebabkan NTB negatif pertumbuhan ekonominya," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Dia memberikan warning, ada beberapa provinsi yang harus berhati-hati untuk menjaga ekonominya lantaran mereka sangat bergantung pada bahan tambang.
"Jadi, ada tiga provinsi yang boleh dibilang agak hati-hati ya karena ketergantungan terhadap tambangnya tinggi, pertama Papua, NTB dan Kalimantan timur. Kalimantan pun sekarang oke. Tapi kalau lihat 2016 Kalimantan Timur itu negatif, jadi masalahnya tambang," imbuhnya.
Ke depan hal tersebut perlu diubah, di mana sebuah provinsi jangan lagi bergantung pada sumber daya alam yang terlalu besar yang bisa dieksploitasi secara besar-besaran. Sektor lain selain tambang juga perlu dilihat untuk kelangsungan perekonomian yang lebih baik.
"Ke depan bagaimana kita bisa menghasilkan nilai tambah di berbagai sektor lain. Karenanya, pemerintah menggarisbawahi ekonomi ke depan adalah ekonomi kreatif, pariwisata dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam dan lebih berkelanjutan," tutur dia.
(izz)