Bos Goldman Sachs Peringatkan Risiko Negosiasi Brexit

Jum'at, 05 Mei 2017 - 15:59 WIB
Bos Goldman Sachs Peringatkan...
Bos Goldman Sachs Peringatkan Risiko Negosiasi Brexit
A A A
LONDON - Chief Eksekutif bank investasi terbesar kedua di dunia Goldman Sachs Lloyd Blankfein telah memperingatkan bahwa posisi London sebagai pusat keuangan dunia bakal terimbas dari proses negosiasi Brexit atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE). Dia menerangkan bahwa perusahaannya, Goldman Sachs saat ini mempekerjakan sekitar 6.500 orang di Inggris.

Namun saat ini menurutnya tengah menyusun rencana untuk memindahkan pekerja mereka tergantung daripada hasil negosiasi. Seperti dilansir BBC, Jumat (5/5/2017) Blankfein mengatakan dia berharap perbankan belum akan melaksanakan rencananya tersebut. Ia mengaku ingin tetap mempertahankan sebanyak mungkin karyawan serta semua aktivitas di Inggris.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Blankfein mengungkapkan perusahaan telah melakukan diskusi dengan beberapa kota yang berbeda di seluruh Eropa dan mengaku melihat adanya peningkatan ruang untuk perkantoran di beberapa lokasi. Diperkirakan kota-kota tersebut di antaranya termasuk Frankfurt, Ibu Kota keuangan Jerman serta Dublin.

Blankfein menambahkan kedua sisi dalam proses negosiasi Brexit akan menjadi pertaruhan ekonomi yang sangat tinggi dan setidaknya butuh beberapa tahun untuk mulai membiasakan ketika kesepakatan diputuskan pada 2019, mendatang. Jika tidak, maka bank seperti Goldman harus bertindak secara prematur dan berpeluang memindahkan pekerja hingga aktivitas perusahaan.

"Kita berbicara tentang stabilitas jangka panjang ekonomi terbesar dengan ratusan juta orang dan penghidupannya serta produk domestik bruto. Jadi, jika dibutuhkan sedikit tindakan, saya lebih suka melakukannya secara tepat daripada melakukan hal-hal yang tergesa-gesa," ujar Blankfein.

Saya penasaran apakah perkembangan London sebagai Ibu Kota keuangan dalam tiga dasawarsa terakhir akan berbanding terbalik karena proses Brexit. "Saya tidak berpikir akan terjadi perubahan total. Kemungkinan hanya mengalami kemunduran sedikit, dan itu semua tergantung dengan banyak hal. Kita tidak yakin dan saya tahu ada ketidakpastian saat ini," paparnya.

Terdapat lebih dari satu juta orang yang bekerja pada sektor jasa keuangan di Inggris dan membayar pajak lebih dari 70 miliar pounds dalam setahun kepada pemerintah. Ketakutan dari banyak orang di kota ini adalah bahwa kesepakatan dengan Uni Eropa bakal berdampak kepada banyak pekerja yang beralih.

Sementara Blankfein sendiri menegaskan belum akan memindahkan pekerja untuk keluar dari ibu kota. "Kami tidak memiliki rencana besar sekarang, kita sedang melihat dan kita mencoba untuk menghindari," jawabnya.
(akr)
Berita Terkait
Menanti Gebrakan Ekonomi...
Menanti Gebrakan Ekonomi PM Inggris Rishi Sunak
Keuangan Inggris Terburuk...
Keuangan Inggris Terburuk Sejak 1945, Menkeu Baru Rachel Reeves Salahkan Pendahulunya
Inggris Masih Resesi,...
Inggris Masih Resesi, Ekonominya Minus 9,6 Persen pada Kuartal III
5 Fakta Resesi Ekonomi...
5 Fakta Resesi Ekonomi Inggris dan Apa Saja Dampaknya
Ekonomi Inggris Jatuh...
Ekonomi Inggris Jatuh ke Dalam Resesi pada Akhir 2023
Inggris Keluar dari...
Inggris Keluar dari Resesi usai Ekonominya Tumbuh Tercepat 2 Tahun
Berita Terkini
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
2 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
2 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
3 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
3 jam yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
4 jam yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
4 jam yang lalu
Infografis
AS Peringatkan Israel:...
AS Peringatkan Israel: Jangan Hancurkan Lebanon Seperti Gaza!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved