Bukti Penyaluran Kredit Awal Tahun Ini Membaik
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim penyaluran kredit perbankan awal tahun ini sudah membaik dibanding periode sama tahun sebelumnya. Tanda-tanda itu mulai terlihat dari meningkatnya pembangunan infrastruktur.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pembangunan infrastruktur dapat menjadi pintu dalam meningkatkan penyaluran kredit. Apalagi ini merupakan program dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Baca Juga: Monitoring Kartu Kredit Kini Lebih Cepat dan Mudah)
"Pertumbuhan kredit saya kira nyata, tumbuh di infrastruktu, kelistrikan, dan mudah-mudahan ini menjadi salah satu pendorong penting. Sebab, kita tahu pembiayaan ini menjadi faktor penting," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (8/5/2017).
Muliaman menjelaskan, meski penyaluran kredit sudah pulih, namun masih bergerak perlahan. Diharapkan ke depannya dapat menjadi pendorong konsumsi swasta.
"Kuartal ini lebih bagus daripada kuartal pertama tahun lalu, saya sudah sampaikan di KSSK beberapa waktu lalu. Walaupun geliatnya belum terlalu kuat tetapi pertumbuhan kredit mulai tampak, mudah-mudahan ini bisa mendorong konsumsi swasta ini lebih lanjut," tuturnya.
Tidak hanya penyaluran kredit, dia menambahkan, pembiayaan dari pasar modal kuartal I tahun ini juga cukup besar daripada kuartal I tahun lalu. Jumlahnya bahkan sudah mencapai Rp33 triliun.
"Tentu saja ini akan terus kita dorong lah. Jadi tidak hanya bank tapi juga pasar modal kita harapkan, kita ingin pembiayaan ini bisa memenuhi pembiayaan-pembiayaan yang saya kira cukup banyak, misalnya infrastruktur dan lain-lain," tutur Muliaman.
Menurutnya, semua sektor pembiayaan dalam keadaan membaik. Geliat ekonomi tahun ini diperkirakan lebih berasa dibanding tahun lalu. "Data April belum keluar nanti saya sampaikan kalau ada. Maret lebih baik, kalau tahun lalu sampai pertengahan tahun masih under the water, over all geliat ekonomi nyata daripada tahun lalu," terangnya.
Sebelumnya, hasil survei perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan I/2017 masih melambat sesuai pola historis awal tahun, dan akan kembali meningkat pada triwulan II/2017.
Mengutip laman BI, Jakarta, Kamis (13/4/2017), perkembangan tersebut terindikasi dari penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru dari 85,6% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 52,9% pada triwulan I/2017, dan kemudian naik menjadi 98,5% pada triwulan II/2017.
Perkiraan meningkatnya penyaluran kredit didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi yang lebih baik, penurunan risiko penyaluran kredit dan rencana penurunan suku bunga kredit oleh bank.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pembangunan infrastruktur dapat menjadi pintu dalam meningkatkan penyaluran kredit. Apalagi ini merupakan program dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Baca Juga: Monitoring Kartu Kredit Kini Lebih Cepat dan Mudah)
"Pertumbuhan kredit saya kira nyata, tumbuh di infrastruktu, kelistrikan, dan mudah-mudahan ini menjadi salah satu pendorong penting. Sebab, kita tahu pembiayaan ini menjadi faktor penting," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (8/5/2017).
Muliaman menjelaskan, meski penyaluran kredit sudah pulih, namun masih bergerak perlahan. Diharapkan ke depannya dapat menjadi pendorong konsumsi swasta.
"Kuartal ini lebih bagus daripada kuartal pertama tahun lalu, saya sudah sampaikan di KSSK beberapa waktu lalu. Walaupun geliatnya belum terlalu kuat tetapi pertumbuhan kredit mulai tampak, mudah-mudahan ini bisa mendorong konsumsi swasta ini lebih lanjut," tuturnya.
Tidak hanya penyaluran kredit, dia menambahkan, pembiayaan dari pasar modal kuartal I tahun ini juga cukup besar daripada kuartal I tahun lalu. Jumlahnya bahkan sudah mencapai Rp33 triliun.
"Tentu saja ini akan terus kita dorong lah. Jadi tidak hanya bank tapi juga pasar modal kita harapkan, kita ingin pembiayaan ini bisa memenuhi pembiayaan-pembiayaan yang saya kira cukup banyak, misalnya infrastruktur dan lain-lain," tutur Muliaman.
Menurutnya, semua sektor pembiayaan dalam keadaan membaik. Geliat ekonomi tahun ini diperkirakan lebih berasa dibanding tahun lalu. "Data April belum keluar nanti saya sampaikan kalau ada. Maret lebih baik, kalau tahun lalu sampai pertengahan tahun masih under the water, over all geliat ekonomi nyata daripada tahun lalu," terangnya.
Sebelumnya, hasil survei perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan I/2017 masih melambat sesuai pola historis awal tahun, dan akan kembali meningkat pada triwulan II/2017.
Mengutip laman BI, Jakarta, Kamis (13/4/2017), perkembangan tersebut terindikasi dari penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru dari 85,6% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 52,9% pada triwulan I/2017, dan kemudian naik menjadi 98,5% pada triwulan II/2017.
Perkiraan meningkatnya penyaluran kredit didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi yang lebih baik, penurunan risiko penyaluran kredit dan rencana penurunan suku bunga kredit oleh bank.
(izz)