Menhub Pede Tol Laut Turunkan Disparitas Harga di Pulau Terluar

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kehadiran program tol laut Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini mampu mendorong perdagangan antar pulau di Saumlaki. Dia menerangkan sebelumnya masyarakat di Saumlaki tidak mengerti adanya perdagangan antar pulau karena masyakarat menilai perdagangan antar pulau itu mahal dan terlalu jauh.

Oleh karenanya Menhub menilai keberadaan tol laut ini, selain bisa menurunkan disparitas harga di daerah terpencil dan terluar, ini juga bisa mendorong masyarakat menjadi kreatif dan memiliki suatu usaha baru bagi masyarakat yang bernilai ekonomi. Dengan masuknya Saumlaki dalam rute jaringan tol laut telah menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

Terlebih saat kapal yang bermuatan sembilan bahan pokok (sembako) ini merapat di Pelabuhan Saumlaki. “Di Saumlaki begitu ada kapal tol laut itu seperti berkah yang luar biasa bagi mereka, begitu ada kapal sembako datang di mana ada potensi untuk mengembalikan (muatan) dari sana menuju Pulau Jawa dan pulau lainnya,” kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/5/2017).

Usai meninjau Pelabuhan Tual, Provinsi Maluku, kemarin Menhub Budi mengutarakan Tual memiliki probabilitas yang tinggi untuk menjadi sentra perdagangan ikan di Indonesia Timur. Dia juga mendorong hasil perikanan dari Tual ini bisa langsung dibawa ke Kota Darwin, Australia.

“Probabilitas Tual menjadi sentra perdagangan ikan itu lebih tinggi, bukan tidak mungkin kita akan subsidi kapal apakah itu dari Saumlaki atau Tual langsung ke Darwin jadi ikan-ikan yang mahal bisa langsung dibawa ke sana, saya sudah bicarakan ini dengan Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan), jadi konsepnya adalah trade follow the ship,” paparnya.

Budi juga menyebut akan membawa wacana ini dalam kesempatan Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, untuk lebih mendorong program tol laut Menhub mengaku telah meminta kepada swasta untuk membangun “Rumah Kita”. Ia berpendapat jika dikerjakan dengan serius maka bukan tidak mungkin Rumah Kita ini bisa menjadi bisnis baru yang menguntungkan swasta dan masyarakat.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan ditegaskan olehnya pada tahun ini fokus untuk membangun Indonesia Timur. Terdapat dua program untuk membangun Indonesia Timur yaitu tol laut dan tol udara. “Sekarang ini ada beberapa program, program tol laut kira-kira 300-400 milyar pada tahun ini, tol udara kira-kira 100-200 milyar, fokusnya Indonesia timur, Indonesia barat itu sedikit, cuma ke Natuna sama ke Mentawai,” pungkasnya.