Kemenkop dan UKM Fokus Benahi Koperasi
A
A
A
JAKARTA - Upaya Reformasi Total Koperasi yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam dua tahun terakhir membuahkan hasil yang menggembirakan. Tercatat, koperasi mampu menyumbang bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,41% (2016) atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1,67%.
Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, pihaknya akan terus menggulirkan program reformasi total koperasi. Tiga langkah reformasi yang digencarkan Kemenkop UKM, yaitu rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan.
"Ini sebagai buah upaya dari reformasi total koperasi. Perlu kerja sama dengan semua stakeholders gerakan koperasi, bupati, walikota, gubernur sehingga PDB bisa meningkat," ujarnya dalam keterangan resmi kemarin.
Dia melanjutkan, pembenahan koperasi ke depan lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Menurut dia, bila koperasi dikelola secara baik dan kredibel maka akan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi pengurus dan anggota koperasi. Selain itu, koperasi juga membantu meningkatkan pemerataan kesempatan dan kesejahteraan di masyarakat.
"Ada 43.000 koperasi yang sudah kita bubarkan sebagai bentuk pengembangan koperasi. Dan sekarang masih ada 150.000 koperasi. 75.000 yang sehat dan 75.000 sakit. Yang sakit kita perbaiki, kalau bisa sehat bagus. Kalau tidak minggir supaya koperasi bagus sehat berkualitas supaya bisa tingkatkan PDB," jelasnya.
Puspayoga juga mengapresiasi koperasi yang sudah berkembang dan bahkan turut berperan dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Koperasi dimaksud adalah Kospin Jasa, koperasi simpan pinjam yang berpusat di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Dia sendiri berharap koperasi lain bisa mengikuti jejak Kospin Jasa untuk dilibatkan menjadi penyalur KUR. Saat ini ada sekitar 100 lebih koperasi masih dalam tahap verifikasi.
"Pengembangan koperasi sekarang koperasi sudah ada penyalur KUR di Pekalongan dan ada ratusan koperasi yang ajukan yang masih kita verifikasi," kata Puspayoga.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyambut positif dibentuknya Koperasi Disabilitas Inklusi Mandiri. Koperasi yang baru pertama kali berdiri di dunia ini akan menjadi induk bagi koperasi sejenis.
"Badan hukum koperasi ini akan segera dituntaskan Kemenkop dan UKM untuk membantu penyandang disabilitas di Indonesia. Kenapa harus lewat koperasi? Supaya lebih mudah 1 pintu. Koperasi itu untuk mengkoordinir para pelaku UMKM," ungkapnya.
Dalam hal ini, Dewi Motik Pramono menginisiasi pembentukan Koperasi Disabilitas Inklusi Mandiri untuk membantu penyandang disabilitas. Awal mula pemikiran ini muncul dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan terhadap penyandang disabilitas yang notabene memiliki keterbatasan fisik, namun cerdas dalam berpikir serta punya kemauan berusaha yang tinggi. "Kita bantu penyandang disabilitas otaknya bagus tapi fisiknya kurang. Nah ini kita niat baik," tuturnya.
Ketua Yayasan Damandiri Haryono Suyono mendorong supaya pemberdayaan penyandang disabilitas tidak hanya melalui koperasi tetapi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga penyandang disabilitas bisa menjadi penggerak ekonomi mikro di pedesaan. "Maka desa di Indonesia bisa bangkit, bisa menjadi kekuatan luar bisa sehingga lembaga seperti De Mono bisa dirangkul mereka mengikuti pelatihan," tuturnya.
Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, pihaknya akan terus menggulirkan program reformasi total koperasi. Tiga langkah reformasi yang digencarkan Kemenkop UKM, yaitu rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan.
"Ini sebagai buah upaya dari reformasi total koperasi. Perlu kerja sama dengan semua stakeholders gerakan koperasi, bupati, walikota, gubernur sehingga PDB bisa meningkat," ujarnya dalam keterangan resmi kemarin.
Dia melanjutkan, pembenahan koperasi ke depan lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Menurut dia, bila koperasi dikelola secara baik dan kredibel maka akan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi pengurus dan anggota koperasi. Selain itu, koperasi juga membantu meningkatkan pemerataan kesempatan dan kesejahteraan di masyarakat.
"Ada 43.000 koperasi yang sudah kita bubarkan sebagai bentuk pengembangan koperasi. Dan sekarang masih ada 150.000 koperasi. 75.000 yang sehat dan 75.000 sakit. Yang sakit kita perbaiki, kalau bisa sehat bagus. Kalau tidak minggir supaya koperasi bagus sehat berkualitas supaya bisa tingkatkan PDB," jelasnya.
Puspayoga juga mengapresiasi koperasi yang sudah berkembang dan bahkan turut berperan dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Koperasi dimaksud adalah Kospin Jasa, koperasi simpan pinjam yang berpusat di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Dia sendiri berharap koperasi lain bisa mengikuti jejak Kospin Jasa untuk dilibatkan menjadi penyalur KUR. Saat ini ada sekitar 100 lebih koperasi masih dalam tahap verifikasi.
"Pengembangan koperasi sekarang koperasi sudah ada penyalur KUR di Pekalongan dan ada ratusan koperasi yang ajukan yang masih kita verifikasi," kata Puspayoga.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyambut positif dibentuknya Koperasi Disabilitas Inklusi Mandiri. Koperasi yang baru pertama kali berdiri di dunia ini akan menjadi induk bagi koperasi sejenis.
"Badan hukum koperasi ini akan segera dituntaskan Kemenkop dan UKM untuk membantu penyandang disabilitas di Indonesia. Kenapa harus lewat koperasi? Supaya lebih mudah 1 pintu. Koperasi itu untuk mengkoordinir para pelaku UMKM," ungkapnya.
Dalam hal ini, Dewi Motik Pramono menginisiasi pembentukan Koperasi Disabilitas Inklusi Mandiri untuk membantu penyandang disabilitas. Awal mula pemikiran ini muncul dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan terhadap penyandang disabilitas yang notabene memiliki keterbatasan fisik, namun cerdas dalam berpikir serta punya kemauan berusaha yang tinggi. "Kita bantu penyandang disabilitas otaknya bagus tapi fisiknya kurang. Nah ini kita niat baik," tuturnya.
Ketua Yayasan Damandiri Haryono Suyono mendorong supaya pemberdayaan penyandang disabilitas tidak hanya melalui koperasi tetapi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga penyandang disabilitas bisa menjadi penggerak ekonomi mikro di pedesaan. "Maka desa di Indonesia bisa bangkit, bisa menjadi kekuatan luar bisa sehingga lembaga seperti De Mono bisa dirangkul mereka mengikuti pelatihan," tuturnya.
(akr)