AirAsia Gaet Everbright Bangun Maskapai Berbiaya Murah di China
A
A
A
BEIJING - AirAsia Berhad menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Everbright dan Henan Government Working Group untuk mendirikan maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) di China.
Pada nota kesepahaman tersebut dijelaskan bahwa ketiga pihak akan bekerja sama mendirikan perusahaan joint venture yang akan dikenal sebagai AirAsia (China) yang akan mengoperasikan maskapai berbiaya hemat berbasis di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di Tiongkok Tengah.
Selain itu, AirAsia (China) akan berinvestasi di infrastruktur penerbangan, termasuk terminal khusus LCC di bandara Zhengzhou dan akademi penerbangan untuk melatih pilot, awak kabin dan engineer, serta fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) untuk servis pesawat terbang.
MoU tersebut ditandatangani CEO Grup AirAsia Tony Fernandes, Executive Director dan Presiden Everbright Financial Investment Holding, Wang Weifeng serta Vice Chairman dan Presiden dari Grup Henan Airport, Li Weidong di China World Hotel kemarin.
Penandatanganan perjanjian tersebut disaksikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Duta Besar Malaysia untuk Tiongkok Zainuddin Yahya, Utusan Khusus Malaysia untuk Tiongkok Ong Ka Ting, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Pertanian Malaysia Shabery Cheek, Menteri Besar Melaka Idris Haron, Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright,Gao Yunlong, Direktur Eksekutif Everbright Financial Investment Holding Xu Hongzhe dan Wakil General Manager Grup Henan Investment Li Xingjia.
Turut hadir pada penandatanganan perjanjian Executive Chairman AirAsia, Datuk Kamarudin Meranun, Senior Independent Non-Executive Director AirAsia Fam Lee Ee dan Presiden AirAsia Kawasan Asia Utara Kathleen Tan.
"Henan senang dapat menawarkan AirAsia sebuah rumah di Tiongkok. Zhengzhou pernah menjadi ibu kota China kuno. Dengan AirAsia yang mendukung aeropolis di kota ini, sebuah zona industri, komersial dan logistik dengan luas lima kali lipat dari Manhattan di mana bandara di jantungnya, kami memiliki keyakinan mutlak bahwa kami akan berhasil mengubah Zhengzhou menjadi ibu kota baru untuk transportasi dan logistik regional dan global," kata Everbright sebelum penandatanganan MoU, Wakil Gubernur Pemerintah Rakyat Provinsi Henan, Shu Qing
Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright, Gao Yunlong mengaku antusias dapat menjadi bagian dari kerja sama ini untuk membawa AirAsia ke Tiongkok.
"Kami percaya Tiongkok siap untuk LCC yang terkemuka dan kami merasa bahwa AirAsia dapat memenuhi janji tersebut dengan memberikan nilai nyata bagi wisatawan Tiongkok berkat kombinasi unik antara tarif yang hemat dan layanan kelas dunia," ujarnya.
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, memilih Zhengzhou sebagai basis AirAsia karena lokasinya yang strategis dan signifikansinya sebagai pusat logistik. Sebagai pintu gerbang Tiongkok ke Eropa, Zhengzhou berada di pusat jaringan kereta api, jalan raya dan transportasi udara yang menjadikannya ujung tombak kebijakan untuk mengembangkan kawasan pusat dan barat Tiongkok.
"Dengan visi Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan One Belt, One Road, Zhengzhou akan menjadi lebih signifikan lagi, paling tidak sebagai jantung perjalanan udara berbiaya hemat di Asia Utara," kata dia.
Badan usaha di Tiongkok ini merepresentasikan potongan puzzle terakhir AirAsia. Hanya dalam 16 tahun, pihaknya sukses hadir di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, India dan Jepang, dengan Tiongkok melengkapi seluruh wilayah utama di Asia Pasifik.
Pada nota kesepahaman tersebut dijelaskan bahwa ketiga pihak akan bekerja sama mendirikan perusahaan joint venture yang akan dikenal sebagai AirAsia (China) yang akan mengoperasikan maskapai berbiaya hemat berbasis di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di Tiongkok Tengah.
Selain itu, AirAsia (China) akan berinvestasi di infrastruktur penerbangan, termasuk terminal khusus LCC di bandara Zhengzhou dan akademi penerbangan untuk melatih pilot, awak kabin dan engineer, serta fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) untuk servis pesawat terbang.
MoU tersebut ditandatangani CEO Grup AirAsia Tony Fernandes, Executive Director dan Presiden Everbright Financial Investment Holding, Wang Weifeng serta Vice Chairman dan Presiden dari Grup Henan Airport, Li Weidong di China World Hotel kemarin.
Penandatanganan perjanjian tersebut disaksikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Duta Besar Malaysia untuk Tiongkok Zainuddin Yahya, Utusan Khusus Malaysia untuk Tiongkok Ong Ka Ting, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Pertanian Malaysia Shabery Cheek, Menteri Besar Melaka Idris Haron, Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright,Gao Yunlong, Direktur Eksekutif Everbright Financial Investment Holding Xu Hongzhe dan Wakil General Manager Grup Henan Investment Li Xingjia.
Turut hadir pada penandatanganan perjanjian Executive Chairman AirAsia, Datuk Kamarudin Meranun, Senior Independent Non-Executive Director AirAsia Fam Lee Ee dan Presiden AirAsia Kawasan Asia Utara Kathleen Tan.
"Henan senang dapat menawarkan AirAsia sebuah rumah di Tiongkok. Zhengzhou pernah menjadi ibu kota China kuno. Dengan AirAsia yang mendukung aeropolis di kota ini, sebuah zona industri, komersial dan logistik dengan luas lima kali lipat dari Manhattan di mana bandara di jantungnya, kami memiliki keyakinan mutlak bahwa kami akan berhasil mengubah Zhengzhou menjadi ibu kota baru untuk transportasi dan logistik regional dan global," kata Everbright sebelum penandatanganan MoU, Wakil Gubernur Pemerintah Rakyat Provinsi Henan, Shu Qing
Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright, Gao Yunlong mengaku antusias dapat menjadi bagian dari kerja sama ini untuk membawa AirAsia ke Tiongkok.
"Kami percaya Tiongkok siap untuk LCC yang terkemuka dan kami merasa bahwa AirAsia dapat memenuhi janji tersebut dengan memberikan nilai nyata bagi wisatawan Tiongkok berkat kombinasi unik antara tarif yang hemat dan layanan kelas dunia," ujarnya.
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, memilih Zhengzhou sebagai basis AirAsia karena lokasinya yang strategis dan signifikansinya sebagai pusat logistik. Sebagai pintu gerbang Tiongkok ke Eropa, Zhengzhou berada di pusat jaringan kereta api, jalan raya dan transportasi udara yang menjadikannya ujung tombak kebijakan untuk mengembangkan kawasan pusat dan barat Tiongkok.
"Dengan visi Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan One Belt, One Road, Zhengzhou akan menjadi lebih signifikan lagi, paling tidak sebagai jantung perjalanan udara berbiaya hemat di Asia Utara," kata dia.
Badan usaha di Tiongkok ini merepresentasikan potongan puzzle terakhir AirAsia. Hanya dalam 16 tahun, pihaknya sukses hadir di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, India dan Jepang, dengan Tiongkok melengkapi seluruh wilayah utama di Asia Pasifik.
(izz)