Ekspor Indonesia Tercatat Menyusut 10,30% di April 2017

Senin, 15 Mei 2017 - 12:11 WIB
Ekspor Indonesia Tercatat...
Ekspor Indonesia Tercatat Menyusut 10,30% di April 2017
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2017 tercatat surplus USD1,24 miliar, ketika nilai ekspor mencapai sebesar USD13,17 miliar dan impor USD11,93 miliar. Ekspor RI mengalami penurunan 10,30% dibandingkan posisi Maret 2017, namun jika dibanding April 2016 meningkat 12,63%.

"Kenapa jika dibandingkan Maret kita turun? Karena selama Maret dan April ada komoditas non migas yang mengalami turun dan naik. Yang turun, dari Maret ke April, yakni, harga minyak kelapa sawit dan karet. Sedangkan batu bara naik, diikuto coklat, timah dan alumunium," ucap Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (15/5/2017)

Fenomena ekspor pada April lebih rendah ketimbang Maret, memang sejak lama terjadi. Suhariyanto menyebutkan dalam periode ini hal tersebut sudah biasa sejak tahun 2012. "Sejak 2012, ekspor kita selalu lebih rendah dari Maret. Jadi itu sudah biasa," imbuhnya.

Tercatat ekspor nonmigas April 2017 mencapai USD12,19 miliar, turun 7,43% dibanding Maret 2017, sedangkan dibanding ekspor April 2016 naik 12,89%. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–April 2017 mencapai USD53,86 miliar atau meningkat 18,63% dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD48,90 miliar atau meningkat 19,14%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2017 terhadap Maret 2017 terjadi pada lemak dan minyak hewani sebesar USD251,9 juta (12,23%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD211,8 juta (149,58%).

China masih menjadi pangsa eskpor terbesar RI yang mencapai 12,81% atau USD6,26 miliar, selanjutnya diikuti Amerika Serikat sebesar 11,55% atau USD5,65 miliar dan India sebesar 9,40% atau USD4,60 miliar. Untuk angka impor sendiri, USD11,93 miliar, dimana turun 10,20% dibandingkan Maret 2017 namun naik jika dibandingkan April 2016 tahun lalu sebesar 10,31%.

Pangsa impor terbesar, masih dipegang oleh China, sebesar 25,70% atau USD10,37 miliar, Jepang 11,49% atau USD4,63 miliar dan Thailand 7,16% atau USD2,89 miliar. "Impor kita ke China memang besar, seperempat lebih presentasenya," pungkas dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)