Menaker Sebut Ekonomi Selalu Jadi Fenomena Besar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengemukakan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi dua fenomena besar terkait dengan isu ekonomi dan keagamaan. Menurutnya dalam hal ekonomi, Indonesia masih berkutat pada persoalan mendasar di antaranya kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran.
(Baca Juga: Menaker Buka Rakernas Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia
Meskipun perlahan angka kemiskinan sudah mulai menurun, namun fenomena tersebut tetap masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah. "Kemiskinan dari sekitar 11,1% turun menjadi 10,7%. Ketimpangan yang bisa kita lihat gini rasio dari 0,41 jadi 0,39," ungkapnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (15/5/2017).
"Pengangguran Agustus 2016 sebesar 6,18%, sekarang ini Februari 2017 turun ke 5,3%," sambunnya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pengusaha Muslimah Nasional Indonesia (IPEMI).
Dia menambahkan pemerintah saat ini terus berusaha menurunkan tingkat kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran di Tanah Air. Untuk itu, dirinya meminta agar masyarakat optimis bahwa tiga masalah krusial tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
"Saya ingin kita semua optimis melihat data ini. Bahwa belum sepenuhnya upaya kita mengatasi itu, iya. Tapi sekarang ini pemerintah terus bekerja memastikan angka bisa terus kita turunkan dan kesejahteraan masyarakat meningkat," imbuh dia.
Sementara terkait keagamaan, lanjut Hanif, masyarakat Indonesia saat ini tengah berada dalam fase gairah keagamaan yang terus meningkat. Bahkan menurut dia, ada pihak yang menunjukan keislamannya dan merasa paling Islam di antara yang lain.
"Jadi agama semakin memiliki tempat dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Tapi tentu harus kita cermati bersama karena gairah beragama yang tumbuh harus benar-benar dipastikan dia bisa bersinergi dengan semangat kebangsaan kita," tandasnya.
(Baca Juga: Menaker Buka Rakernas Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia
Meskipun perlahan angka kemiskinan sudah mulai menurun, namun fenomena tersebut tetap masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah. "Kemiskinan dari sekitar 11,1% turun menjadi 10,7%. Ketimpangan yang bisa kita lihat gini rasio dari 0,41 jadi 0,39," ungkapnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (15/5/2017).
"Pengangguran Agustus 2016 sebesar 6,18%, sekarang ini Februari 2017 turun ke 5,3%," sambunnya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pengusaha Muslimah Nasional Indonesia (IPEMI).
Dia menambahkan pemerintah saat ini terus berusaha menurunkan tingkat kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran di Tanah Air. Untuk itu, dirinya meminta agar masyarakat optimis bahwa tiga masalah krusial tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
"Saya ingin kita semua optimis melihat data ini. Bahwa belum sepenuhnya upaya kita mengatasi itu, iya. Tapi sekarang ini pemerintah terus bekerja memastikan angka bisa terus kita turunkan dan kesejahteraan masyarakat meningkat," imbuh dia.
Sementara terkait keagamaan, lanjut Hanif, masyarakat Indonesia saat ini tengah berada dalam fase gairah keagamaan yang terus meningkat. Bahkan menurut dia, ada pihak yang menunjukan keislamannya dan merasa paling Islam di antara yang lain.
"Jadi agama semakin memiliki tempat dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Tapi tentu harus kita cermati bersama karena gairah beragama yang tumbuh harus benar-benar dipastikan dia bisa bersinergi dengan semangat kebangsaan kita," tandasnya.
(akr)