Pusat Inovasi Sektor Manufaktur Dikembangkan

Selasa, 16 Mei 2017 - 20:09 WIB
Pusat Inovasi Sektor...
Pusat Inovasi Sektor Manufaktur Dikembangkan
A A A
JAKARTA - Dalam rangka mempercepat implementasi konsep Industry 4.0 dalam pengembangan sektor manufaktur nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani kerjasama dengan Tsinghua University dan United in Diversity Foundation (UID) untuk membentuk centre of excellence atau pusat keunggulan dalam bidang inovasi dan kepemimpinan kewirausahaan.

Perjanjian kerja sama ini dituangkan dalam bentuk letter of intent (LoI) yang ditandatangani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Presiden Tshinghua University Qiu Yong yang juga dihadiri Presiden UID Marie Elka Pangestu dan founder UID Foundation Cherie Nursalim, di Beijing.

Pusat keunggulan akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan penciptaan nilai melalui pembelajaran, penelitian dan pengembangan di bidang kepemimpinan inovasi dan kewiraswastaan untuk Industri 4.0. Kerja sama ini juga dimaksudkan untuk memperluas jaringan strategis antara instansi Pemerintah Republik Indonesia dan RRC di bidang Industry 4.0.

Pengembangan sumber daya manusia termasuk kepemimpinan untuk menghadapi Industry 4.0 sangat penting. Kolaborasi Kemenperin dengan Tsinghua dan UID diharapkan dapat menyumbang kepada hal ini. “Dan yang tidak kalah penting, kerjasama ini juga memberi peluang kepada UKM untuk ikut bergabung dalam Industry 4.0 E-UKM,” kata Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/5/2017).

Presiden UID yang juga mantan Menteri Perdagangan 2004-2012 Marie Elka Pangestu mengatakan, kerja sama Kementerian Perindustrian dengan Tsinghua University merupakan peluang bagi sektor industri manufaktur Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi era Industry 4.0. “Oleh karena itu, UID sangat gembira dapat ikut berperan dalam kerja sama ini,” kata Marie Pangestu.

Sektor industri manufaktur global maupun nasional dituntut untuk menerapkan konsep Industry 4.0 agar mampu menghadapi revolusi yang lahir dari perkembangan dunia digital. Manufaktur yang terhubung secara digital, yang seringkali disebut sebagai “Industry 4.0”, mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik, jenis material baru serta sistem produksi.

Langkah menuju Industry 4.0 ini akan memberikan manfaat bagi sektor swasta. Produsen besar yang terintegrasi akan dapat mengoptimalkan serta menyederhanakan rantai suplai mereka, contohnya melalui sistem flexible factories.

Presiden Qiu Yong mengatakan, kerjac sama ini akan ditindaklanjuti dengan mendirikan Tsinghua Southeast Asia Center di Indonesia. Lembaga ini akan berupaya menjadi basis untuk mendorong kerjasama internasional dan penukaran pengetahuan sesama anggota ASEAN untuk menghadapi revolusi Industry 4.0.

“Selain itu, Tsinghua Southeast Asia Center juga diharapkan membangun pemimpin yang bisa menjembatani kerjasama yang lebih erat antara Indonesia, anggota ASEAN, negara kawasan One Belt One Road atau jalur sutra dengan RRT,” kata Yong.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5678 seconds (0.1#10.140)