Para CEO Bergaji Hanya USD1
A
A
A
NEW YORK - Bagi kebanyakan orang, menjadi bos perusahaan pasti mendapatkan gaji besar. Namun ada beberapa top chief executive officer (CEO) yang mendapatkan gaji hanya USD1 setara Rp13.392 selama setahun! Weleh-weleh.
Mengutip dari CNBC, Jumat (19/5/2017), Bloomberg Pay Indeks merilis para CEO yang hanya bergaji USD1 alias Klub USD1. Nama pertama adalah Mark Zuckerberg dari Facebook.
Pendiri dan bos besar dari Facebook ini hanya menerima gaji sepanjang tahun USD1. Ia pertama kali meminta digaji USD1 pada 2013, dan membuatnya menjadi pegawai dengan gaji terendah dari perusahaan raksasa teknologi Facebook.
Bagi Zuckerberg, keputusan menampik gaji yang lebih tinggi merupakan simbolis. Baginya menghasilkan uang bukanlah prioritas utama bersama Facebook.
“Saya telah menghasilkan cukup uang,” katanya saat diwawancara pada 2015. Pada titik ini, Zuckerberg hanya fokus untuk memastikan sebaik mungkin untuk Facebook agar menghubungkan setiap orang di dunia.
Berikutnya adalah CEO Tesla Elon Musk. Sejatinya, Elon menerima gaji USD45.936 alias Rp615 juta selama setahun. Itu juga sudah termasuk rendah untuk seorang bos dengan perusahaan terkemuka di dunia. Dan gaji sebesar itu sudah disesuaikan dengan syarat upah minimum untuk Negara Bagian California di Amerika Serikat.
Alih-alih menerima, Elon justru menampiknya. Ia hanya mengambil USD1 setiap bulan sebagai kompensasi dari perusahaan.
Selain Elon Musk, CEO Twitter sekaligus CEO Square Jack Dorsey juga menolak menerima gaji. Ia bahkan tidak menerima gaji satu sen pun selama di Twitter dan hanya mendapatkan upah USD2,75 sepanjang tahun di Square.
Meski demikian, Twitter harus membayar uang lebih dari USD68.000 untuk jasa keamanan dan perlindungan Dorsey.
CEO Snapchat Evan Spiegel juga masuk jajaran eksekutif dengan bergaji minim. Ia hanya menerima upah USD1 setahun dari perusahaannya. Sebelum masuk Klub USD1 (klub para CEO dengan gaji rendah), menurut Fortune, Spiegel memiliki gaji lebih dari USD50.000.
Namun, setelah IPO perusahaan awal tahun ini, Spiegel memilih untuk menurunkan gajinya secara drastis.
Posisi kelima dan keenam adalah duo pendiri Google: Sergey Brin dan Larry Page. CEO dan Presiden Alfabet, perusahaan induk Google itu hanya mengambil gaji USD1 setiap tahun.
Selanjutnya adalah John Mackey, Co-CEO Whole Foods yang memperoleh gaji USD1 sepanjang tahun. Sejak 2007, ia memilih untuk menerima upah hanya USD1. “Saya memiliki cukup uang dan motivasi utama saya hanya melayani dan mencoba berbuat baik di dunia,” ujarnya kepada Wall Street Journal setelah mengumumkan keputusan itu pada 2006.
“Saya tidak menganggap diri saya sangat istimewa. Dan saya juga tidak menganggap keputusan ini (digaji USD1) sebagai suatu hal istimewa atau mulia. Saya hanya ingin melayani dan mencoba berbuat baik, itu yang ingin saya lakukan”.
Padahal Whole Foods merupakan pusat toko kelontong dengan jaringan paling besar di Amerika Serikat, bahkan dijuluki sebagai “Whole Paycheck”.
Nama terkemuka lainnya yang memilih masuk Klub USD1 adalah Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Saat berkampanye, Trump menyatakan dirinya tidak akan menerima gaji bila terpilih.
Sejauh ini, miliarder yang terkenal sebagai pengusaha real estat itu selalu mematuhi pernyataannya. Dia memilih menyumbangkan gaji sebagai presiden ke National Park Service.
Kembali ke Silicon Valley, CEO Yelp Jeremy Stoppelman juga memilih untuk menerima gaji USD1 selama setahun. Sejak 2013, Stoppelman memutuskan bahwa gaji pokoknya menjadi USD1.
Lantas mengapa para CEO tersebut memilih bergaji USD1. Bagi mereka gaji adalah hanya untuk pegawai. Sementara bos harus berpikir untuk mendulang pendapatan. Jadi dengan digaji hanya USD1, bukan berarti mereka menjadi kekurangan uang, justru sebaliknya.
Para CEO tersebut memilih USD1 atas setiap lembar saham perusahaannya yang tercatat di bursa. “Mereka tidak menerima gaji besar, tapi mengkompensasikan setiap nilai yang mereka terima dari saham perusahaan mereka. Jadi kompensasi itu yang mereka dapatkan,” ujar Aaron Boyd, direktur Equilar, sebuah perusahaan yang meneliti kompensasi para eksekutif, seperti dilansir Forbes.
Seperti Brin dan Page, mereka mengkompensasikan USD1 atas setiap kepemilikan saham mereka. Kedua eksekutif tersebut lantas mendulang fulus lebih dari USD40 miliar.
Begitu pula dengan Stoppelman, dengan opsi saham yang ia miliki, ia memperoleh sekitar USD919 juta pada tahun 2015 lalu.
Mengutip dari CNBC, Jumat (19/5/2017), Bloomberg Pay Indeks merilis para CEO yang hanya bergaji USD1 alias Klub USD1. Nama pertama adalah Mark Zuckerberg dari Facebook.
Pendiri dan bos besar dari Facebook ini hanya menerima gaji sepanjang tahun USD1. Ia pertama kali meminta digaji USD1 pada 2013, dan membuatnya menjadi pegawai dengan gaji terendah dari perusahaan raksasa teknologi Facebook.
Bagi Zuckerberg, keputusan menampik gaji yang lebih tinggi merupakan simbolis. Baginya menghasilkan uang bukanlah prioritas utama bersama Facebook.
“Saya telah menghasilkan cukup uang,” katanya saat diwawancara pada 2015. Pada titik ini, Zuckerberg hanya fokus untuk memastikan sebaik mungkin untuk Facebook agar menghubungkan setiap orang di dunia.
Berikutnya adalah CEO Tesla Elon Musk. Sejatinya, Elon menerima gaji USD45.936 alias Rp615 juta selama setahun. Itu juga sudah termasuk rendah untuk seorang bos dengan perusahaan terkemuka di dunia. Dan gaji sebesar itu sudah disesuaikan dengan syarat upah minimum untuk Negara Bagian California di Amerika Serikat.
Alih-alih menerima, Elon justru menampiknya. Ia hanya mengambil USD1 setiap bulan sebagai kompensasi dari perusahaan.
Selain Elon Musk, CEO Twitter sekaligus CEO Square Jack Dorsey juga menolak menerima gaji. Ia bahkan tidak menerima gaji satu sen pun selama di Twitter dan hanya mendapatkan upah USD2,75 sepanjang tahun di Square.
Meski demikian, Twitter harus membayar uang lebih dari USD68.000 untuk jasa keamanan dan perlindungan Dorsey.
CEO Snapchat Evan Spiegel juga masuk jajaran eksekutif dengan bergaji minim. Ia hanya menerima upah USD1 setahun dari perusahaannya. Sebelum masuk Klub USD1 (klub para CEO dengan gaji rendah), menurut Fortune, Spiegel memiliki gaji lebih dari USD50.000.
Namun, setelah IPO perusahaan awal tahun ini, Spiegel memilih untuk menurunkan gajinya secara drastis.
Posisi kelima dan keenam adalah duo pendiri Google: Sergey Brin dan Larry Page. CEO dan Presiden Alfabet, perusahaan induk Google itu hanya mengambil gaji USD1 setiap tahun.
Selanjutnya adalah John Mackey, Co-CEO Whole Foods yang memperoleh gaji USD1 sepanjang tahun. Sejak 2007, ia memilih untuk menerima upah hanya USD1. “Saya memiliki cukup uang dan motivasi utama saya hanya melayani dan mencoba berbuat baik di dunia,” ujarnya kepada Wall Street Journal setelah mengumumkan keputusan itu pada 2006.
“Saya tidak menganggap diri saya sangat istimewa. Dan saya juga tidak menganggap keputusan ini (digaji USD1) sebagai suatu hal istimewa atau mulia. Saya hanya ingin melayani dan mencoba berbuat baik, itu yang ingin saya lakukan”.
Padahal Whole Foods merupakan pusat toko kelontong dengan jaringan paling besar di Amerika Serikat, bahkan dijuluki sebagai “Whole Paycheck”.
Nama terkemuka lainnya yang memilih masuk Klub USD1 adalah Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Saat berkampanye, Trump menyatakan dirinya tidak akan menerima gaji bila terpilih.
Sejauh ini, miliarder yang terkenal sebagai pengusaha real estat itu selalu mematuhi pernyataannya. Dia memilih menyumbangkan gaji sebagai presiden ke National Park Service.
Kembali ke Silicon Valley, CEO Yelp Jeremy Stoppelman juga memilih untuk menerima gaji USD1 selama setahun. Sejak 2013, Stoppelman memutuskan bahwa gaji pokoknya menjadi USD1.
Lantas mengapa para CEO tersebut memilih bergaji USD1. Bagi mereka gaji adalah hanya untuk pegawai. Sementara bos harus berpikir untuk mendulang pendapatan. Jadi dengan digaji hanya USD1, bukan berarti mereka menjadi kekurangan uang, justru sebaliknya.
Para CEO tersebut memilih USD1 atas setiap lembar saham perusahaannya yang tercatat di bursa. “Mereka tidak menerima gaji besar, tapi mengkompensasikan setiap nilai yang mereka terima dari saham perusahaan mereka. Jadi kompensasi itu yang mereka dapatkan,” ujar Aaron Boyd, direktur Equilar, sebuah perusahaan yang meneliti kompensasi para eksekutif, seperti dilansir Forbes.
Seperti Brin dan Page, mereka mengkompensasikan USD1 atas setiap kepemilikan saham mereka. Kedua eksekutif tersebut lantas mendulang fulus lebih dari USD40 miliar.
Begitu pula dengan Stoppelman, dengan opsi saham yang ia miliki, ia memperoleh sekitar USD919 juta pada tahun 2015 lalu.
(ven)