Sambut Ekonomi Digital, UMKM Jadi Sorotan APEC
A
A
A
JAKARTA - Inovasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) era ekonomi digital menjadi salah satu perhatian utama pada pertemuan APEC ke-23 atau The 23 rd APEC Ministers Responsible for Trade (APEC MRT) di National Convention Center, Hanoi, Vietnam.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyadari bahwa mempromosikan UMKM agar dapat terlibat dalam mata rantai produksi global memiliki peran penting dalam mempertahankan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.
Enggar mengatakan, pada era perdagangan digital ini, tantangannya bagaimana UMKM dapat dibekali berbagai inovasi dan teknologi. Sehingga, dapat lebih menjangkau pasar global dan memenangkan persaingan," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (22/5/2017).
Pada pertemuan yang dihadiri 21 Menteri Perdagangan di kawasan Asia Pasifik yang menjadi anggota Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) ini juga membahas upaya memacu pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan investasi regional maupun global berkesinambungan, inklusif dan inovatif.
Untuk itu, para menteri menekankan kelanjutan upaya anggota APEC dalam mencapai Cita-cita Bogor (Bogor Goals) berupa perdagangan dan investasi bebas dan terbuka tahun 2020.
"Isi-isu lain yang dibahas termasuk bagaimana mengatasi kecenderungan proteksionisme dan di lain pihak mendorong fasilitasi perdagangan, konektivitas kawasan, inovasi, pemanfaatan teknologi digital, dan inklusivitas," katanya.
Para menteri perdagangan menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus bisa dirasakan oleh semua lapisan. Sehingga, penting bagi APEC untuk dapat membuat berbagai inisiatif baru untuk mengurangi rentang kesejahteraan.
"Indonesia pun kembali menekankan pentingnya upaya membangun wilayah pedesaan dan mengentaskan kemiskinan menjadi pembahasan di APEC," kata Enggar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyadari bahwa mempromosikan UMKM agar dapat terlibat dalam mata rantai produksi global memiliki peran penting dalam mempertahankan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.
Enggar mengatakan, pada era perdagangan digital ini, tantangannya bagaimana UMKM dapat dibekali berbagai inovasi dan teknologi. Sehingga, dapat lebih menjangkau pasar global dan memenangkan persaingan," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (22/5/2017).
Pada pertemuan yang dihadiri 21 Menteri Perdagangan di kawasan Asia Pasifik yang menjadi anggota Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) ini juga membahas upaya memacu pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan investasi regional maupun global berkesinambungan, inklusif dan inovatif.
Untuk itu, para menteri menekankan kelanjutan upaya anggota APEC dalam mencapai Cita-cita Bogor (Bogor Goals) berupa perdagangan dan investasi bebas dan terbuka tahun 2020.
"Isi-isu lain yang dibahas termasuk bagaimana mengatasi kecenderungan proteksionisme dan di lain pihak mendorong fasilitasi perdagangan, konektivitas kawasan, inovasi, pemanfaatan teknologi digital, dan inklusivitas," katanya.
Para menteri perdagangan menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus bisa dirasakan oleh semua lapisan. Sehingga, penting bagi APEC untuk dapat membuat berbagai inisiatif baru untuk mengurangi rentang kesejahteraan.
"Indonesia pun kembali menekankan pentingnya upaya membangun wilayah pedesaan dan mengentaskan kemiskinan menjadi pembahasan di APEC," kata Enggar.
(izz)