Cara OJK Perluas Akses Keuangan di Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan inklusi keuangan kemudahan akses masyarakat terhadap layanan keuangan pada 2019 mencapai 75% dari posisi saat ini 67,8%. Untuk mencapai itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya memperluas akses keuangan kepada masyarakat.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menjelaskan, salah satu upaya dan terobosan yang sudah dilakukan perbankan yakni melayani masyarakat dengan media transportasi. Salah satunya yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang melayani masuarakatnya di atas kapal.
"Kapal Teras BRI ini menjangkau beberapa daerah pelosok yang masih minim terjangkau layanan perbankan dengan memanfaatkan teknologi satelit BRIsat," kata Muliaman di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Kapal tersebut diibaratkan sebagai bank yang berjalan di atas laut. Dengan menggunakan BRIsat, bank berjalan ini bisa mengelilingi berbagai macam pulau. "Hari ini pulau ini dan pakai satelit transaksi di manapun," ujar dia.
Selain itu, akses keuangan masyarakat melalui kepemilikan sertifikat tanah juga tengah digenjot pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Nantinya, mereka yang memiliki sertifikat tanah, bisa memiliki akses keuangan yang lebih mudah dalam memulai usahanya.
"Hak kepemilikan tanah, setifikasi ini pada dasarnya memanfaatkan aset non formal disertifkasi. Maka, aset formal dijadikan agunan untuk membuka akses," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perluasan akses keuangan juga dilakukan dengan membuat layanan keuangan tanpa kantor atau Laku Pandai. Nantinya, masyarakat di berbagai daerah yang jauh dari jangkauan bank bisa menjadi agen bank yang menghimpun dana masyarakat.
Agen Laku Pandai dilakukan oleh masyarakat yang memiliki usaha seperti warung kelontong hingga penjual pulsa dan bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat ke lembaga keuangan.
"Dua tahun pertama kami evaluasi jumlah agen lebih 300.000 agen dari beberapa bank branchless banking, apalagi di beberapa tempat dilengkapi layanan keuangan digital," pungkas Muliaman.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menjelaskan, salah satu upaya dan terobosan yang sudah dilakukan perbankan yakni melayani masyarakat dengan media transportasi. Salah satunya yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang melayani masuarakatnya di atas kapal.
"Kapal Teras BRI ini menjangkau beberapa daerah pelosok yang masih minim terjangkau layanan perbankan dengan memanfaatkan teknologi satelit BRIsat," kata Muliaman di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Kapal tersebut diibaratkan sebagai bank yang berjalan di atas laut. Dengan menggunakan BRIsat, bank berjalan ini bisa mengelilingi berbagai macam pulau. "Hari ini pulau ini dan pakai satelit transaksi di manapun," ujar dia.
Selain itu, akses keuangan masyarakat melalui kepemilikan sertifikat tanah juga tengah digenjot pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Nantinya, mereka yang memiliki sertifikat tanah, bisa memiliki akses keuangan yang lebih mudah dalam memulai usahanya.
"Hak kepemilikan tanah, setifikasi ini pada dasarnya memanfaatkan aset non formal disertifkasi. Maka, aset formal dijadikan agunan untuk membuka akses," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perluasan akses keuangan juga dilakukan dengan membuat layanan keuangan tanpa kantor atau Laku Pandai. Nantinya, masyarakat di berbagai daerah yang jauh dari jangkauan bank bisa menjadi agen bank yang menghimpun dana masyarakat.
Agen Laku Pandai dilakukan oleh masyarakat yang memiliki usaha seperti warung kelontong hingga penjual pulsa dan bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat ke lembaga keuangan.
"Dua tahun pertama kami evaluasi jumlah agen lebih 300.000 agen dari beberapa bank branchless banking, apalagi di beberapa tempat dilengkapi layanan keuangan digital," pungkas Muliaman.
(izz)