Stempel Layak Investasi dari S&P Akan Tarik Dana Investor ke RI

Kamis, 25 Mei 2017 - 00:08 WIB
Stempel Layak Investasi dari S&P Akan Tarik Dana Investor ke RI
Stempel Layak Investasi dari S&P Akan Tarik Dana Investor ke RI
A A A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan, dengan status Indonesia yang mendapat predikat layak investasi dari Standart & Poor, maka akan berpengaruh beberapa kondisi moneter di Indonesia. Salah satunya yakni, diperkirakan ada peningkatan capital inflow yang masuk ke Indonesia.

Selain itu, dia menambahkan investor asing, juga bisa makin memantapkan niatnya untuk berinvestasi di Indonesia dan mereka akan lebih terbuka dalam mencari aset dalam bentuk rupiah. "Untuk aset manager internasional banyak yang menyiapkan dan memperluas plafon untuk penempatan di Indonesia," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Rabu (24/5).

(Baca Juga: Peringkat Investasi Naik Bukti Fundamental Ekonomi RI Membaik
Sambung dia stempel layak investasi dari S&P bisa menggiring investor sebanyak-banyaknya masuk Indonesia dan membuat dana mengalir ke dalam negeri. Menurutnya para investor akan mencari aset rupiah yang tentu bukan hanya SBN (Surat Berharga Negara), tapi bisa juga saham dan obligasi korporasi

Agus Marto mengungkapkan juga, agar foreign direct investment bisa masuk lebih besar, karena akan berdampak baik untuk kegiatan perdagangan di dalam negeri. "Itu baik untuk Indonesia dan yang perlu kita harapkan adalah untuk yang kegiatan ekspor atau untuk lengkapi pohon industri yang belum kami miliki," kata dia.

(Baca Juga: S&P Naikkan Peringkat RI Jadi Layak Investasi
Kemudian, lebih lanjut dia mengharapkan, dengan naiknya peringkat investasi Indonesia ini, bisa mengarah pada penyediaan lapangan kerja yang lebih luas di Indonesia dan dapat meminimalis angka ketimpangan dan kemiskinan.

"Kami optimistis bahwa investment grade dari S&P akan meningkatkan investasi ke Indonesia. Ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Pemerintah yaitu peningkatan SDM dan ease of doing bussines," pungkasnya.

Seperti diketahui Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) telah menaikkan sovereign credit rating Indonesia menjadi BBB-/A-3 dengan outlook stabil. Dengan demikian, Indonesia telah memperoleh peringkat investment grade dari S&P. Sebelumnya Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi dari beberapa lembaga pemeringkat internasional terkemuka lainnya.

S&P menyatakan, outlook Indonesia dalam jangka panjang adalah stabil. S&P memandang risiko kenaikan maupun penurunan (upside and downside risks) terhadap rating yang diberikan cenderung seimbang. Selain itu, S&P juga menyatakan keyakinannya bahwa fokus pemerintah untuk membuat APBN lebih realistis bakal memberikan dampak positif.

Sesaat setelah pemberian predikat investment grade langsung mengembuskan angin segar di pasar modal dan membuat rupiah mulai berotot kembali terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sesaat setelah S&P mengumumkan status layak investasi di Indonesia, langsung melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada titik tertinggi sepanjang sejarah.

Indeks tembus rekor intraday di level 5.800 sebelum penutupan perdagangan. Tercatat IHSG naik hampir menembus 3% pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Namun, keperkasaan IHSG terkulai pada penutupan perdagangan kemarin yang turun 42 poin ke level 5.749.

Rupanya, sentimen positif tak bisa menahan aksi ambil untung para investor. Sebaliknya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada posisi Rp13.300 per USD pada penutupan perdagangan kemarin, dibandingkan posisi Rp13.330 pada penutupan perdagangan sebelumnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6782 seconds (0.1#10.140)