Amazon Buka Toko Offline di New York
A
A
A
NEW YORK - Perusahaan raksasa ritel Amazon membuka toko buku offline baru mereka, setelah mendominasi dunia belanja online dalam tiga dekade terakhir. Perusahaan membuka toko buku offline ketujuh di New York, yang disambut positif oleh konsumen untuk menghadirkan pengalaman menjelajah produk seperti di masa lalu.
Seperti dilansir BBC, Jumat (26/6/2017) menyambut kehadiran toko buku baru Amazon, para pembeli melakukan selfie dimana salah satu pembeli setia mengaku menyukai tantangan mencari buku secara fisik. Toko buku di New York ini hanya memiliki luas 370 meter persegi, cukup sederhana dibandingkan toko bertingkat saingannya.
"Ini membuat saya merasa lebih mudah diakses. Meski sudah ada secara online, tapi sangat bagus untuk masuk dan berjalan mencari sesuatu," ujar Amanda Martinez (25) yang tiba sebelum toko dibuka untuk kemudian berjalan keluar dengan sebuah novel JJ Abrams.
Amazon membuka toko buku pertama mereka di Seattle pada 2015, lalu. Pada akhir tahun ini, pihak perusahaan berencana memiliki 13 buah toko di Amerika Serikat. Hal ini sekaligus memperluas jejak fisik mereka di Universitas dan bereksperimen dengan kenyamanan.
Meski begitu, Amazon diyakini tidak akan mengubah fokus online dan ritel, menurut analis Tuna Amobi. Dia menambahkan bahkan pada skala kecil, toko fisik memiliki manfaat untuk meningkatkan kesadaran merek dan mengekspos terhadap layanan berlangganan perdana Amazon.
Anggota Prima mendapatkan harga online di toko, sementara non-anggota harus membayar daftar harga untuk buku. "Ada kesempatan untuk mendapatkan platform mereka lebih dekat kepada konsumen dan berinteraksi, terlibat dengan investasi sangat minimal," paparnya.
Amazon memberi penawaran terbatas pada 3.000 judul buku, tidak satupun buku menerima kurang dari empat dari lima bintang oleh pelanggan online Amazon. Ada juga bagian 'Page Turners' yang didedikasikan untuk buku yang menurut data Amazon dilahap kurang dari tiga hari.
Seperti dilansir BBC, Jumat (26/6/2017) menyambut kehadiran toko buku baru Amazon, para pembeli melakukan selfie dimana salah satu pembeli setia mengaku menyukai tantangan mencari buku secara fisik. Toko buku di New York ini hanya memiliki luas 370 meter persegi, cukup sederhana dibandingkan toko bertingkat saingannya.
"Ini membuat saya merasa lebih mudah diakses. Meski sudah ada secara online, tapi sangat bagus untuk masuk dan berjalan mencari sesuatu," ujar Amanda Martinez (25) yang tiba sebelum toko dibuka untuk kemudian berjalan keluar dengan sebuah novel JJ Abrams.
Amazon membuka toko buku pertama mereka di Seattle pada 2015, lalu. Pada akhir tahun ini, pihak perusahaan berencana memiliki 13 buah toko di Amerika Serikat. Hal ini sekaligus memperluas jejak fisik mereka di Universitas dan bereksperimen dengan kenyamanan.
Meski begitu, Amazon diyakini tidak akan mengubah fokus online dan ritel, menurut analis Tuna Amobi. Dia menambahkan bahkan pada skala kecil, toko fisik memiliki manfaat untuk meningkatkan kesadaran merek dan mengekspos terhadap layanan berlangganan perdana Amazon.
Anggota Prima mendapatkan harga online di toko, sementara non-anggota harus membayar daftar harga untuk buku. "Ada kesempatan untuk mendapatkan platform mereka lebih dekat kepada konsumen dan berinteraksi, terlibat dengan investasi sangat minimal," paparnya.
Amazon memberi penawaran terbatas pada 3.000 judul buku, tidak satupun buku menerima kurang dari empat dari lima bintang oleh pelanggan online Amazon. Ada juga bagian 'Page Turners' yang didedikasikan untuk buku yang menurut data Amazon dilahap kurang dari tiga hari.
(akr)