Mata Uang Negara-negara Berkembang Terpantau Stabil

Senin, 29 Mei 2017 - 20:08 WIB
Mata Uang Negara-negara Berkembang Terpantau Stabil
Mata Uang Negara-negara Berkembang Terpantau Stabil
A A A
JAKARTA - Mata uang negara-negara berkembang telah kembali mendapatkan momentumnya terhadap dolar Amerika Serikat (USD), salah satunya rupiah dengan posisi USD/IDR yang stabil setelah melewati minggu yang penuh tekanan. Meskipun akhir-akhir ini keuntungan mata uang negara-negara berkembang tidak terlalu signifikan, secara garis besar mereka perlahan-lahan bergerak naik terhadap USD.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketertarikan investor terhadap negara berkembang. "Yang juga cukup mengesankan dari rupiah adalah mata uang ini tidak terlihat terpengaruh sama sekali oleh momen kelesuan pasar akibat Federal Reserve yang hampir pasti akan menaikkan suku bunga di Amerika pada bulan Juni," kata Research Analyst di FXTM Lukman Otunuga dalam keterangan resmi, Senin (29/5/2017).

Disinyalir juga bahwa penanam modal asing sedang menunggu kesempatan untuk berinvestasi di pasar obligasi, hal ini berarti kemungkinan besar mereka akan melirik aset Indonesia sehingga dapat meningkatkan suku bunga. Menurutnya USD masih mempertimbangkan tekanan beli dan jual, meskipun pasar finansial mengharapkan kenaikan suku bunga Amerika lagi di bulan Juni.

"Salah satu alasan mengapa dolar Amerika masih terlihat tertekan adalah karena adanya sentimen negatif dari Federal Reserve," ungkapnya.

Hal ini terlihat jelas dari hasil pertemuan Federal Reserve di mana bank sentral Amerika menyatakan bahwa meskipun kenaikan suku bunga itu dianggap sudah sepantasnya terjadi, namun data ekonomi harus tetap diperhatikan. Ia menambahkan sedangkan Berita baiknya adalah perubahan suku bunga Amerika ini tidak berisiko terhadap pelemahan Rupiah.

Federal Reserve tidak menyatakan secara terbuka bahwa mereka akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun ini, hal ini akan menopang posisi Rupiah dalam jangka menengah. Namun tidak diketahui secara jelas dalam jangka panjang. "Selama penanam modal tetap berani mengambil risiko dalam pasar modal, kita akan melihat keuntungan pasar negara berkembang yang secara perlahan terus meningkat," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3351 seconds (0.1#10.140)