Menperin: Afghanistan Tertarik Impor Produk dari Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyampaikan, Afghanistan tertarik untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia. Dalam hal ini, Afghanistan berminat untuk mengimpor produk industri Indonesia.
"Kemarin Presiden Afghanistan datang ke sini. Jadi ini tindak lanjut beberapa waktu lalu. Mereka tertarik mengimpor beberapa komoditas untuk dibahas lebih lanjut," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Lebih lanjut Ia menerangkan Indonesia dan Afghanistan sudah memiliki hubungan perdagangan, namun volumenya relatif masih kecil. "Artinya, tidak banyak yang mereka beli dari Indonesia. Padahal, mereka 90% produknya adalah produk impor," ungkapnya.
Menurut Airlangga, beberapa produk industri yang potensial untuk diekspor ke Afghanistan seperti tekstil, farmasi, building construction, dan makanan. "Beberapa produk barang konsumsi potensial diekspor ke sana. Ini akan dibahas dan mereka menyampaikan undangan untuk berkunjung ke Kabul," jelasnya.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto menambahkan, produk-produk barang konsumsi seperti makanan dan minuman, elektronik, hingga construction material berpotensi untuk diekspor ke Afghanistan. "Di sana sedang banyak pembangunan. Jadi peluang terbuka luas dan mereka sudah mempunyai hubungan diplomatik yang cukup lama dengan Indonesia," ujarnya.
Afghanistan sendiri merupakan mitra dagang nonmigas terbesar di Asia Tengah. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afghanistan menurun dari USD36,6 juta pada tahun 2015 menjadi USD16,25 juta pada tahun 2016, meski surplus bagi Indonesia namun volume perdagangannya dinilai masih rendah.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor terbesar Indonesia ke Afghanistan adalah produk elektronik dan perangkatnya. Selain itu, beberapa produk lain seperti produk farmasi, produk kebutuhan rumah tangga, produk kosmetik, kaca, kopi dan teh, karet, dan beberapa produk kimia juga terbilang besar nilai ekspornya. Sementara impor terbesar Indonesia dari Afghanistan antara lain olahan buah, mesin listrik, dan sejumlah barang dari baja.
"Kemarin Presiden Afghanistan datang ke sini. Jadi ini tindak lanjut beberapa waktu lalu. Mereka tertarik mengimpor beberapa komoditas untuk dibahas lebih lanjut," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Lebih lanjut Ia menerangkan Indonesia dan Afghanistan sudah memiliki hubungan perdagangan, namun volumenya relatif masih kecil. "Artinya, tidak banyak yang mereka beli dari Indonesia. Padahal, mereka 90% produknya adalah produk impor," ungkapnya.
Menurut Airlangga, beberapa produk industri yang potensial untuk diekspor ke Afghanistan seperti tekstil, farmasi, building construction, dan makanan. "Beberapa produk barang konsumsi potensial diekspor ke sana. Ini akan dibahas dan mereka menyampaikan undangan untuk berkunjung ke Kabul," jelasnya.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto menambahkan, produk-produk barang konsumsi seperti makanan dan minuman, elektronik, hingga construction material berpotensi untuk diekspor ke Afghanistan. "Di sana sedang banyak pembangunan. Jadi peluang terbuka luas dan mereka sudah mempunyai hubungan diplomatik yang cukup lama dengan Indonesia," ujarnya.
Afghanistan sendiri merupakan mitra dagang nonmigas terbesar di Asia Tengah. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afghanistan menurun dari USD36,6 juta pada tahun 2015 menjadi USD16,25 juta pada tahun 2016, meski surplus bagi Indonesia namun volume perdagangannya dinilai masih rendah.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor terbesar Indonesia ke Afghanistan adalah produk elektronik dan perangkatnya. Selain itu, beberapa produk lain seperti produk farmasi, produk kebutuhan rumah tangga, produk kosmetik, kaca, kopi dan teh, karet, dan beberapa produk kimia juga terbilang besar nilai ekspornya. Sementara impor terbesar Indonesia dari Afghanistan antara lain olahan buah, mesin listrik, dan sejumlah barang dari baja.
(akr)