Pertumbuhan Uang Beredar Meningkat 11,1%
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Mei 2017. Posisi M2 sebesar Rp5.126,2 triliun atau tumbuh 11,1% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,2% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 10,0% (yoy) dan 43,2% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan April 2017 yang masing-masing sebesar 8,7% (yoy) dan 30,0% (yoy).
"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 terutama disebabkan peningkatan Aktiva Luar Negeri Bersih dan ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus)," katanya di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Adapun pada Mei 2017, Aktiva Luar Negeri Bersih tercatat Rp1.447,0 triliun atau tumbuh 24,4% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan April 2017 yang sebesar 20,5% (yoy). Ekspansi operasi keuangan Pempus juga ikut mendorong peningkatan pertumbuhan uang beredar.
"Hal ini tercermin dari kewajiban kepada Pempus (simpanan Pempus di BI dan perbankan) yang tumbuh melambat dari 52,4% (yoy) pada April 2017 menjadi 35,3% (yoy) pada Mei 2017," papar Tirta.
Suku bunga kredit sedikit menurun, sementara suku bunga simpanan bergerak beragam. Pada Mei 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat 11,83%, turun dibanding bulan sebelumnya sebesar 11,92%.
Demikian halnya suku bunga simpanan dengan tenor 3 dan 24 bulan yang masing-masing tercatat 6,62% dan 6,97%, turun dibanding bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 6,64% dan 7,02%.
Di sisi lain, suku bunga berjangka dengan tenor 6 dan 12 bulan tercatat 7,03% dan 7,11%, meningkat dari 7,02% dan 7,10% pada bulan sebelumnya. "Sementara itu, suku bunga simpanan dengan tenor satu bulan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 6,37%," ungkap dia.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 10,0% (yoy) dan 43,2% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan April 2017 yang masing-masing sebesar 8,7% (yoy) dan 30,0% (yoy).
"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 terutama disebabkan peningkatan Aktiva Luar Negeri Bersih dan ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus)," katanya di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Adapun pada Mei 2017, Aktiva Luar Negeri Bersih tercatat Rp1.447,0 triliun atau tumbuh 24,4% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan April 2017 yang sebesar 20,5% (yoy). Ekspansi operasi keuangan Pempus juga ikut mendorong peningkatan pertumbuhan uang beredar.
"Hal ini tercermin dari kewajiban kepada Pempus (simpanan Pempus di BI dan perbankan) yang tumbuh melambat dari 52,4% (yoy) pada April 2017 menjadi 35,3% (yoy) pada Mei 2017," papar Tirta.
Suku bunga kredit sedikit menurun, sementara suku bunga simpanan bergerak beragam. Pada Mei 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat 11,83%, turun dibanding bulan sebelumnya sebesar 11,92%.
Demikian halnya suku bunga simpanan dengan tenor 3 dan 24 bulan yang masing-masing tercatat 6,62% dan 6,97%, turun dibanding bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 6,64% dan 7,02%.
Di sisi lain, suku bunga berjangka dengan tenor 6 dan 12 bulan tercatat 7,03% dan 7,11%, meningkat dari 7,02% dan 7,10% pada bulan sebelumnya. "Sementara itu, suku bunga simpanan dengan tenor satu bulan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 6,37%," ungkap dia.
(izz)