BEI Tak Suspensi Saham MDRN meski 7-Eleven Ditutup
A
A
A
JAKARTA - Perdagangan saham PT Modern Internasional Tbk (MDRN) tidak berhenti meski 7-Eleven sudah tidak lagi beroperasi. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, belum akan menghentikan perdagangan MDRN secara sementara atau disuspensi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, MDRN masih punya pendapatan dari bisnis lain di luar 7-Eleven. Sehingga, sahamnya masih layak berjalan.
"Mereka masih punya bisnis yang lain, masih hidup, dan masih punya penghasilan. Jadi, belum masuk kriteria untuk bisa disuspen," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Samsul menjelaskan, meski saham MDRN sudah mentok di level Rp50/saham juga bukan merupakan patokan perdagangan. Sebab, roda bisnis perusahaan masih jalan terus.
"Tapi kan perusahaan masih jalan. Mereka ngejelasin kalau misalnya Sevel itu adalah pendapatan terbesar mereka dari pendapatan lainnya," kata dia.
Menurut Samsul, MDRN akan fokus ke bisnis lainnya untuk dapat bergerak terus. Kejadian semacam 7-Eleven ini dinilainya wajar terjadi di dunia bisnis.
"Ini mereka fokus ke bisnis yang lainnya, saya kira langkah-langkah ini bisa terjadi kepada perusahaan-perusahaan lain dan mengenai apapun penyebabnya segala macam tanya ke mereka saja," tuturnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, MDRN masih punya pendapatan dari bisnis lain di luar 7-Eleven. Sehingga, sahamnya masih layak berjalan.
"Mereka masih punya bisnis yang lain, masih hidup, dan masih punya penghasilan. Jadi, belum masuk kriteria untuk bisa disuspen," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Samsul menjelaskan, meski saham MDRN sudah mentok di level Rp50/saham juga bukan merupakan patokan perdagangan. Sebab, roda bisnis perusahaan masih jalan terus.
"Tapi kan perusahaan masih jalan. Mereka ngejelasin kalau misalnya Sevel itu adalah pendapatan terbesar mereka dari pendapatan lainnya," kata dia.
Menurut Samsul, MDRN akan fokus ke bisnis lainnya untuk dapat bergerak terus. Kejadian semacam 7-Eleven ini dinilainya wajar terjadi di dunia bisnis.
"Ini mereka fokus ke bisnis yang lainnya, saya kira langkah-langkah ini bisa terjadi kepada perusahaan-perusahaan lain dan mengenai apapun penyebabnya segala macam tanya ke mereka saja," tuturnya.
(izz)