Pakuwon Grup Kerek Penjualan Properti Rp1,2 Triliun
A
A
A
SURABAYA - Di tengah geliat ekonomi yang masih lesu, penjualan properti di Surabaya terus terkerek naik. Pada semester pertama saja, Pakuwon Grup berhasil membukukan penjualan Rp1,2 triliun. Jumlah itu lebih baik dari tahun sebelumnya di kisaran Rp1,1 triliun.
Direktur Marketing Pakuwon Grup Sutandi Purnomosidi menuturkan, masih ada celah buat penjualan properti di sepanjang semester pertama kemarin. Pihaknya pun yakin memasuki semester kedua terjadi peningkatan yang jauh lebih baik.
"Tanda-tandanya sudah terlihat. Pemerintah memberikan banyak kemudahan. Demikian juga dengan pihak bank yang memberikan pilihan bunga menarik," ujar Sutandi ketika ditemui di sela-sela Pakuwon Group Property Exhibition 2017, Rabu (12/7/2017).
Ia melanjutkan, sampai akhir tahun ini, target penjualan mencapai Rp2,7 triliun. Target itu bisa dilaluinya dengan kondisi penjualan properti seperti saat ini. Ditambah lagi dominasi pembeli properti di Kota Pahlawan kini mulai merata.
“Kalau dulu banyak didominasi orang Surabaya dan Jakarta. Tapi sekarang banyak pembeli, baik itu apartemen maupun rumah tapak berasal dari luar Surabaya dan luar pulau,” ungkapnya.
Untuk penjualan tahun lalu, segmen menengah atas memang tetap mendominasi. Demikian juga di sepanjang tahun ini yang terus bertahan dengan konsumen yang sama. “Tahun lalu 70% pembeli properti memilih hunian highrise. Sisanya landed, lahan di Surabaya yang terbatas membuat rumah tapak sudah mulai jarang,” jelasnya.
Sutandi juga menjelaskan, bila fase 2017 dan 2018 bisa dilewati, maka pada 2019 akan lebih baik lagi. Kondisi ini seperti mengulang masa 2011 lalu setelah pilpres 2009, penjualan properti mencapai titik puncaknya.
“Lihat saja saat ini sudah banyak dukungan kebijakan terkait properti. Perlambatan sejak 2015, kebijakan 2016 serta masa 2017-2018 optimistis berjalan bagus. Apalagi inflasi terkendali baik saat ini,” ucapnya.
Keberhasilan dalam membukukan penjualan yang baik di pakuwon Grup tak lepas dari produk unggulan yang begitu dinikmati oleh konsumen. Salah satu penyumbang tertinggi adalah Pakuwon Mal Mansion serta Benson Tower. Penjulan itu merupakan yang tertinggi di Pakuwon Mal.
“Seperti mengulang penjualan saat juni 2017 lalu. Kontribusi 40%. Sisanya di Grand Pakuwon yakni tipe Amor,” sambungnya.
General Manager Marketing Pakuwon Group Agung Nugroho menuturkan, sepanjang 2017 ini memang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dalam penjualan properti. Pihaknya tak sampai menunggu lama untuk bisa mendulang penjualan unit apartemen maupun rumah tapak.
“Siklus penjualan memang seperti ini. Sejak pertengahan 2016 lalu sudah ada tanda-tanda perbaikan penjualan, baru pada awal tahun ini menjadi puncaknya,” jelas Agung.
Ia pun berharap besar pada triwulan kedua dan ketiga nanti pasar semakin mengeliat. Pemerintah juga berhasil memberikan kenyamanan dengan adanya perbaikan ekonomi di Indonesia. Semua ini tentu memiliki efek domino pada penjualan properti.
“Sektor yang lainnya ada perbaikan. Tentu mereka juga akan mau berinvestasi di sektor properti. Ini menjadi menarik kalau sepanjang tahun ini penjualan terus membaik,” ucapnya.
Direktur Marketing Pakuwon Grup Sutandi Purnomosidi menuturkan, masih ada celah buat penjualan properti di sepanjang semester pertama kemarin. Pihaknya pun yakin memasuki semester kedua terjadi peningkatan yang jauh lebih baik.
"Tanda-tandanya sudah terlihat. Pemerintah memberikan banyak kemudahan. Demikian juga dengan pihak bank yang memberikan pilihan bunga menarik," ujar Sutandi ketika ditemui di sela-sela Pakuwon Group Property Exhibition 2017, Rabu (12/7/2017).
Ia melanjutkan, sampai akhir tahun ini, target penjualan mencapai Rp2,7 triliun. Target itu bisa dilaluinya dengan kondisi penjualan properti seperti saat ini. Ditambah lagi dominasi pembeli properti di Kota Pahlawan kini mulai merata.
“Kalau dulu banyak didominasi orang Surabaya dan Jakarta. Tapi sekarang banyak pembeli, baik itu apartemen maupun rumah tapak berasal dari luar Surabaya dan luar pulau,” ungkapnya.
Untuk penjualan tahun lalu, segmen menengah atas memang tetap mendominasi. Demikian juga di sepanjang tahun ini yang terus bertahan dengan konsumen yang sama. “Tahun lalu 70% pembeli properti memilih hunian highrise. Sisanya landed, lahan di Surabaya yang terbatas membuat rumah tapak sudah mulai jarang,” jelasnya.
Sutandi juga menjelaskan, bila fase 2017 dan 2018 bisa dilewati, maka pada 2019 akan lebih baik lagi. Kondisi ini seperti mengulang masa 2011 lalu setelah pilpres 2009, penjualan properti mencapai titik puncaknya.
“Lihat saja saat ini sudah banyak dukungan kebijakan terkait properti. Perlambatan sejak 2015, kebijakan 2016 serta masa 2017-2018 optimistis berjalan bagus. Apalagi inflasi terkendali baik saat ini,” ucapnya.
Keberhasilan dalam membukukan penjualan yang baik di pakuwon Grup tak lepas dari produk unggulan yang begitu dinikmati oleh konsumen. Salah satu penyumbang tertinggi adalah Pakuwon Mal Mansion serta Benson Tower. Penjulan itu merupakan yang tertinggi di Pakuwon Mal.
“Seperti mengulang penjualan saat juni 2017 lalu. Kontribusi 40%. Sisanya di Grand Pakuwon yakni tipe Amor,” sambungnya.
General Manager Marketing Pakuwon Group Agung Nugroho menuturkan, sepanjang 2017 ini memang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dalam penjualan properti. Pihaknya tak sampai menunggu lama untuk bisa mendulang penjualan unit apartemen maupun rumah tapak.
“Siklus penjualan memang seperti ini. Sejak pertengahan 2016 lalu sudah ada tanda-tanda perbaikan penjualan, baru pada awal tahun ini menjadi puncaknya,” jelas Agung.
Ia pun berharap besar pada triwulan kedua dan ketiga nanti pasar semakin mengeliat. Pemerintah juga berhasil memberikan kenyamanan dengan adanya perbaikan ekonomi di Indonesia. Semua ini tentu memiliki efek domino pada penjualan properti.
“Sektor yang lainnya ada perbaikan. Tentu mereka juga akan mau berinvestasi di sektor properti. Ini menjadi menarik kalau sepanjang tahun ini penjualan terus membaik,” ucapnya.
(ven)