Menko Darmin Ungkap Manfaat Redenominasi Rupiah bagi Siswa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan salah satu manfaat redenominasi (penyederhanaan nilai) mata uang rupiah adalah mempermudah anak-anak usia sekolah. Selain itu terang dia pencatatan rupiah juga menjadi lebih efisien.
"Saya pikir kasihan anak-anak kita. Di sekolah, mereka tahunya dua tambah dua, di luar 15 ribu tambah dua. Itu kacau sekali, enggak nyambung. Jadi apa yang dia hadapi dalam kehidupan, enggak sama dengan apa yang dihadapi di kelas. Hal ini perlu loncatan pikiran," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
(Baca Juga: Redenominasi Rupiah Butuh Waktu Tujuh Tahun
Sambung dia menerangkan bahwa redenominasi bisa dikatakan mendesak, lantaran bisa menimbulkan efisiensi yang luar biasa dan dapat menghemat di banyak sektor bukan hanya keuangan semata. Namun apabila hal tersebut memakan anggaran besar tapi justru dipaksakan, baru akan menjadi masalah.
"Biayanya juga enggak banyak. Kalau urusan mendesak atau enggak, ya hubungkan juga dengan biaya. Kalau sesuatu yang biayanya mahal dipaksakan, sekarang itu baru masalah. Kalau sekarang (redenominasi) itu malah efisiensi yang akhirnya terjadi," pungkasnya.
Tahun ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo akan mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Redenominasi Mata Uang Rupiah kepada DPR. Namun, Agus akan menemui Presiden Joko Widodo terlebih dahulu sebelum mengajukan usulan tersebut.
"Saya pikir kasihan anak-anak kita. Di sekolah, mereka tahunya dua tambah dua, di luar 15 ribu tambah dua. Itu kacau sekali, enggak nyambung. Jadi apa yang dia hadapi dalam kehidupan, enggak sama dengan apa yang dihadapi di kelas. Hal ini perlu loncatan pikiran," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
(Baca Juga: Redenominasi Rupiah Butuh Waktu Tujuh Tahun
Sambung dia menerangkan bahwa redenominasi bisa dikatakan mendesak, lantaran bisa menimbulkan efisiensi yang luar biasa dan dapat menghemat di banyak sektor bukan hanya keuangan semata. Namun apabila hal tersebut memakan anggaran besar tapi justru dipaksakan, baru akan menjadi masalah.
"Biayanya juga enggak banyak. Kalau urusan mendesak atau enggak, ya hubungkan juga dengan biaya. Kalau sesuatu yang biayanya mahal dipaksakan, sekarang itu baru masalah. Kalau sekarang (redenominasi) itu malah efisiensi yang akhirnya terjadi," pungkasnya.
Tahun ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo akan mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Redenominasi Mata Uang Rupiah kepada DPR. Namun, Agus akan menemui Presiden Joko Widodo terlebih dahulu sebelum mengajukan usulan tersebut.
(akr)