Transaksi E-Toll Masih Rendah di Jatim

Senin, 24 Juli 2017 - 02:14 WIB
Transaksi E-Toll Masih...
Transaksi E-Toll Masih Rendah di Jatim
A A A
SURABAYA - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah akan terus mengkampayekan transaksi non tunai, tidak hanya bagi masyarakat, tapi juga di layanan pemerintahan. Salah satu program kampanye dari BI adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Elektronifikasi pembayaran tol, lanjut dia, memiliki manfaat baik bagi pengguna, maupun bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau operator. Dari sisi pengguna, hal itu bisa mempercepat proses dan menimbulkan rasa aman dalam bertransaksi. "Salah satu kampanye GNNT adalah mendorong pembayaran non tunai pada semua ruas tol di seluruh Indonesia," katanya.

Sementara manfaat bagi BUJT, elektronifikasi pembayaran menurutnya akan menurunkan banyak risiko. Di antaranya, risiko penerimaan uang palsu, risiko keamanan sewaktu pengumpulan uang tunai. Selain itu juga mampu mengurangi biaya operasional cash handling. "Elektrifikasi pembayaran ini juga mengurangi risiko kesalahan penghitungan penerimaan dan pengembalian," ujarnya.

Sejalan dengan berbagai kampanye GNNT yang dilakukan, diharapkan penetrasi penggunaan non tunai di Jalan Tol dapat meningkat. Di Jatim penetrasi pembayaran tol non tunai di jalur Surabaya-Gempol masih berada pada kisaran 15-17%.

Ke depan, KPBI Jatim bersama BUJT secara aktif memberikan sosialisasi GNNT pada masyarakat sekaligus mengedukasi kewajiban pengguna jalan tol untuk memakai uang elektronik. "Sehingga, nantinya bisa terwujud sebuah masyarakat dimana tidak ada sama sekali transaksi tunai (cashless society)," paparnya.

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus memacu transaksi non tunai pada tiap instansinya. Pasalnya, transaksi non tunai diyakini mampu meningkatkan transparansi keuangan daerah dan bisa membuat biaya operasional lebih efisien.

Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, pihaknya secara konsisten menerapkan transaksi non tunai. Di antaranya, sejak 2015 transaksi non tunai untuk layanan keuangan di Jatim sudah dilakukan.

Kemudian, kata dia, di tahun yang sama ada pengembangan ATM Samsat. Ini merupakan mesin pelayanan yang memanfaatkan media "SmartCard" dan digunakan oleh pemilik kendaraan bermotor sebagai wajib pajak. "Dengan non tunai, transaksi menjadi lebih cepat dan tidak terdapat antrean,“ terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0923 seconds (0.1#10.140)