Dorong Peran Florikultura dan Hortikultura dalam Perekonomian
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah ingin mendorong florikultura agar lebih berkembang karena potensinya masih sangat besar dan belum digarap secara maksimal. Maka pada hari ini, pemerintah mencanangkan Hari Florikultura Indonesia. Pencanangan ini, diharapkan menjadi tanda pengingat kebangkitan florikultura Indonesia dan penyatu stakeholder florikultura secara nasional.
“Kita juga harus mengajak usaha kecil dan menengah untuk mengangkat florikultura ini ke tingkat komersial. Hanya dengan itu, kita bisa mengembangkan ini dengan lebih baik,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Hal tersebut disampaikan saat membuka acara Pencanangan Hari Florikultura Indonesia dan Dialog Interaktif bertajuk 'Kebangkitan Florikultura Indonesia' sebagai rangkaian acara Florikultura Indonesia 2017. Acara ini diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bekerja sama dengan Kementeran Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Bunga Indonesia, dan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota.
Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa florikultura dan hortikultura akan mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional, di antaranya yakni keragaman plasma nutfah yang besar di tropis, iklim tropis di Indonesia yang memungkinkan banyak produk florikultura dan hortikultura di dunia bisa berkembang baik.
Ditambah lahan yang luas termasuk di dalam kawasan hutan, dan florikultura tidak membutuhkan lahan yang luas, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi, pasar yang masih terbuka dan kesadaran masyarakat akan keindahan dan kelestarian lingkungan yang semakin baik.
Di sisi lain, data menunjukkan ekspor florikultura dunia masih dikuasai oleh Belanda, Kolombia, Equador, Ethiopia, Kenya dan India. Negara yang juga mulai menggeliat menjadi eksportir adalah Thailand, Malaysia, Australia, Israel, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Sumbangan negara-negara tersebut terhadap PDB mereka, sudah ada yang mencapai 40%.
Menko Darmin mengatakan Indonesia harus punya target agar florikultura ini mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan. "Saya harapkan semua provinsi dan kabupaten/kota sentra, sudah mulai fokus mengembangankan komoditi ini. Hal tersebut diperlukan agar suatu saat industri ini mampu berbicara lebih banyak dalam kancah perdagangan dunia dan tentunya untuk perolehan devisa negara,” terangnya.
Darmin juga menggarisbawahi satu hal, agar masyarakat juga perlu mulai fokus membenahi tata cara praktik bertanam, pemeliharaan tanaman, hingga pemasaran yang lebih baik. "Selain itu, sinergi kelompok usaha dengan kegiatan terkait juga perlu menjadi perhatian bersama,” tegas Darmin.
Sebagai informasi, kegiatan Florikultura Indonesia ini akan diselengarakan di Jakarta dan Bogor selama satu pekan ke depan. Adapun rangkaian acara dimaksud antara lain: Kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Hias di Cianjur pada tanggal 26-27 Juli 2017, Seminar Nasional di IPB Bogor pada tanggal 28 Juli 2017, Bursa Tanaman Hias di IPB Bogor pada tanggal 29 Juli 2017, serta carnival mobil hias di IPB Bogor pada tanggal 30 Juli 2017.
Hadir dalam acara ini Deputi Bidang Koodinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, Walikota Tomohon Jimmy F Eman, Bupati Bogor Nurhayanti, Rektor IPB Herry Suhardiyanto, serta perwakilan K/L dan Pemda.
“Kita juga harus mengajak usaha kecil dan menengah untuk mengangkat florikultura ini ke tingkat komersial. Hanya dengan itu, kita bisa mengembangkan ini dengan lebih baik,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Hal tersebut disampaikan saat membuka acara Pencanangan Hari Florikultura Indonesia dan Dialog Interaktif bertajuk 'Kebangkitan Florikultura Indonesia' sebagai rangkaian acara Florikultura Indonesia 2017. Acara ini diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bekerja sama dengan Kementeran Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Bunga Indonesia, dan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota.
Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa florikultura dan hortikultura akan mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional, di antaranya yakni keragaman plasma nutfah yang besar di tropis, iklim tropis di Indonesia yang memungkinkan banyak produk florikultura dan hortikultura di dunia bisa berkembang baik.
Ditambah lahan yang luas termasuk di dalam kawasan hutan, dan florikultura tidak membutuhkan lahan yang luas, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi, pasar yang masih terbuka dan kesadaran masyarakat akan keindahan dan kelestarian lingkungan yang semakin baik.
Di sisi lain, data menunjukkan ekspor florikultura dunia masih dikuasai oleh Belanda, Kolombia, Equador, Ethiopia, Kenya dan India. Negara yang juga mulai menggeliat menjadi eksportir adalah Thailand, Malaysia, Australia, Israel, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Sumbangan negara-negara tersebut terhadap PDB mereka, sudah ada yang mencapai 40%.
Menko Darmin mengatakan Indonesia harus punya target agar florikultura ini mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan. "Saya harapkan semua provinsi dan kabupaten/kota sentra, sudah mulai fokus mengembangankan komoditi ini. Hal tersebut diperlukan agar suatu saat industri ini mampu berbicara lebih banyak dalam kancah perdagangan dunia dan tentunya untuk perolehan devisa negara,” terangnya.
Darmin juga menggarisbawahi satu hal, agar masyarakat juga perlu mulai fokus membenahi tata cara praktik bertanam, pemeliharaan tanaman, hingga pemasaran yang lebih baik. "Selain itu, sinergi kelompok usaha dengan kegiatan terkait juga perlu menjadi perhatian bersama,” tegas Darmin.
Sebagai informasi, kegiatan Florikultura Indonesia ini akan diselengarakan di Jakarta dan Bogor selama satu pekan ke depan. Adapun rangkaian acara dimaksud antara lain: Kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Hias di Cianjur pada tanggal 26-27 Juli 2017, Seminar Nasional di IPB Bogor pada tanggal 28 Juli 2017, Bursa Tanaman Hias di IPB Bogor pada tanggal 29 Juli 2017, serta carnival mobil hias di IPB Bogor pada tanggal 30 Juli 2017.
Hadir dalam acara ini Deputi Bidang Koodinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, Walikota Tomohon Jimmy F Eman, Bupati Bogor Nurhayanti, Rektor IPB Herry Suhardiyanto, serta perwakilan K/L dan Pemda.
(akr)