Garam Mahal, Harga Ikan Asin di Daerah Ini Meroket
A
A
A
BANJARNEGARA - Mahalnya harga garam terus dirasakan dampaknya di sejumlah daerah, termasuk di Banjarnegara, Jawa Tengah, harga ikan asin jenis pindang naik hingga Rp2.000 per biji. Para pedagang pu nmengeluhkan sepinya pembeli dan membuat omzet menurun.
Akibat naiknya harga lapak ikan asin di pasar tradisional Banjarnegara ini, pembeli sepi sejak kenaikan harga garam yang terjadi sepekan lalu. Sehing, harga semua jenis ikan asin naik drastis.
Harga pindang ukuran sedang naik dari R2.000 per biji menjadi Rp4.000 per biji, ikan salem naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000 per kilogram (kg), ikan tongkol naik dari Rp27.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Keniakan harga ini diprediksi terus naik seiring naiknya harga garam di pasaran.
"Ini saya beli pindang naik banget hampir 100% yang biasanya Rp2.000 jadi Rp4.000. Ini sungguh memberatkan kami yang biasanya hanya lauk ikan asin," kata Ela, salah satu warga Banjarnegara, Senin (24/7/2017).
Akibat harga naik pedagang mengaku mengalami penurunan omzet hingga 50% jika sehari rata rata mampu meraup omzet hingga Rp1 juta, kini pedagang hanya merarik kisaran Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per hari.
"Omzet saya turun drastis sejak kami naikan harga. Kami belinya sudah mahal maka kami harus naikkan harga ikan asin, dampaknya jadi sepi pembeli," jelas Edy, pedagang ikan di pasar tersebut.
Masyarkat berharap pemerintah bisa segera mengambil tindakan untuk menormalkan hara garam di pasaran. Mahalnya harga garam ini membuat ibu ibu harus berputar otak untuk menghemat uang belanja.
Akibat naiknya harga lapak ikan asin di pasar tradisional Banjarnegara ini, pembeli sepi sejak kenaikan harga garam yang terjadi sepekan lalu. Sehing, harga semua jenis ikan asin naik drastis.
Harga pindang ukuran sedang naik dari R2.000 per biji menjadi Rp4.000 per biji, ikan salem naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000 per kilogram (kg), ikan tongkol naik dari Rp27.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Keniakan harga ini diprediksi terus naik seiring naiknya harga garam di pasaran.
"Ini saya beli pindang naik banget hampir 100% yang biasanya Rp2.000 jadi Rp4.000. Ini sungguh memberatkan kami yang biasanya hanya lauk ikan asin," kata Ela, salah satu warga Banjarnegara, Senin (24/7/2017).
Akibat harga naik pedagang mengaku mengalami penurunan omzet hingga 50% jika sehari rata rata mampu meraup omzet hingga Rp1 juta, kini pedagang hanya merarik kisaran Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per hari.
"Omzet saya turun drastis sejak kami naikan harga. Kami belinya sudah mahal maka kami harus naikkan harga ikan asin, dampaknya jadi sepi pembeli," jelas Edy, pedagang ikan di pasar tersebut.
Masyarkat berharap pemerintah bisa segera mengambil tindakan untuk menormalkan hara garam di pasaran. Mahalnya harga garam ini membuat ibu ibu harus berputar otak untuk menghemat uang belanja.
(izz)