APGRI Beberkan Penyebab Indonesia Selalu Impor Garam

Kamis, 20 Juli 2023 - 13:57 WIB
loading...
APGRI Beberkan Penyebab...
Produksi garam lokal masih menghadapi beberapa kendala. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) mengungkapkan bahwa ketergantungan Indonesia untuk melakukan impor garam lantaran banyak persoalan yang masih dihadapi oleh para petani. Ketua APGRI Jakfar Sodikin mengungkapkan, permasalahan pertama yang dihadapi adalah keterbatasan lahan untuk memproduksi garam, sebab tidak semua pantai di Indonesia bisa jadikan tempat menghasilkan garam.



"Memang tidak semua garis pantai kita bisa dijadikan pantai garam (produksi). Misalnya pantai Jawa bagian utara bisa, akan tetapi di bagian selatan tidak, karena ombak dan karang yang terjal," kata Jakfar dalam Market Review IDXChannel, Kamis (20/7/2023).

Kemudian, kondisi di sejumlah daerah di Indonesia juga masih terhambat cuaca yang sering terjadi hujan. Sehingga membutuhkan biaya produksi lebih besar dan waktu yang lama.

"Contohnya di Aceh juga dikembangkan tannel tapi itu mahal. Kalo kita lihat di Aceh itu perlu pakai tanal dan itu karena panas hanya beberapa waktu saja dan kebutuhan produksinya tinggi," katanya.

Lebih lanjut, Jakfar menyebutkan bahwa terkadang harga jual garam di Indonesia masih rendah sehingga membuat motivasi petani garam turun untuk memproduksi garam. Dia mengatakan bahwa petani garam sendiri sebenarnya menginginkan harga yang bisa untuk menutupi biaya produksi dan juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Di tahun 2021 selain cuaca itu, motivasi petani untuk memproduksi garam turun, karena harga garam sangat rendah. Pada waktu itu harga garam hanya Rp500-Rp600 per kilogram dan tidak bisa untuk menutupi biaya produksi," katanya.



Kemudian, Jakfar mengatakan perlunya ada pendamping oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi garam dengan menghadirkan teknologi yang diharapkan produksi garam nasional bisa kembali pada posisi kejayaannya. Pada tahun 2019 produksi garam nasional Indonesia menyentuh angka 2,9 juta ton.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1478 seconds (0.1#10.140)