Sri Mulyani: Penggunaan Utang untuk Kegiatan Produktif

Kamis, 27 Juli 2017 - 21:23 WIB
Sri Mulyani: Penggunaan...
Sri Mulyani: Penggunaan Utang untuk Kegiatan Produktif
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa utang pemerintah Indonesia yang hingga Juni 2017 sebesar Rp3.706,52 triliun digunakan untuk kegiatan yang bersifat produktif. Utang fantastis tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di Tanah Air.

Dia menuturkan, belanja pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dijabarkannya, pada 2014 belanja pemerintah untuk pendidikan selama satu tahun Rp353 triliun dan untuk belanja kesehatan mencapai Rp59,7 triliun.

Sementara pada 2017, belanja pendidikan meningkat menjadi Rp416 triliun, belanja kesehatan dari sebelumnya Rp59,7 triliun bertambah dua kali lipat menjadi Rp104,1 triliun.

"Infrastruktur meningkat luar biasa, lebih dari dua kali lipat. Dari hanya Rp144 triliun, sekarang belanja infrastruktur Rp387,7 triliun. Kemudian, untuk kesehatan yang tadinya Rp59,7 triliun sekarang sudah dua kali lipat yaitu Rp104,1 triliun," katanya dalam acara Forum Merdeka Barat di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Baca Juga: Sri Mulyani Jelaskan Mengapa Indonesia Harus Utang Ribuan Triliun
Tak hanya itu, peningkatan dana yang ditransfer ke daerah pun luar biasa. Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik meningkat tiga kali lipat dari Rp31 triliun pada 2014 menjadi Rp118,3 triliun pada 2017. Kemudian, dana perlindungan sosial naik sepuluh kali lipat dari Rp13 triliun menjadi Rp157,7 triliun.

"Jadi, bukan kami utang karena senang, tapi tactical investment untuk apa yang dibutuhkan republik ini," imbuh dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, dari utang tersebut, Indonesia telah menggenjot pembangunan infrastruktur. Pada 2015, jalan raya yang dibangun sekitar 5.229 kilometer (km). Kemudian ditambah lagi pada 2016 sebesar 2.528 km, dan pada tahun ini sudah terbangun 2.571 km.

Masih menurut Sri Mulyani, Indonesia juga membangun sembilan bandara baru, jalur kereta api sepanjang 85 km pada 2015, 114 km pada 2016 dan 175 km di tahun ini. Selain itu, jumlah rumah yang dibangun pun mencapai 99 ribu unit di 2015, kemudian di 2016 naik jadi 111 ribu unit, dan pada tahun ini sebanyak 123 ribu unit.

"Kalau hanya lihat angka (utang) itu memang menakutkan. Tapi lihat uangnya untuk apa," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7442 seconds (0.1#10.140)