Lindungi Konsumen, YLKI Ingatkan Label Produk Harus Sesuai
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyikapi maraknya produk makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan label dan peruntukan. Salah satunya produk susu kental manis (SKM) yang memiliki kadar gula tinggi.
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi melihat ada kekeliruan yang disampaikan sejumlah produsen dalam mengiklankan produk SKM. Di mana sebenarnya SKM memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi, sedangkan kalsiumnya rendah dan hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan konsumen terutama anak-anak.
"SKM itu memang tidak bagus karena kandungan gulanya sangat tinggi, sementara kandungan kalsiumnya sangat rendah. Dampaknya sangat buruk bagi anak-anak karena hanya akan menghasilkan kegemukan dan obesitas. Jadi sebaiknya hindari anak meminum SKM dan ganti dengan susu murni," ujar Tulus, Kamis (27/7/2017).
Dia menyatakan terkait dengan iklan yang menyebutkan susu kental manis merupakan minuman bergizi dan baik untuk kesehatan, YLKI meminta untuk diluruskan. Setiap label produk harus sesuai.
"Dari sisi labeling memang tidak fair karena sebenarnya lebih layak disebut minum gula daripada minum susu," ungkapnya.
Terkait hal ini, Tulus memandang belum ada regulasi yang mengatur sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sampai detik ini belum ada regulasi yang melarang. Tapi seharusnya ini menjadi perhatian Kemenkes. Untuk apa Kemenkes kampanye kurangi garam gula dan lemak tapi membiarkan SKM?," jelasnya.
Hal sedana disampaikan pemerhati anak Seto Mulyadi. Dia mengkritisi masih banyak iklan produk makanan dan minuman yang mengklaim baik serta menyehatkan dikonsumsi untuk anak-anak Indonesia. Padahal, kadar gulanya sangat tinggi.
"Ini artinya informasi mengenai kesehatan harus terus menerus diinformasikan pemerintah. Anak-anak secara tidak sadar masih sering mengkonsumsi produk yang tidak laik seperti permen, coklat juga susu kental manis karena pengaruh iklan yang tidak sesuai," tandas pria yang akrab disapa Kak Seto ini.
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi melihat ada kekeliruan yang disampaikan sejumlah produsen dalam mengiklankan produk SKM. Di mana sebenarnya SKM memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi, sedangkan kalsiumnya rendah dan hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan konsumen terutama anak-anak.
"SKM itu memang tidak bagus karena kandungan gulanya sangat tinggi, sementara kandungan kalsiumnya sangat rendah. Dampaknya sangat buruk bagi anak-anak karena hanya akan menghasilkan kegemukan dan obesitas. Jadi sebaiknya hindari anak meminum SKM dan ganti dengan susu murni," ujar Tulus, Kamis (27/7/2017).
Dia menyatakan terkait dengan iklan yang menyebutkan susu kental manis merupakan minuman bergizi dan baik untuk kesehatan, YLKI meminta untuk diluruskan. Setiap label produk harus sesuai.
"Dari sisi labeling memang tidak fair karena sebenarnya lebih layak disebut minum gula daripada minum susu," ungkapnya.
Terkait hal ini, Tulus memandang belum ada regulasi yang mengatur sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sampai detik ini belum ada regulasi yang melarang. Tapi seharusnya ini menjadi perhatian Kemenkes. Untuk apa Kemenkes kampanye kurangi garam gula dan lemak tapi membiarkan SKM?," jelasnya.
Hal sedana disampaikan pemerhati anak Seto Mulyadi. Dia mengkritisi masih banyak iklan produk makanan dan minuman yang mengklaim baik serta menyehatkan dikonsumsi untuk anak-anak Indonesia. Padahal, kadar gulanya sangat tinggi.
"Ini artinya informasi mengenai kesehatan harus terus menerus diinformasikan pemerintah. Anak-anak secara tidak sadar masih sering mengkonsumsi produk yang tidak laik seperti permen, coklat juga susu kental manis karena pengaruh iklan yang tidak sesuai," tandas pria yang akrab disapa Kak Seto ini.
(dmd)