Garam Langka, Wali Kota Semarang Minta Operasi Pasar
A
A
A
SEMARANG - Permasalahan kelangkaan garam yang menyebabkan kenaikan harga garam tidak terkontrol terus menjadi isu nasional, tidak terkecuali di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meminta Dinas Ketahanan Pangan serta Dinas Pertanian Kota Semarang melakukan upaya konkrit dalam menanggulangi fenomena kelangkaan dan kenaikan harga garam tersebut.
Hendi menyebutkan dalam catatan harga komoditas yang dirilis TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Provinsi Jawa Tengah, grafik harga garam di Kota Semarang menunjukkan tren yang terus naik tak terkendali.
Misalnya untuk garam beryodium bata yang biasanya setiap kilogram dijual seharga Rp5.000, kini menyentuh Rp11.000. Sedangkan garam beryodium halus yang biasanya per kilogram dijual Rp4.200, kini telah menyentuh Rp8.900.
Karena itu, fenomena harga garam harus menjadi perhatian penting. Mengingat kelangkaan garam yang terjadi ini tidak hanya berdampak pada kenaikan harga, juga berimbas pada pelaku usaha kecil yang menggunakan garam sebagai bahan bakunya, misalnya produsen ikan asin.
"Salah satu contohnya para produsen ikan asin di Tambaklorok yang jumlah produksinya menurun karena kesulitan mencari garam. Dan kalaupun ada harganya sangat tinggi," lanjut Hendi.
Ia meminta dalam beberapa hari kedepan telah ada langkah-langkah khusus terkait kelangkaan garam ini. Langkah-langkah khusus yang dimaksud seperti melakukan operasi pasar hingga melakukan penetrasi ke distributor garam.
"Jangan sampai laju inflasi Kota Semarang yang sudah berhasil kita tekan selama dua tahun ini, tidak dapat kita pertahankan karena permasalahan garam," pesannya.
Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meminta Dinas Ketahanan Pangan serta Dinas Pertanian Kota Semarang melakukan upaya konkrit dalam menanggulangi fenomena kelangkaan dan kenaikan harga garam tersebut.
Hendi menyebutkan dalam catatan harga komoditas yang dirilis TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Provinsi Jawa Tengah, grafik harga garam di Kota Semarang menunjukkan tren yang terus naik tak terkendali.
Misalnya untuk garam beryodium bata yang biasanya setiap kilogram dijual seharga Rp5.000, kini menyentuh Rp11.000. Sedangkan garam beryodium halus yang biasanya per kilogram dijual Rp4.200, kini telah menyentuh Rp8.900.
Karena itu, fenomena harga garam harus menjadi perhatian penting. Mengingat kelangkaan garam yang terjadi ini tidak hanya berdampak pada kenaikan harga, juga berimbas pada pelaku usaha kecil yang menggunakan garam sebagai bahan bakunya, misalnya produsen ikan asin.
"Salah satu contohnya para produsen ikan asin di Tambaklorok yang jumlah produksinya menurun karena kesulitan mencari garam. Dan kalaupun ada harganya sangat tinggi," lanjut Hendi.
Ia meminta dalam beberapa hari kedepan telah ada langkah-langkah khusus terkait kelangkaan garam ini. Langkah-langkah khusus yang dimaksud seperti melakukan operasi pasar hingga melakukan penetrasi ke distributor garam.
"Jangan sampai laju inflasi Kota Semarang yang sudah berhasil kita tekan selama dua tahun ini, tidak dapat kita pertahankan karena permasalahan garam," pesannya.
(ven)