Indonesia Jajaki Pengembangan Pasar Produk Sawit ke Rusia
A
A
A
JAKARTA - Indonesia menjajaki pengembangan pasar produk sawit ke Rusia. Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow bersama Kementerian Perdagangan dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit serta asosiasi kelapa sawit, menyelenggarakan Festival Indonesia yang dilanjutkan dengan Forum Bisnis Indonesia-Rusia Untuk Sawit.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Rusia merupakan mitra perdagangan Indonesia yang memiliki pasar potensial untuk produk minyak sawit Indonesia. Dia juga menyampaikan kepada pelaku usaha di Rusia bahwa produk sawit Indonesia merupakan produk yang sustainable, healthy, dan bersih.
"Semua produk sawit Indonesia mulai penanaman sampai produksi hilirnya telah mengikuti Standar RSPO, ISPO dan ISO," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Dia melanjutkan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan penerapan prinsip-prinsip sustainability dalam setiap aspek produk sawit Indonesia. Mendag menjelaskan, pengelolaan industri minyak sawit Indonesia berpedoman pada praktik agraria yang baik (Good Agricultural Practices).
"Sejak 2011 Indonesia telah membuat regulasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bersifat mandatory bagi semua perusahaan, sebagaimana komitmen Indonesia untuk mengikuti protokol kesepakatan yang telah ditandatangani dalam COP 21-Paris tentang pengurangan emisi gas rumah kaca terutama dari sektor perkebunan," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Mendag mengundang lembaga riset dari Universitas Moskow serta para pengusaha Rusia untuk datang ke Indonesia dan melihat pengelolaan produk sawit Indonesia dari mulai penanaman sampai produk hilir.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (LBBP RI) untuk Rusia, M Wahid Supriyadi menyampaikan, tujuan dari forum bisnis untuk sawit ini didasarkan pada fakta bahwa Rusia merupakan mitra perdagangan Indonesia yang potensial khususnya untuk minyak sawit.
"Ekspor minyak sawit Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun serta potensinya masih sangat besar untuk ditingkatkan," tutur dia.
Pada 2016, Indonesia mengekspor lebih dari 663.000 ton minyak sawit ke Rusia dengan nilai kurang lebih USD440 Juta. Ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia juga meningkat setiap tahunnya dan masih mempunyai potensi untuk ditingkatkan.
Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Dono Boestami mengatakan, dalam konteks climate change dan komitmen nasional masing-masing negara untuk menurunkan emisi rumah kaca. Maka, kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang menjanjikan terkait pengembangan energi baru dan terbarukan.
"Beberapa negara telah melirik dan mempergunakan biodiesel dari kelapa sawit sebagai bagian dari energy mix untuk mengurangi ketergantungan pada fossil fuel," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama ini, juga dilakukan kerja sama yang dituangkan dalam Memorandum of Cooperation (MoC) antara Dewan Minyak Sawit Indonesia dengan Pengusaha Minyak Sawit Rusia.
Menurutnya, MoC ini dipandang sangat penting guna meningkatkan perdagangan kedua negara terutama Indonesia serta memperluas promosi dan diseminasi informasi produk minyak sawit Indonesia di Rusia.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, yang juga merupakan salah satu inisiatior MoC menyampaikan optimismenya dengan adanya kerja sama tersebut.
"Perdagangan minyak sawit Indonesia dapat meningkat dua kali lipat dalam satu sampai dua tahun kedepan," ujar Sahat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Rusia merupakan mitra perdagangan Indonesia yang memiliki pasar potensial untuk produk minyak sawit Indonesia. Dia juga menyampaikan kepada pelaku usaha di Rusia bahwa produk sawit Indonesia merupakan produk yang sustainable, healthy, dan bersih.
"Semua produk sawit Indonesia mulai penanaman sampai produksi hilirnya telah mengikuti Standar RSPO, ISPO dan ISO," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Dia melanjutkan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan penerapan prinsip-prinsip sustainability dalam setiap aspek produk sawit Indonesia. Mendag menjelaskan, pengelolaan industri minyak sawit Indonesia berpedoman pada praktik agraria yang baik (Good Agricultural Practices).
"Sejak 2011 Indonesia telah membuat regulasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bersifat mandatory bagi semua perusahaan, sebagaimana komitmen Indonesia untuk mengikuti protokol kesepakatan yang telah ditandatangani dalam COP 21-Paris tentang pengurangan emisi gas rumah kaca terutama dari sektor perkebunan," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Mendag mengundang lembaga riset dari Universitas Moskow serta para pengusaha Rusia untuk datang ke Indonesia dan melihat pengelolaan produk sawit Indonesia dari mulai penanaman sampai produk hilir.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (LBBP RI) untuk Rusia, M Wahid Supriyadi menyampaikan, tujuan dari forum bisnis untuk sawit ini didasarkan pada fakta bahwa Rusia merupakan mitra perdagangan Indonesia yang potensial khususnya untuk minyak sawit.
"Ekspor minyak sawit Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun serta potensinya masih sangat besar untuk ditingkatkan," tutur dia.
Pada 2016, Indonesia mengekspor lebih dari 663.000 ton minyak sawit ke Rusia dengan nilai kurang lebih USD440 Juta. Ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia juga meningkat setiap tahunnya dan masih mempunyai potensi untuk ditingkatkan.
Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Dono Boestami mengatakan, dalam konteks climate change dan komitmen nasional masing-masing negara untuk menurunkan emisi rumah kaca. Maka, kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang menjanjikan terkait pengembangan energi baru dan terbarukan.
"Beberapa negara telah melirik dan mempergunakan biodiesel dari kelapa sawit sebagai bagian dari energy mix untuk mengurangi ketergantungan pada fossil fuel," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama ini, juga dilakukan kerja sama yang dituangkan dalam Memorandum of Cooperation (MoC) antara Dewan Minyak Sawit Indonesia dengan Pengusaha Minyak Sawit Rusia.
Menurutnya, MoC ini dipandang sangat penting guna meningkatkan perdagangan kedua negara terutama Indonesia serta memperluas promosi dan diseminasi informasi produk minyak sawit Indonesia di Rusia.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, yang juga merupakan salah satu inisiatior MoC menyampaikan optimismenya dengan adanya kerja sama tersebut.
"Perdagangan minyak sawit Indonesia dapat meningkat dua kali lipat dalam satu sampai dua tahun kedepan," ujar Sahat.
(izz)