PLN Siapkan Rp2,6 Triliun Listriki Desa di NTT
A
A
A
KUPANG - PT PLN (Persero) akan menuntaskan rasio desa berlistrik sebesar 100% di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2018. Untuk itu, PLN menyiapkan dana sekitar Rp2,6 triliun, yang dialokasikan pada 2017 sebesar Rp1,2 triliun dan 2018 sebesar Rp1,4 triliun.
Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali saat meninjau proyek listrik desa di Desa Neke, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, mengatakan posisi akhir 2016, dari 3.270 desa di NTT, jumlah desa yang sudah berlistrik mencapai 2.067 desa. Sedangkan 1.203 desa lainnya belum berlistrik, sehingga rasio desa berlistrik baru 63,21%.
"Kami targetkan sebanyak 1.203 desa yang belum berlistrik itu sudah menikmati listrik atau rasio desa berlistrik mencapai 100% pada akhir 2018," katanya di Kupang, Rabu (16/8/2017).
Menurut dia, PLN merencanakan sebanyak 633 desa di NTT sudah berlistriik pada akhir 2017 atau rasio meningkat menjadi 82,57%dan sisanya sebanyak 570 desa terlistriki pada 2018 atau rasio menjadi 100%.
General Manager PT PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur optimistis target melistriki desa-sesa di NTT dapat tercapai sesuai target. "Kami optimistis karena November sudah jalan dan 2018 sekitar 1.230 desa sudah menikmati listrik," tegasnya.
Sementara itu, Camat Oenino, Jacobus Banamtuan mengatakan warga sudah tidak sabar menikmati listrik yang sudah lama ditunggu-tunggu. "Warga antusias menyambut kehadiran listrik ini," katanya.
Ia mengapresiasi langkah PLN melistriki desanya karena banyak manfaat yang didapat warga dengan adanya listrik. Pertama, manfaat ekonomi, yakni masyarakat bisa melakukan aktivitas usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Kedua, manfaaat pendidikan berupa anak-anak sekolah bisa belajar pada malam hari. "Manfaat lain adalah masyarakat bisa mengakses informasi untuk menambah pengetahuannya dan juga hiburan," ujarnya.
Selama ini, lanjut Banamtuan, masyarakat memakai penerangan dengan damar minyak tanah yang terbatas. Ia berharap setelah desa, listrik juga bisa menjangkau seluruh kepala keluarga.
Manajer Rayon PLN, Soe Maksensius De menambahkan seluruh tujuh desa yang ada di Oenino sudah teraliri listrik hingga akhir 2017. "Saat ini, baru tiga yang berlistrik, tapi akhir 2017, semua desa sudah berlistrik," katanya.
Kecamatan Oenino memiliki 11 ribu jiwa atau 3.082 kepala keluarga dengan 90% bermata pencaharian di sektor pertanian palawija.
Dan Ali menegaskan warga Oenino sudah bisa menikmati listrik saat Natal akhir Desember 2017. "Listrik ini menjadi hadiah natal bagi warga untuk beribadah dengan khusyuk dan hikmat," katanya.
Manajer Unit Pelaksana Proyek Keteganalistrikan (UP2K) PLN Wilayah NTT, Joko Martono mengatakan proyek listrik desa di Desa Neke mencakup pembangunan jaringan berkapasitas 20 kV sepanjang 17 km. "Proyek dimulai sejak Juni kemarin dan akan selesai November 2017," katanya.
Joko menambahkan proyek transmisi 70 kV ruas Kefamenanu-Atambua juga sudah rampung pada 27 April 2017, sehingga mampu mengalirkan daya dari Kupang hingga Atambua dan sekaligus mempercepat rasio elektrifikasi.
Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali saat meninjau proyek listrik desa di Desa Neke, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, mengatakan posisi akhir 2016, dari 3.270 desa di NTT, jumlah desa yang sudah berlistrik mencapai 2.067 desa. Sedangkan 1.203 desa lainnya belum berlistrik, sehingga rasio desa berlistrik baru 63,21%.
"Kami targetkan sebanyak 1.203 desa yang belum berlistrik itu sudah menikmati listrik atau rasio desa berlistrik mencapai 100% pada akhir 2018," katanya di Kupang, Rabu (16/8/2017).
Menurut dia, PLN merencanakan sebanyak 633 desa di NTT sudah berlistriik pada akhir 2017 atau rasio meningkat menjadi 82,57%dan sisanya sebanyak 570 desa terlistriki pada 2018 atau rasio menjadi 100%.
General Manager PT PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur optimistis target melistriki desa-sesa di NTT dapat tercapai sesuai target. "Kami optimistis karena November sudah jalan dan 2018 sekitar 1.230 desa sudah menikmati listrik," tegasnya.
Sementara itu, Camat Oenino, Jacobus Banamtuan mengatakan warga sudah tidak sabar menikmati listrik yang sudah lama ditunggu-tunggu. "Warga antusias menyambut kehadiran listrik ini," katanya.
Ia mengapresiasi langkah PLN melistriki desanya karena banyak manfaat yang didapat warga dengan adanya listrik. Pertama, manfaat ekonomi, yakni masyarakat bisa melakukan aktivitas usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Kedua, manfaaat pendidikan berupa anak-anak sekolah bisa belajar pada malam hari. "Manfaat lain adalah masyarakat bisa mengakses informasi untuk menambah pengetahuannya dan juga hiburan," ujarnya.
Selama ini, lanjut Banamtuan, masyarakat memakai penerangan dengan damar minyak tanah yang terbatas. Ia berharap setelah desa, listrik juga bisa menjangkau seluruh kepala keluarga.
Manajer Rayon PLN, Soe Maksensius De menambahkan seluruh tujuh desa yang ada di Oenino sudah teraliri listrik hingga akhir 2017. "Saat ini, baru tiga yang berlistrik, tapi akhir 2017, semua desa sudah berlistrik," katanya.
Kecamatan Oenino memiliki 11 ribu jiwa atau 3.082 kepala keluarga dengan 90% bermata pencaharian di sektor pertanian palawija.
Dan Ali menegaskan warga Oenino sudah bisa menikmati listrik saat Natal akhir Desember 2017. "Listrik ini menjadi hadiah natal bagi warga untuk beribadah dengan khusyuk dan hikmat," katanya.
Manajer Unit Pelaksana Proyek Keteganalistrikan (UP2K) PLN Wilayah NTT, Joko Martono mengatakan proyek listrik desa di Desa Neke mencakup pembangunan jaringan berkapasitas 20 kV sepanjang 17 km. "Proyek dimulai sejak Juni kemarin dan akan selesai November 2017," katanya.
Joko menambahkan proyek transmisi 70 kV ruas Kefamenanu-Atambua juga sudah rampung pada 27 April 2017, sehingga mampu mengalirkan daya dari Kupang hingga Atambua dan sekaligus mempercepat rasio elektrifikasi.
(ven)