Mendag Jamin Harga Pangan Aman Jelang Idul Adha
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah menjamin harga pangan tetap aman menjelang Idul Adha tahun ini. Satuan Tugas (Satgas) Pangan akan melakukan sidak jika terjadi kenaikan harga di lapangan.
"Untuk jelang Idul Adha aman, dari sisi suplai sangat siap apalagi harga-harga sudah terkendali. Kalau lebih tinggi satgas akan turun," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai memberikan Kuliah Umum dihadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (28/8/2017).
Dia mengungkapkan, khusus untuk komoditi beras, pasokannya cukup melimpah. Di Pasar Induk Cipinang (PIBC), Jakarta Timur stok beras yang ada saat ini sebanyak 45.000 ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding rata-rata harian yang hanya 30.000 ton.
"Kami lihat, kalau beras pertama kali aman ya aman. Pasar Induk Beras Cipinang sebagai indikator menghitung paling banyak. Saat ini 45.000 ton, di awal 30.000 ton. Sudah 50% di atas batas aman. Kalau PIBC aman, seluruh Indonesia akan aman," terang Enggar.
Pemerintah telah menetapkan HET beras pada 1 September dengan kategorisasi medium Rp9.450 dan premium Rp12.800. "Jenis-jenis beras ini sudah ditetapkan dalam Permentan pada 1 September," ucapnya.
Enggar menyebutkan, penetapan harga beras ini tidak akan merugikan petani di Indonesia. Bahkan, kata dia, ditetapkannya HET beras ini untuk menjaga daya beli masyarakat. Sebab, beras adalah salah satu komoditi primer.
"Kalau kita tidak tetapkan, penggiling kecil akan mati karena tidak ada batas atasnya. Sekarang saja sudah 40% penggiling kecil tutup. Selain itu, akan dijadikan objek spekulasi untuk menaikkan harga," kata dia.
Mendag mengaku, pedagang beras mayoritas meminta pemerintah segera merealisasikan keputusan tersebut. "Mereka setuju dengan ini. Hanya mereka yang mengatasnamakan petani saja yang rugi. Petaninya tidak," tuturnya.
"Untuk jelang Idul Adha aman, dari sisi suplai sangat siap apalagi harga-harga sudah terkendali. Kalau lebih tinggi satgas akan turun," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai memberikan Kuliah Umum dihadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (28/8/2017).
Dia mengungkapkan, khusus untuk komoditi beras, pasokannya cukup melimpah. Di Pasar Induk Cipinang (PIBC), Jakarta Timur stok beras yang ada saat ini sebanyak 45.000 ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding rata-rata harian yang hanya 30.000 ton.
"Kami lihat, kalau beras pertama kali aman ya aman. Pasar Induk Beras Cipinang sebagai indikator menghitung paling banyak. Saat ini 45.000 ton, di awal 30.000 ton. Sudah 50% di atas batas aman. Kalau PIBC aman, seluruh Indonesia akan aman," terang Enggar.
Pemerintah telah menetapkan HET beras pada 1 September dengan kategorisasi medium Rp9.450 dan premium Rp12.800. "Jenis-jenis beras ini sudah ditetapkan dalam Permentan pada 1 September," ucapnya.
Enggar menyebutkan, penetapan harga beras ini tidak akan merugikan petani di Indonesia. Bahkan, kata dia, ditetapkannya HET beras ini untuk menjaga daya beli masyarakat. Sebab, beras adalah salah satu komoditi primer.
"Kalau kita tidak tetapkan, penggiling kecil akan mati karena tidak ada batas atasnya. Sekarang saja sudah 40% penggiling kecil tutup. Selain itu, akan dijadikan objek spekulasi untuk menaikkan harga," kata dia.
Mendag mengaku, pedagang beras mayoritas meminta pemerintah segera merealisasikan keputusan tersebut. "Mereka setuju dengan ini. Hanya mereka yang mengatasnamakan petani saja yang rugi. Petaninya tidak," tuturnya.
(izz)