Tren Kredit Mikro Turun, Danamon Fokus Garap UKM
A
A
A
BANDUNG - Bank Danamon fokus menggarap market usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Barat, seiring turunnya permintaan kredit mikro pada Danamon Simpan Pinjam (DSP). Regional Head Sales & Distribution 5 Bank Danamon untuk wilayah Jawa Barat Pinastika Junia mengatakan, semester ini Bank Danamon akan lebih fokus menggarap kredit UKM.
Menurutnya kue dari sektor ini dinilai masih cukup menjanjikan. "Kami memang fokus ke kredit UKM. Bukan ke DSP lagi, karena memang kompetisi dan permintaannya terus menurun. Trennya sudah berubah," kata Pinastika Junia di Bandung, Selasa (29/8/2017).
Diakui dia, secara nasional, pada semester I/2017, kinerja kredit sektor mikro melalui DSP turun 32% menjadi Rp8,5 triliun. Tren penurunan kredit mikro, tak bisa dilepaskan dari kondisi perekonomian saat ini yang belum begitu stabil.
Berbeda dengan mikro, Bank Danamon justru mencatat peningkatan kinerja pada kredit UKM. Bank ini mencatat pertumbuhan sebesar 9% menjadi Rp26,7 triliun. Portofolio enterprise juga tumbuh 6% menjadi Rp37,1 triliun, dan kredit mortgage bertumbuh 25% menjadi Rp4,9 triliun.
Menurut dia, kendati mayoritas pertumbuhan kredit mikro mengalami penurunan, namun pihaknya sampai akhir tahun telah menyiapkan strategi khusus untuk menjaga kinerja kredit. Untuk kredit UMKM, Bank Danamon menyiapkan pendekatan disiplin pengelolaan biaya kredit, biaya dana, dan kredit bermasalah.
Sementara untuk segmen mikro, Bank Danamon melakukan mekanisme efisiensi, optimalisasi cabang, dan collection asset khusus. Bank Danamon berusaha mencari solusi bagi para debitur yang selama ini bermasalah.
"Kami perbaiki yang bermasalah. Karena kami ingin berkelanjutan. Kami akan berikan solusi agar bisnis mereka tetap berjalan. Walaupun sebenarnya, NPL kami sebesar 3,2 persen masih dalam kategori standar. Rasio masih cukup baik," jelas dia.
Dia berharap, dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan Bank Danamon pada semester II, dapat meningkatkan pendapatan perseroan hingga akhir tahun. Diketahui, pada semester I/2017, Bank Danamon mampu membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2 triliun. Pendapatan itu naik 18% dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara laba operasional tumbuh 22% menjadi Rp2,9 triliun. Bertumbuhnya laba operasional karena didorong penurunan biaya kredit dan efisiensi pengelolaan operasional Danamon. Di tengah lesunya industri otomotif, perusahaan sayap Bank Danamon masih mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 5% menjadi Rp44,6 triliun.
Menurutnya kue dari sektor ini dinilai masih cukup menjanjikan. "Kami memang fokus ke kredit UKM. Bukan ke DSP lagi, karena memang kompetisi dan permintaannya terus menurun. Trennya sudah berubah," kata Pinastika Junia di Bandung, Selasa (29/8/2017).
Diakui dia, secara nasional, pada semester I/2017, kinerja kredit sektor mikro melalui DSP turun 32% menjadi Rp8,5 triliun. Tren penurunan kredit mikro, tak bisa dilepaskan dari kondisi perekonomian saat ini yang belum begitu stabil.
Berbeda dengan mikro, Bank Danamon justru mencatat peningkatan kinerja pada kredit UKM. Bank ini mencatat pertumbuhan sebesar 9% menjadi Rp26,7 triliun. Portofolio enterprise juga tumbuh 6% menjadi Rp37,1 triliun, dan kredit mortgage bertumbuh 25% menjadi Rp4,9 triliun.
Menurut dia, kendati mayoritas pertumbuhan kredit mikro mengalami penurunan, namun pihaknya sampai akhir tahun telah menyiapkan strategi khusus untuk menjaga kinerja kredit. Untuk kredit UMKM, Bank Danamon menyiapkan pendekatan disiplin pengelolaan biaya kredit, biaya dana, dan kredit bermasalah.
Sementara untuk segmen mikro, Bank Danamon melakukan mekanisme efisiensi, optimalisasi cabang, dan collection asset khusus. Bank Danamon berusaha mencari solusi bagi para debitur yang selama ini bermasalah.
"Kami perbaiki yang bermasalah. Karena kami ingin berkelanjutan. Kami akan berikan solusi agar bisnis mereka tetap berjalan. Walaupun sebenarnya, NPL kami sebesar 3,2 persen masih dalam kategori standar. Rasio masih cukup baik," jelas dia.
Dia berharap, dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan Bank Danamon pada semester II, dapat meningkatkan pendapatan perseroan hingga akhir tahun. Diketahui, pada semester I/2017, Bank Danamon mampu membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2 triliun. Pendapatan itu naik 18% dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara laba operasional tumbuh 22% menjadi Rp2,9 triliun. Bertumbuhnya laba operasional karena didorong penurunan biaya kredit dan efisiensi pengelolaan operasional Danamon. Di tengah lesunya industri otomotif, perusahaan sayap Bank Danamon masih mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 5% menjadi Rp44,6 triliun.
(akr)