Sri Sultan Resmikan Desa Tegalrejo Jadi Model Desa Wisata Budaya
A
A
A
JAKARTA - Grup Astra melalui Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPA-MDR) bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X pmeresmikan Desa Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul, sebagai Desa Wisata Budaya dalam acara “Pesona Gedangsari”.
"Kecamatan Gedangsari di Gunungkidul ini akan menjadi model pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui potensi desa wisata yang dipadukan dengan budaya,” ujar Sri Sultan dalam keterangan resmi, Rabu (30/8/2017).
Diresmikannya Desa Wisata Budaya Tegalrejo tidak lepas dari kerja sama pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat demi memajukan kabupaten Gunungkidul. Untuk itu, YPA MDR melakukan dukungan dengan bantuan pendidikan sebesar Rp48 miliar, dimana Rp39 miliar untuk Gunungkidul dan Rp9 miliar untuk Bantul.
Dukungan senilai Rp 48 miliar tersebut dalam bentuk pembangunan fisik, pembinaan, pelatihan, bantuan donasi, sarana dan prasana untuk pendidikan atau Astra Untuk Indonesia Cerdas. Ketua Pengurus YPA-MDR, Arietta Adrianti menambahkan pembentukan desa wisata budaya ini merupakan wujud konkrit kepedulian Astra melalui YPA-MDR di Gunungkidul sejak 10 tahun yang lalu.
"Dunia pendidikan mampu berperan dan berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat Gedangsari, khususnya Desa Tegalrejo dimana terdapat 6 SDN, 1 SMPN, dan 1 SMKN Binaan Astra menuju ekonomi kerakyatan," tuturnya.
Peluncuran rintisan desa wisata budaya yang bertempat di Desa Tegalrejo ini diharapkan dapat menjadi wilayah destinasi wisata baru dengan segala potensinya. Seperti Kampung Batik, parade seni dan budaya Gedangsari, kearifan lokal, kerajinan produk dan makanan olahan khas Gedangsari.
Terkait Kampung Batik, dusun-dusun di Gedangsari memiliki para pembatik bersertifikasi, bahkan Kecamatan Gedangsari memiliki motif batik khas yang telah dipatenkan. Maka kehadiran Kampung Batik bisa meningkatkan promosi Gunungkidul hingga taraf internasional, yang tentu juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
Untuk mendukung dan meningkatkan pelestarian batik, sejak 2006, Astra telah membina dan menyiapkan fasilitas laboratorium mini zat pewarna alam di SMKN 2 Gedangsari yang bertujuan menjadi tempat pelatihan para siswa dan masyarakat/UKM batik agar dapat memproduksi sendiri zat pewarna alam tersebut.
"Kecamatan Gedangsari di Gunungkidul ini akan menjadi model pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui potensi desa wisata yang dipadukan dengan budaya,” ujar Sri Sultan dalam keterangan resmi, Rabu (30/8/2017).
Diresmikannya Desa Wisata Budaya Tegalrejo tidak lepas dari kerja sama pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat demi memajukan kabupaten Gunungkidul. Untuk itu, YPA MDR melakukan dukungan dengan bantuan pendidikan sebesar Rp48 miliar, dimana Rp39 miliar untuk Gunungkidul dan Rp9 miliar untuk Bantul.
Dukungan senilai Rp 48 miliar tersebut dalam bentuk pembangunan fisik, pembinaan, pelatihan, bantuan donasi, sarana dan prasana untuk pendidikan atau Astra Untuk Indonesia Cerdas. Ketua Pengurus YPA-MDR, Arietta Adrianti menambahkan pembentukan desa wisata budaya ini merupakan wujud konkrit kepedulian Astra melalui YPA-MDR di Gunungkidul sejak 10 tahun yang lalu.
"Dunia pendidikan mampu berperan dan berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat Gedangsari, khususnya Desa Tegalrejo dimana terdapat 6 SDN, 1 SMPN, dan 1 SMKN Binaan Astra menuju ekonomi kerakyatan," tuturnya.
Peluncuran rintisan desa wisata budaya yang bertempat di Desa Tegalrejo ini diharapkan dapat menjadi wilayah destinasi wisata baru dengan segala potensinya. Seperti Kampung Batik, parade seni dan budaya Gedangsari, kearifan lokal, kerajinan produk dan makanan olahan khas Gedangsari.
Terkait Kampung Batik, dusun-dusun di Gedangsari memiliki para pembatik bersertifikasi, bahkan Kecamatan Gedangsari memiliki motif batik khas yang telah dipatenkan. Maka kehadiran Kampung Batik bisa meningkatkan promosi Gunungkidul hingga taraf internasional, yang tentu juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
Untuk mendukung dan meningkatkan pelestarian batik, sejak 2006, Astra telah membina dan menyiapkan fasilitas laboratorium mini zat pewarna alam di SMKN 2 Gedangsari yang bertujuan menjadi tempat pelatihan para siswa dan masyarakat/UKM batik agar dapat memproduksi sendiri zat pewarna alam tersebut.
(ven)