Mendag dan Pelaku Sawit Siapkan Strategi Hadapi Hambatan Ekspor

Kamis, 31 Agustus 2017 - 21:11 WIB
Mendag dan Pelaku Sawit...
Mendag dan Pelaku Sawit Siapkan Strategi Hadapi Hambatan Ekspor
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan pertemuan dengan sejumlah pelaku usaha sawit untuk memperkuat daya saing komoditas kelapa sawit dan turunannya sebagai komoditas ekspor utama Indonesia. Pertemuan tersebut juga menyiapkan strategi khusus dengan memanfaatkan instrumen perdagangan untuk menangkal hambatan bagi komoditas sawit Indonesia di dalam dan luar negeri.

“Minyak sawit merupakan komoditas yang cukup berpengaruh dalam perekonomian Indonesia, namun akhir-akhir ini menghadapi tantangan yang semakin besar dalam perdagangan internasional. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari semua pemangku kepentingan dalam merumuskan hal-hal yang harus diupayakan untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan peranan sawit kita,” ungkap Mendag Enggar seperti dilansir laman resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Ia menekankan bahwa sesuai amanat Presiden Joko Widodo, tidak boleh ada hambatan ekspor di dalam negeri, termasuk untuk sawit. Sejauh ini, para pelaku usaha mengungkapkan hambatan ekspor dari dalam negeri datang dari mahalnya biaya perbankan, sertifikasi untuk syarat ekspor, pungutan-pungutan daerah, dan kebijakan yang memberatkan pengusaha sawit.

Oleh karena itu, Mendag berjanji segera berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) terkait untuk menyelesaikan hambatan tersebut, seperti dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan. Enggar menguraikan, biaya yang dikeluarkan eksportir sawit di dalam negeri harus ditekan mengingat persaingan harga yang cukup ketat dari minyak sawit dipengaruhi oleh permintaan pasar terhadap minyak nabati dunia.

Minyak sawit Indonesia sendiri merupakan salah satu minyak nabati yang beredar di pasar dunia. “Sementara diversifikasi produk ekspor terus diupayakan, komoditas sawit harus kita prioritaskan untuk menunjang keberlangsungan ekspor nasional kita. Sebanyak 70% sawit kita akan masih masuk ke pasar global. Bahkan dalam lima tahun ke depan kondisi pasar tersebut akan tetap sama. Oleh karena itu sawit harus menjadi prioritas dalam pasar ekspor Indonesia,” sambungnya.

Selain hambatan di dalam negeri, hambatan perdagangan sawit di luar negeri juga perlu diantisipasi dengan strategi yang tidak biasa. Salah satunya, upaya yang harus digalang yaitu promosi terpadu untuk meningkatkan daya saing sawit Indonesia. Berbagai perjanjian perdagangan internasional harus dirancang agar dapat menguntungkan perdagangan sawit Indonesia.

Diterangkan olehnya bahwa Kemendag akan mulai dengan berbagai rencana perjanjian kerja sama perdagangan internasional dengan berbagai negara yang di dalamnya akan memasukkan CPO sebagai komoditas utama. Enggar mengungkapkan bahwa Kemendag akan fokus memacu ekspor ke negara-negara pasar baru dan negara-negara berkembang di mana Indonesia memiliki posisi tawar yang relatif tinggi, seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika bagian selatan.

Adapun, peningkatan ekspor sawit Indonesia akan digenjot antara lain dengan upaya counter trade, promosi terpadu, dan pemanfaatan keberadaan kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, serta pendirian pusat informasi sawit di beberapa negara. Pada pertemuan dengan Mendag tersebut, hadir perusahaan-perusahaan sawit utama seperti Sinar Mas, Asian Agri, Wilmar, dan lain-lain. Sejumlah asosiasi juga turut hadir termasuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6624 seconds (0.1#10.140)