Gudang Garam Jual Anak Usaha USD677 Juta ke Japan Tobacco
A
A
A
JAKARTA - PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu perusahaan tembakau terbesar di Indonesia, telah setuju untuk menjual anak perusahaannya yang sepenuhnya dimiliki oleh Karyadibya Mahardika (KDM) dan distributornya Surya Mustika Nusantara (SMN) ke Japan Tobacco Inc (JT Group).
Seperti dikutip dari Deal Street Asia, Rabu (6/9/2017), penjualan saham ini senilai USD677 juta dan diperkirakan akan selesai pada kuartal keempat tahun ini. JT Group juga akan mengambil alih utang perusahaan sebesar USD323 juta, sehingga total kesepakatan senilai USD1 miliar.
JT Group telah mengembangkan kerajaan perusahaannya dengan melakukan akuisisi. Perusahaan membayar 35 juta euro untuk 98,5% Industri Tembakau Senta pada Mei 2006, dan diinvestasikan lebih dari USD10 juta sejak saat itu.
Pada September 2015, perusahaan tersebut mengumumkan akan membeli hak Natural American Spirit di luar AS seharga USD5 miliar. Saat ini sedang dalam pembicaraan untuk kemungkinan kesepakatan mencapain USD890 juta untuk membeli aset Mighty Corp, pembuat rokok Filipina yang dituduh menghindari pajak dalam miliaran peso.
Di Indonesia, JT Group terutama terlibat dalam bisnis rokok konvensional. Perusahaan tersebut mengatakan, kesepakatan tersebut akan memberikan "skala di tingkat nasional di pasar kretek Indonesia".
"Kami sangat antusias untuk memasuki pasar kretek Indonesia secara nasional dengan memanfaatkan rantai pasokan KDM, termasuk pengadaan dan produksi, serta Jaringan distribusi skala luas SMN," kata Mutsuo Iwai, Executive Vice President dan Presiden Bisnis Tembakau.
"Ini akan menjadi perluasan penting dari jejak geografis kami di pasar negara berkembang untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Terutama, ini adalah akuisisi signifikan pertama kami di Asia Tenggara dan merupakan kesempatan bagus bagi kami untuk lebih mengembangkan bisnis kami di wilayah yang berkembang pesat," imbuhnya.
KDM beroperasi melalui sembilan fasilitas produksi rokok kretek di Jawa dan menjual produknya ke seluruh Indonesia melalui SMN. Kedua entitas mempekerjakan sekitar 7.500 orang.
"Saya yakin bahwa produk kretek dan keahlian lokal KDM yang sangat baik dan platform distribusi SMN yang kuat, bersama dengan pengetahuan internasional JTI, akan semakin memperkuat pertumbuhan kami di Indonesia. Kami berharap dapat menyambut semua karyawan ke dalam organisasi kami," kata Presiden dan CEO JT Group Eddy Pirard.
"Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pasar rokok terbesar kedua di dunia setelah China, yang menjual sekitar 316 miliar batang pada tahun lalu," tambah Pirard.
Seperti dikutip dari Deal Street Asia, Rabu (6/9/2017), penjualan saham ini senilai USD677 juta dan diperkirakan akan selesai pada kuartal keempat tahun ini. JT Group juga akan mengambil alih utang perusahaan sebesar USD323 juta, sehingga total kesepakatan senilai USD1 miliar.
JT Group telah mengembangkan kerajaan perusahaannya dengan melakukan akuisisi. Perusahaan membayar 35 juta euro untuk 98,5% Industri Tembakau Senta pada Mei 2006, dan diinvestasikan lebih dari USD10 juta sejak saat itu.
Pada September 2015, perusahaan tersebut mengumumkan akan membeli hak Natural American Spirit di luar AS seharga USD5 miliar. Saat ini sedang dalam pembicaraan untuk kemungkinan kesepakatan mencapain USD890 juta untuk membeli aset Mighty Corp, pembuat rokok Filipina yang dituduh menghindari pajak dalam miliaran peso.
Di Indonesia, JT Group terutama terlibat dalam bisnis rokok konvensional. Perusahaan tersebut mengatakan, kesepakatan tersebut akan memberikan "skala di tingkat nasional di pasar kretek Indonesia".
"Kami sangat antusias untuk memasuki pasar kretek Indonesia secara nasional dengan memanfaatkan rantai pasokan KDM, termasuk pengadaan dan produksi, serta Jaringan distribusi skala luas SMN," kata Mutsuo Iwai, Executive Vice President dan Presiden Bisnis Tembakau.
"Ini akan menjadi perluasan penting dari jejak geografis kami di pasar negara berkembang untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Terutama, ini adalah akuisisi signifikan pertama kami di Asia Tenggara dan merupakan kesempatan bagus bagi kami untuk lebih mengembangkan bisnis kami di wilayah yang berkembang pesat," imbuhnya.
KDM beroperasi melalui sembilan fasilitas produksi rokok kretek di Jawa dan menjual produknya ke seluruh Indonesia melalui SMN. Kedua entitas mempekerjakan sekitar 7.500 orang.
"Saya yakin bahwa produk kretek dan keahlian lokal KDM yang sangat baik dan platform distribusi SMN yang kuat, bersama dengan pengetahuan internasional JTI, akan semakin memperkuat pertumbuhan kami di Indonesia. Kami berharap dapat menyambut semua karyawan ke dalam organisasi kami," kata Presiden dan CEO JT Group Eddy Pirard.
"Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pasar rokok terbesar kedua di dunia setelah China, yang menjual sekitar 316 miliar batang pada tahun lalu," tambah Pirard.
(izz)